Ceramah Master Cheng Yen: Berlapang Dada Terhadap Segala Hal
Kemarin adalah hari kedua Imlek. Di Tahun Baru Imlek ini, relawan Tzu Chi yang berada di tempat yang sangat jauh juga berkumpul untuk mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek kepada saya lewat telekonferensi. Saya juga melihat relawan Tzu Chi dari Tiongkok. Suhu udara di sana adalah minus 20 derajat Celsius. Relawan setempat harus menempuh perjalanan sejauh lebih dari 200 km untuk tiba di Harbin.
“Semua relawan Tzu Chi Harbin akan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan. Barang daur ulang menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengalir ke seluruh dunia. Murid Jing Si dari Harbin berikrar dengan hati yang tulus. Kami akan tekun mendengar Dharma, bekerja sama dengan harmonis, tekun melakukan daur ulang, dan merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia. Kami akan menggenggam setiap detik dan melangkah dengan mantap.”
Suhu udara di Liaoning dan Dalian juga minus 10 Celsius. Namun, mereka tetap mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek kepada saya. Selain itu, relawan dari Xinjiang, Qinghai, Guizhou, Gansu, Shaanxi, Chongqing, Yunnan, dan lain-lain, juga berkumpul di Aula Jing Si Sichuan.
“Semua murid Master dari Tiongkok bagian barat mendoakan Master semoga selalu sehat dan panjang umur. Kami akan mengikuti langkah Master untuk menapaki Jalan Bodhisatwa.”
Mereka berkumpul di satu tempat. Ada pula sekeluarga tiga generasi yang menjadi relawan Tzu Chi. Setiap orang dipenuhi sukacita. Setiap orang memiliki kesatuan tekad untuk senantiasa tekun dan bersemangat.
Relawan Tzu Chi di Xiamen juga sangat banyak. Mereka membentuk formasi bunga teratai yang terdiri atas kelopak bunga dan biji teratai. Sungguh indah. Dibutuhkan kerja sama banyak orang baru dapat membentuk formasi seindah itu. Himpunan cinta kasih setiap oranglah yang membentuk formasi seindah itu. Inilah kekuatan cinta kasih. Mereka juga sangat mementingkan pelestarian lingkungan. Selain itu, mereka juga menyosialisasikan pola makan vegetaris. Selain menjaga kelestarian lingkungan, mereka juga melakukan pelestarian batin. Melewati Tahun Baru Imlek dengan cara seperti ini sungguh bermakna.
Ada pula relawan di Dallas,
Amerika Serikat. “Kakek
Guru yang terkasih, Barack Obama Male Leadership Academy telah berdiri 8 tahun.
Kami akan mengikuti ajaran Kakek Guru, tekun mempelajari Kata Renungan Jing Si,
bersumbangsih dengan penuh cinta kasih, dan senantiasa bersyukur. Di tahun 2017, sekolah kami
menerima penghargaan kampus Pita Biru dari Departemen Pendidikan Amerika
Serikat. Selamat Tahun Baru Imlek,” kata Guru dan murid dari Barack Obama Male Leadership
Academy serempak.
Delapan tahun lalu, saat sekolah ini
didirikan, para muridnya sudah mulai berinteraksi dengan Tzu Chi. Relawan Ling
dari Dallas sangat berusaha untuk mengenalkan semangat dan budaya humanis Tzu
Chi. Lalu, kepala sekolah dari sekolah tersebut mengenalkan semangat Tzu Chi
dan Kata Renungan Jing Si kepada para murid di sana.
Tahun lalu, sekolah tersebut menerima penghargaan sebagai sekolah berkualitas, yang disebut kampus Pita Biru dari Departemen Pendidikan AS. “Terima kasih karena telah menghadiri acara syukuran ini. Kita telah menerima penghargaan kampus Pita Biru. Ini adalah penghargaan tertinggi dalam dunia pendidikan,” kata Michael Bland, Kepala sekolah Barack Obama Male Leadership Academy.
