Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar untuk Menyelamatkan Semua Makhluk
Lihatlah, di tengah cuaca yang demikian dingin, puluhan ribu pengungsi tinggal di dalam tenda yang kecil dan tidur di atas tanah. Tubuh mereka basah dan dingin. Meski wilayah perbatasan telah dipasang tirai besi sepanjang lebih dari 30 kilometer,tetapi para pengungsi masih berusaha mengarungi sungai demi menyeberangi wilayah perbatasan. Sungguh, tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kondisi kehidupan mereka. Mereka sungguh menderita.
Kini relawan Tzu Chi telah tiba di Serbia.Meski menghadapi berbagai rintangan ,tetapi mereka tetap menggunakan hati penuh rasa syukur, sukacita, dan tulus untuk bersumbangsih. Meski menghadapi berbagai kesulitan, mereka tetap berusaha mengatasinya. Kontribusi mereka juga telah menyentuh hati Ketua Komisariat untuk Pengungsi dan Migrasi setempat. Beliau sangat meyakini Tzu Chi dan berharap Tzu Chi bukan hanya memberi bantuan jangka pendek di sana. Beliau berharap Tzu Chi dapat memberi bantuan jangka menengah untuk para pengungsi di Serbia.
Kita
juga melihat relawan Tzu Chi menuju wilayah perbatasan Macedonia-Serbia untuk
mencurahkan perhatian bagi para pengungsi. Ada beberapa relawan Tzu Chi yang
terserang flu. Akan tetapi, tidak ada satu pun relawan yang mundur dan berkata,
“Saya butuh istirahat karena terserang flu.” Tidak ada.
Selain itu, karena masa berlaku visa sudah kedaluwarsa,beberapa relawan terpaksa meninggalkan Serbia. Akan tetapi, mereka merasa sangat tidak tega. Contohnya Relawan Yang yang membuka sebuah restoran di Jerman. Restorannya sangat ramai. Akan tetapi, dia tetap keluar dan menetap sehari di negara tetangga, baru kembali lagi ke Serbia. Dia berharap dapat bertambah satu orang di sana untuk mencurahkan cinta kasih.Dialah yang menjadi juru masak untuk menyediakan makanan hangat bagi para pengungsi. Cinta kasihnya sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Kita juga melihat para relawan di Afrika. Mereka bagaikan mutiara hitam yang bersinar terang. Relawan lokal di Durban telah melakukan perjalanan lintas negara ke Swaziland sebanyak lebih dari 40 kali. Banyak orang di Swaziland yang sangat tersentuh melihat ketertiban para relawan dari Durban. Mereka semua sangat bersemangat dan rapi. Melihat ketertiban mereka,seorang pegawai pom bensin dan seorang nyonya pemilik pasar swalayan sangat gembira dan memutuskan untuk bergabung dalam barisan relawan. Mereka ikut menjadi relawan dan bersama relawan kita melakukan kunjungan kasih. Mereka menyadari berkah setelah melihat penderitaan serta sangat giat dan bersemangat.
http://www.tzuchi.or.id/inliners/201603/cm18mrt16(2).jpg
Saya juga sangat berterima kasih kepada sebuah perusahaan Taiwan di Swaziland yang bernama TexRay.Bapak Feng yang merupakan manajer baru di sana sangat terharu oleh kontribusi relawan Tzu Chi Afrika Selatan untuk Swaziland. Bapak Feng ini berkata kepada istrinya bahwa dia ingin membantu relawan Tzu Chi dari Afrika Selatan untuk mengemban misi Tzu Chi di Swaziland.
Pada perjalanan kali ini,relawan kita menerima bantuan dari Bapak Feng. Di sana, kita memiliki peti kemas untuk menyimpan beras bantuan. Akibat terjemur sinar matahari dan terguyur hujan, lama-kelamaan peti kemas menjadi berkarat. Menyadari hal ini, Bapak Feng berinisiatif meminta orang untuk memperbaikinya agar barang bantuan kita di dalam peti kemas tidak terguyur hujan. Setelah mengetahui hal ini, relawan kita ingin membayar biaya perbaikan sebesar 2.000 lebih dolar NT kepada Bapak Feng, tetapi Bapak Feng menjawab, “Saya dan istri saya sudah memutuskan untuk membayar biaya perbaikan ini. Kami hanya berharap kalian dapat lebih banyak membantu orang kurang mampu di Swaziland.” Ini sungguh menyentuh hati. Setiap kali ke Swaziland, perusahaan ini selalu meminjamkan tempatnya kepada relawan kita.
Kali
ini, manajer itu menyediakan sebuah ruang rapat besar yang bertaraf bintang
lima. Para relawan kita sangat tercengang. Ruangan itu bertaraf bintang lima. Relawan
kita sangat gembira karena mereka tidak pernah rapat di ruangan semewah itu. Di
Swaziland, mereka tetap sangat tekun dan bersemangat. Di Swaziland,mereka tetap
sangat tekun dan bersemangat. Mereka tetap mendengar ceramah saya tentang Sutra
Bunga Teratai.
Kali ini, mereka mendengar tentang Perumpamaan Anak Miskin. Mereka memutar video tentang kisah itu dan menonton ceramah saya yang terdapat teks bahasa Inggris. Mereka sangat tersentuh. Mulanya, ada beberapa relawan yang merasa sangat risau dan menderita. Namun, setelah menonton dan mendengar ceramah saya, senyuman mulai muncul di wajah mereka. Asalkan memiliki Dharma di dalam hati,kita dapat membimbing banyak orang. Di mana pun ada penderitaan, Bodhisattva dunia akan muncul di sana untuk memberi bantuan.
Ada beberapa warga Taiwan yang mulanya pergi ke sana untuk berbisnis, tetapi kini mereka turut mengemban misi Tzu Chi. Di sana, mereka menebarkan benih kebajikan.Kini benih-benih kebajikan itu sudah bertunas dan bertumbuh menjadi pohon pahala. Kini relawan Tzu Chi di Durban Kini relawan Tzu Chi di Durban sudah dapat memikul tanggung jawab. Mereka sendiri mengemban tanggung jawab untuk melakukan perjalanan lintas negara. Hingga kini, mereka sudah melakukan perjalanan ke tujuh negara. Banyak orang yang mulanya hidup menderita,kini sudah mulai tersenyum kembali.Inilah kekuatan cinta kasih.
Di dunia ini,tiada hal yang tak dapat kita lakukan selama kita memiliki niat,membangun ikrar dan tekad luhur,membangkitkan Empat Ikrar Agung Bodhisattva,dan mengembangkan Empat Sifat Mulia.Salah satu Empat Ikrar Agung Bodhisattva adalah berikrar menyelamatkan semua makhluk yang tak terhitung. Meski harus menghadapi berbagai kesulitan, mereka tetap bersedia pergi membantu. Lihatlah betapa banyaknya pencapaian mereka. Kini mereka masih mengikuti pelatihan untuk menginspirasi lebih banyak orang. Melihat mereka begitu berdisiplin dan tertib, saya sungguh terharu.
Relawan Tzu Chi tekun dan bersemangat mencurahkan perhatian bagi para pengungsi
Melihat benih-benih kebajikan yang sudah mulai bertunas
Berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Maret 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena,
Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Maret 2016