Ceramah Master Cheng Yen: Berjalan di Arah yang Benar Menuju Jalan Bodhisatwa
Saya melakukan kunjungan mendadak ke Xizhi untuk kedua kalinya. Ketika saya tiba di Xizhi, saya juga sangat tersentuh. Sebelumnya saya tak memberi tahu bahwa saya akan datang. Saya datang secara mendadak. Mereka berkata bahwa pada pukul 6 lebih 2 Bodhisatwa sudah tiba di sana untuk mendekorasi tempat.
Mereka juga tak tahu saya akan pergi ke Xizhi. Ketika saya tiba di sana, ada kegiatan yang sedang berlangsung. Itu adalah kelas menggambar anak-anak. Ketika masuk, saya melihat para ibu berpakaian dengan sangat santun. Tak ada yang berpakaian rok mini. Rambut mereka juga diikat dengan rapi. Meski mereka bukan berpakaian Qipao, mereka terlihat sangat anggun.
Ketika tiba di sana, saya bisa merasakan kondisi sekeliling sangatlah bersih dan sangat rapi. Saya juga masuk ke aula pembabaran Sutra dan menengadahkan kepala untuk melihat apakah mereka menyalakan lampu. Anggota Tzu Cheng yang berada di samping saya berkata, "Master, kami sungguh tak menyalakan lampu."
Saya pun berjalan lebih dekat muntuk melihat lebih jelas. Memang benar. Itu adalah pantulan cahaya dari atap kaca, sangat menghangatkan dan sangat terang. Saya pun berkeliling di sana. Di sekitar sana semuanya sangat rapi. Kemudian, saya berjalan masuk ke posko daur ulang.
“Master, sekarang kawasan industrital mau menerima barang-barang ini, hanya kita yang menerima ini,” kata Wei Li-lan, relawan Tzu Chi.
“Ini barang apa?”
“Ini adalah tempat untuk menyimpan suku cadang elektronik. Sekilo hanya 2 hingga 5 dolar NT. Namun, asalkan ada pabrik yang mau menerima, kami akan mengumpulkannya agar ia tak menjadi sampah,” jawab Wei Li-lan, relawan Tzu Chi.
"Ini semua bahan berkualitas tinggi".
“Ya. Ini semua adalah barang impor. Tzu Chi sungguh patut dipuji. Seorang relawan sehari mendaur ulang 2 kg dan dijual dengan harga kurang dari 10 dolar NT. Namun, kita tetap melakukannya. Kita bisa melihat yang di belakang, jika tak dipilah dan didaur ulang, semua itu akan menjadi sampah.
"Ini semua adalah sampah,” kata Wei Li-lan.
“Perekat di sini harus dibersihkan, barulah ada yang mau menerima.”
“Master, relawan daur ulang ini sudah berusia lebih dari 70 tahun. Dia setiap hari naik bus yang paling pagi untuk datang ke sini dan melakukan daur ulang hingga pukul 3 sore. Yang ini juga merupakan relawan daur ulang yang sudah dilantik dan kemudian menjadi anggota komite. Dia sangat bersungguh hati. Kita harus menggunakan gunting untuk memotong ini. Ini harus dikerok. Harganya 2 dolar NT per kg. Kami benar-benar menyayangi dan melindungi bumi. Kami melakukan ini bukan untuk mencari keuntungan. Kami melakukan ini untuk melindungi bumi,” ujar Wei Li-lan, relawan Tzu Chi.
Baik. Terima kasih kepada kalian.
“Master, bahan plastik di sini bisa begitu rapi dan bersih karena kami memberi tahu orang pabrik bahan jenis seperti apa yang bisa kami daur ulang. Pabrik ini sangat baik. Jika mereka mengirim barang yang kami tak terima, seperti stirofoam, kami bisa meminta mereka mengambilnya kembali. Jika kita menjalin hubungan yang baik dengan mereka, mereka juga akan baik pada kita,” sambung Wei Li-lan, relawan Tzu Chi.
Itu adalah cinta kasih berkesadaran.
“Ya, itu yang Master ajarkan,” pungkas Wei Li-lan.
Mereka melakukannya dengan bersungguh hati dan sangat berbudaya humanis. Ada anggota Tzu Cheng yang berkata pada saya, "Master, Anda harus sering datang ke sini."
"Sejak Master datang waktu itu, kami terus mempertahankan suasana saat itu dan semua orang bekerja sama dengan harmonis."
"Kini, kami setiap hari sangat bersukacita dan berinteraksi dengan baik."
Melihat lingkungan di sana. Saya berkata, "Bapak Yang berjalan di arah yang benar."
