Ceramah Master Cheng Yen: Berjalan di Arah yang Benar untuk Melenyapkan Kegelapan Batin
Bodhisatwa sekalian, setengah tahun yang lalu, saya datang ke Pingtung pada saat Pemberkahan Akhir Tahun. Kini sudah setengah tahun berlalu. Sekarang adalah musim panas dan cuacanya sangat panas. Saya melihat Bodhisatwa lansia yang berusia lebih dari 80 tahun. Shou-shan juga mendampingi relawan senior datang. Lihatlah, bagaimana dia mendampingi relawan senior. Di usia paruh baya, dia masih termasuk muda. Melihat semua orang sehat, saya sangat gembira. Melihat dia mendampingi relawan lansia dengan begitu penuh perhatian, saya juga sangat tersentuh.
Melihat anggota komite senior, saya sangat senang, tetapi juga merasakan kesedihan yang mendalam. Saya melihat Jing Zhi, Xiu-feng, dan beberapa relawan lainnya telah bersungguh hati menginspirasi orang-orang untuk bergabung dengan kita. Tentu saja, masih ada beberapa relawan senior yang tidak hadir. Ada yang sudah meninggal dunia, ada yang kondisi fisiknya sudah mengalami penurunan. Ada yang penampilannya sudah berubah karena usia lanjut. Masih bisa melihat mereka, hati saya dipenuhi rasa syukur, tetapi juga bercampur kesedihan.
Masih bisa melihat mereka, tentu saja saya sangat senang, tetapi saya sedih karena mereka sudah berusia lanjut. Mereka bagai mengingatkan saya bahwa saya juga sudah tua dan kondisi fisik saya juga sudah mengalami penurunan. Mereka seperti sebuah cermin bagi saya. Jika kalian pernah mendengar saya membabarkan Sutra, saya pernah berkata bahwa kita harus mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan. Kita terus bersentuhan dengan kondisi luar, mendengar apa yang dikatakan orang lain, dan melihat berbagai macam kondisi. Kita harus mengamati semuanya dengan kebijaksanaan.
Dahulu, ketika kemari, saya selalu melihat Jing Li, Jing Chou, dan beberapa relawan senior lainnya. Namun, sekarang sudah semakin sedikit dari mereka yang datang melihat saya dan yang bisa datang, semuanya juga sudah berusia lanjut. Melihat dia masih bisa berbicara dengan sangat jelas, saya merasa sangat senang. Namun, melihat kondisi fisiknya sudah mengalami penurunan, membuat saya teringat diri saya juga sama. Inilah hukum alam dan itu mengingatkan kita untuk menghargai kehidupan.
Saya terus berkata tidak cukup waktu lagi. Masih berapa lama waktu yang tersisa yang bisa kita gunakan? Terkadang, begitu tidak berhati-hati, dalam sekejap, mungkin akan terjadi hal di luar dugaan kita. Dalam 2 hari ini, saya benar-benar semakin tersadarkan. Kita sungguh harus menggenggam waktu dan mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan. Kita datang ke dunia ini tanpa mengetahui dari mana kita datang. Dalam kehidupan ini, sebelum menjalankan Tzu Chi dan mendengar Dharma, mungkin kita menjalani kehidupan tanpa arah yang jelas. Namun, sejak mulai menjalankan Tzu Chi, kita dapat berjalan di Jalan Bodhisatwa.
Sekarang kita bisa memiliki tempat pelatihan ini berkat sumbangsih dari salah satu Bodhisatwa yang telah menyediakan tanah bagi Tzu Chi. Lihatlah, sudah banyak Bodhisatwa yang terinspirasi dan bergabung di sini. Saya sungguh sangat berterima kasih padanya. Ketika naik ke lantai atas, saya melihat Yun-cai, ibu dari dr. Ye. Saya juga sangat berterima kasih padanya. Dia adalah seorang guru dan merupakan anggota Asosiasi Guru Tzu Chi. Dia menyediakan sebidang tanah di Gaoshu untuk dijadikan sebagai posko daur ulang.
Lihatlah bagaimana dia bersumbangsih dengan sukacita. Selain itu, dia sendiri masih sangat tekun dan bersemangat. Dia memanfaatkan waktu dan kehidupannya dengan baik meski sekarang juga sudah berusia lanjut. Seperti yang saya katakan, saya melihat banyak relawan senior selama perjalanan kali ini. Anggota komite senior di Taichung yang paling awal juga sudah mengikuti saya lebih dari 40 tahun. Mereka datang melihat saya dan mengingatkan saya bahwa saya juga sudah berusia lanjut. Mereka juga berkata pada saya, "Master, kita harus membangun ikrar untuk bisa menjaga orang lain. Tidak perlu orang lain yang merawat kita."
Saling memberi perhatian sesama saudara se-Dharma sangatlah menghangatkan hati. Kita semua bergandengan tangan untuk memberi perhatian jangka panjang kepada para lansia yang membutuhkan di komunitas. Meski usia para relawan lebih lanjut daripada para lansia yang mereka dampingi, para relawan tetap bergandengan tangan dan bersatu hati untuk melakukannya. Saya berharap semua orang bisa benar-benar bersungguh hati.
Sepanjang kehidupan kita, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih dan jangan perhitungan. Kita harus mengingat kebaikan orang lain dan bersikap pengertian pada orang lain. Saya sering mengatakan bahwa berkah adalah sukacita yang diperoleh dari bersumbangsih; kebijaksanaan adalah kedamaian batin yang diperoleh dari sikap penuh pengertian. Kalimat ini seharusnya kalian semua dapat melafalkannya. Kalian harus mengingatnya, jangan sampai lupa.
Selain itu, kita harus menghormati langit dan mengasihi bumi serta menghimpun berkah. Dahulu saya juga sering mengimbau kalian semua untuk menjalankan prinsip ini. Setiap kata yang saya bagikan untuk insan Tzu Chi bertujuan untuk menunjukkan arah bagi kehidupan kalian. Saya ingin mengingatkan kepada kalian semua bahwa kita harus memiliki arah yang benar dalam kehidupan. Jika menyimpang sedikit saja, kita akan tersesat sangat jauh. Misalnya, jika saya mengarahkan jari saya lurus ke depan, maka ia akan lurus. Jika saya arahkan sedikit ke samping, maka akan miring ketika bergerak maju. Awalnya, perbedaannya hanya sedikit, tetapi akhirnya akan menyimpang banyak.
Meski kita semua memiliki sifat hakiki yang murni dalam diri kita, tetapi kegelapan batin dapat membawa kita menyimpang jauh dari jalan yang benar. Semoga kalian semua berjalan di arah yang benar dan menggenggam kehidupan dengan baik. Bagaimanapun kondisi masa lalu, kita lepaskan saja. Hal yang benar, kita lakukan saja.
Bersumbangsih dengan sukacita tanpa kemelekatan
Berjalan dengan mantap di Jalan Bodhisatwa
Memberi perhatian jangka panjang kepada para lansia
Menghormati langit, mengasihi bumi, dan menghimpun berkah
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Juli 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie
Ditayangkan tanggal 29 Juli 2018