Saya sangat berterima kasih atas dukungan dan pendampingan Tzu Chi. Terima kasih kepada relawan Tzu Chi di seluruh dunia. Terima kasih atas pendampingan dan kepercayaan kalian dari sejak sekolah ini berdiri. Dukungan dan dedikasi Tzu Chi terhadap para murid telah mengubah pendidikan nasional di Amerika Serikat, juga telah memperoleh pengakuan dari AS bahkan seluruh dunia. Saya mengasihi kalian. Terima kasih,” imbuh Nakia Douglas.
Anak-anak itu terus bertumbuh
besar. Enam tahun
lalu, mantan kepala sekolah mengajak sekelompok siswa berkunjung ke Taiwan.
Mereka belajar konsep daur ulang Tzu Chi, lalu
mempraktikkannya setelah kembali.
“Kakek Guru yang terkasih, 6 tahun lalu, saya berkunjung ke Taiwan. Kakek Guru, apakah Kakek Guru masih mengingat saya? Nama saya Earl. Setelah pulang dari Taiwan, saya terus melakukan daur ulang. Saya ingin berbagi dengan Kakek Guru tentang sebuah Kata Renungan Jing Si yang membawa pengaruh besar bagi saya. ‘Pelestarian batin haruslah mengakar kuat, barulah pelestarian lingkungan dapat dilakukan secara mendalam.’ Terima kasih atas bimbingan Kakek Guru. Tahun ini saya akan bersekolah di Universitas Stanford. Semoga kelak saya masih dapat pulang untuk bertemu Kakek Guru,” kata Earl.
Mereka sangat berusaha untuk mempraktikkan Kata Renungan Jing Si. Mengetahui bahwa sekolah itu memperoleh penghargaan nasional dan anak-anak memiliki prestasi yang baik, saya sungguh gembira. Kemarin, saat relawan Tzu Chi dari seluruh dunia tengah mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek kepada saya lewat konferensi video, Meksiko diguncang gempa bumi berkekuatan 7,2 SR. Untungnya tidak ada kerusakan besar akibat gempa tersebut. Namun, helikopter yang membawa menteri pergi meninjau kerusakan gempa malah jatuh. Belasan orang di daratan tewas akibat insiden ini.
Guncangan gempa bumi juga telah mempengaruhi sebuah gunung berapi. Intinya, ini adalah ketidakselarasan unsur tanah. Guncangan gempa bumi telah berdampak pada gunung berapi, ditambah lagi helikopter peninjau lokasi gempa jatuh dan menewaskan orang di daratan. Insiden beruntun ini sungguh rumit dan sulit dipercaya.
Kehidupan ini sangat sulit diprediksi. Karena itu, kita harus sangat menghargai setiap detik. Saat berada dalam kondisi tenteram, kita harus bersyukur. Kita harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus.
Lihatlah Meksiko yang diguncang gempa bumi akibat ketidakselarasan unsur tanah. Pascagempa, relawan lokal di Meksiko segera mengabarkan kita bahwa mereka selamat. Kita telah menjalin jodoh baik dengan warga setempat sehingga jalinan kasih kita dan kekuatan kita semakin bertambah. Ini sungguh mengagumkan.
Kita harus senantiasa mencurahkan cinta kasih dan kehangatan kepada orang yang membutuhkan. Dengan bertambahnya relawan Tzu Chi, maka kita akan memperoleh pengalaman yang berbeda. Kita harus merenung dengan saksama tentang arah hidup kita dan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan ini. Untuk itu, kita harus lebih melapangkan hati kita.
Mengucapkan Selamat Tahun
Baru Imlek lewat telekonferensi
Memiliki kesatuan hati dan
tekad untuk melatih diri
Melakukan daur ulang dan
bervegetaris
Berlapang dada terhadap
segala hal
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Februari 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Februari 2018