Dia berkata, "Ya."
Bapak yang memberi tahu semua orang, "Kita harus mengikuti arah Master."
Ketika berjalan di arah yang benar, berarti itu adalah Jalan Bodhisatwa. Kita bisa melihat Bodhisatwa menyebarkan Dharma di mana-mana. Mereka melakukan tindakan nyata sesuai Dharma. Itu sangatlah menyentuh. Kalian telah mengikuti saya selama puluhan tahun dan penuh dengan pengalaman. Saya berharap kalian dapat membedakan hal benar dan salah.
Selain itu, kalian harus bertutur kata yang benar dan mengoreksi kata yang salah. Dengan demikian, barulah tak akan tersesat jauh. Kita harus menggenggam kesempatan untuk segera mengoreksi kesalahan kita. Pada Bulan Tujuh Penuh Berkah tahun ini, kita menggaungkan semangat berbakti dan pertobatan besar. Kita sungguh harus bertobat setiap hari, tetapi sulit untuk membuat orang-orang di seluruh Taiwan atau seluruh kota untuk mengikuti acara pertobatan besar ini. Sangat jarang ada kesempatan ini. Jadi, pertobatan besar adalah tema kita dalam acara tahun ini. Kita harus berdoa dengan tulus semoga dunia aman dan tenteram.
Cuaca sekarang sangat ekstrem dan menyebabkan banyak bencana di dunia. Kita harus membimbing orang-orang untuk bertobat dengan tulus. Mendengar tentang acara ini, saya berpesan bahwa bertobat bukanlah hanya satu atau beberapa hari saja, melainkan setiap hari. Mengapa kita harus bertobat?
Sebersit niat yang menyimpang, akan membuat kita berbuat banyak kesalahan. Kita harus membimbing orang untuk tidak menimbulkan pikiran yang tak baik. Jika tidak, orang-orang akan melakukan kesalahan dan mengakumulasi karma buruk. Jangan sampai ini terjadi. Kita harus menggenggam setiap kesempatan untuk menyebarkan Dharma. Ini yang harus kita lakukan.
Di belakang Griya Jing Si ada pepohonan cemara. Suatu hari, saya berpikir untuk pergi keluar melihat pemandangan yang hijau dan saya melihat pohon-pohon yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya merasa tinggal di Griya Jing Si sangat beruntung karena ada beberapa Bodhisatwa seniman kebun yang bergantian untuk merawat tanaman. Ada yang membabat rumput dan ada yang memangkas pohon.
Mereka menanam pohon dan merawatnya dengan sangat baik. Saat berjalan di antara pepohonan itu, kita akan menemukan Dharma di sepanjang jalan itu. Saat mendengar para relawan bercerita, kita sedang mendengarkan Dharma. Misalnya, anggota Tzu Cheng yang membantu menata jalan di sana, mereka bisa berbagi Dharma yang mereka rasakan. Mereka terlebih dahulu membentangkan jalan, kemudian berbagi Dharma. Jadi, kita harus melakukannya terlebih dahulu, kemudian baru berbagi pengalaman.
Saya sangat bersyukur. Di dunia Tzu Chi, kita mempraktikkan Dharma terlebih dahulu, kemudian baru berbagi pengalaman kita. Jalan pepohonan cemara itu tak terlalu luas. Mereka merawatnya dengan bersungguh hati. Setiap inci jalan mengandung banyak cinta kasih dan Dharma. Bahkan batu-batu yang mereka tata pun mengandung Dharma di dalamnya. Ini sangat menakbjubkan. Dari mana mereka memperoleh Dharma?
Ini sangat luar biasa. Jadi, jika mau berjalan di jalan setapak ini hingga ujung, dibutuhkan waktu lebih dari 2 jam. Dharma yang mereka bagikan sungguh luar biasa. Saya sangat berterima kasih kepada keluarga besar kita ini. Kita membentangkan setiap inci jalan dengan cinta kasih dan Dharma. Jadi, kita bisa menemukan Dharma di mana-mana.
Kalian harus berbagi Dharma dengan orang yang kalian temui dan membangkitkan tekad seperti para relawan senior 30 atau 40 tahun lalu. Kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia dan menyucikan hati manusia. Inilah harapan saya sekarang. Jadi, semua harus lebih bersungguh hati.
Bekerja sama dengan harmonis dan penuh budaya humanis
Mempraktikkan Dharma dengan tulus
Bertobat atas segala bencana di dunia
Menjalin jodoh baik berlandaskan Dharma
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 September 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 September 2018
Editor: Stefanny Doddy