Ceramah Master Cheng Yen: Berlomba untuk Membangkitkan Kekayaan Batin
Melihat banyaknya bencana yang terjadi di seluruh dunia, terkadang kita merasa sangat tidak berdaya. Setiap hari, siaran berita tentang bencana membuat kita merasa tidak berdaya karena tidak semua tempat dapat kita jangkau.
Namun, lihatlah para insan Tzu Chi. Di tempat yang ada insan Tzu Chi, meski tetap ada banyak orang yang menderita, tetapi mereka dapat tersenyum, menunjukkan bahwa jiwa dan raga mereka tenteram, dan bersyukur.
Kita bisa melihat para insan Tzu Chi di Filipina bersumbangsih dan membagikan bantuan kepada ratusan ribu keluarga demi meringankan kesulitan warga. Para relawan kita bersungguh hati menolong orang yang kekurangan dan jatuh sakit serta bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih.
Sungguh, para insan Tzu Chi bagaikan Bodhisattva yang datang untuk menolong orang-orang dan melenyapkan penderitaan mereka. Ini mengingatkan kita akan keyakinan, ikrar, dan tindakan nyata insan Tzu Chi.
Kita bisa melihat bahwa ke mana pun insan Tzu Chi pergi, mereka selalu memperkenalkan Tzu Chi dan berbagi tentang hal-hal yang Tzu Chi lakukan. Menjalankan Tzu Chi bukan hanya hak orang berada.
Relawan kita juga berbagi tentang semangat celengan bambu serta berbagai aktivitas dan penyaluran bantuan Tzu Chi. Para penarik becak sangat terharu mendengarnya.
“Tzu Chi mengajari saya untuk berbagi. Pada masa pandemi, mereka berbagi doa dengan kami. Kami juga ingin berbagi semampu kami dengan orang-orang yang membutuhkan,” kata Arthur Alano penarik becak.
“Kami tidak boleh selalu menjadi pihak yang menerima bantuan. Saya akan bekerja keras untuk mencari uang agar bisa menolong sesama. Ini karena saya hendak membalas budi Tzu Chi atas bantuan yang diberikan pada kami di masa pandemic,” kata Joan Paralag penarik becak.
Bukankah ucapan mereka membuat kita merasa bahwa dunia ini damai dan tenteram? Mengapa dunia ini tidak bisa damai? Mengapa dunia ini tidak bisa tenteram? Jika semua orang di dunia ini selalu berpikir untuk menolong sesama dan menciptakan berkah bagi dunia, tidak akan ada lagi orang yang kekurangan ataupun berebut sesuatu. Ini bisa terwujud jika semua orang bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan cinta kasih.
Pengusaha setempat juga mengesampingkan status sosial mereka dan bersedia untuk bersumbangsih. Sumbangsih orang berada telah menggugah hati orang biasa. Jadi, orang biasa dapat bersumbangsih, orang kurang mampu juga dapat bersumbangsih. Dengan bersumbangsih, semua orang bisa menjadi orang kaya. Kaya apa? Kaya cinta kasih.
Mereka bukan berebut kekayaan materi, melainkan berlomba untuk berbuat baik. Semua orang bisa berbuat baik bersama. Mereka bersumbangsih dengan tekun dan sungguh-sungguh. Jadi, di dunia ini, semua orang kaya akan cinta kasih. Cinta kasih ini tidak pernah habis. Sebaliknya, semakin kita bersumbangsih, cinta kasih ini akan semakin berlimpah.
Menilik kehidupan kita, kita tidak kekurangan apa pun dan sumbangsih kita tidak terhitung. Hanya diri sendirilah yang tahu pencapaian masing-masing. Jadi, mereka yang luhur memperoleh pencapaian. Keluhuran adalah pencapaian yang kita peroleh setelah bersumbangsih.
Kita hendaknya bersungguh hati membuka dan memperluas Jalan Bodhisattva. Saat kita bertindak secara nyata untuk melenyapkan penderitaan, orang yang menderita mendapatkan bantuan, sedangkan kita yang bersumbangsih memperoleh sukacita dalam Dharma. Dharma mengajari kita untuk bersumbangsih dan menuju arah yang baik. Melihat orang lain terselamatkan, Bodhisattva dipenuhi sukacita. Inilah Jalan Bodhisattva yang kita tapaki.
Bodhisattva sekalian, jika kita menilik kehidupan kita, kita akan menyadari bahwa kehidupan kita sangat bernilai. Kita hendaklah memuji diri sendiri. Intinya, setiap orang hendaklah mengasihi dan memuji diri sendiri. Kita berbuat demikian, orang lain pun berbuat demikian. Jadi, semua orang patut dikasihi dan dipuji. Demikianlah kita menilik kehidupan.
Kita telah melakukan yang seharusnya dilakukan, orang lain pun demikian. Jadi, kita memuji mereka, mereka juga memuji kita. Inilah yang paling indah. Inilah tanah sejuk Bodhisattva. Jadi, pemanasan global tidak akan terjadi. Pikiran manusia akan sejuk, pemanasan global dan perubahan iklim juga tidak akan terjadi.
Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan yang membuat mereka merasa damai dan tenang. Saat hati kita merasa tenang, dunia ini tentu akan terasa sejuk.
Bodhisattva sekalian, mari kita lebih bersungguh hati dalam mendengar hal-hal yang terjadi dan melihat penderitaan di dunia ini. Kita hendaklah berusaha mencari cara untuk menyatukan hati orang-orang serta menghimpun materi dan kekuatan untuk bersumbangsih. Jika hanya mengandalkan diri sendiri, kekuatan kita sangatlah kecil, bagaikan setetes air yang akan langsung mengering.
Namun, jika kita menghimpun tetes demi tetes air di dalam guci, kita dapat memanfaatkan air tersebut untuk mendinginkan pelat besi yang membara.
Meski dunia ini penuh dengan penderitaan, tetapi dengan menghimpun cinta kasih, kita dapat melenyapkan penderitaan. Saya sangat bersyukur melihat ratusan ribu keluarga mendapat bantuan. Dari sini bisa diketahui bahwa dibutuhkan lebih banyak orang untuk saling membantu dan menyemangati guna merekrut Bodhisattva dunia. Saya bersyukur kepada Bodhisattva sekalian.
Mari kita berdoa dengan tulus demi ketenteraman dunia. Semoga kita dapat segera terbebas dari masker agar setiap orang dapat merasa tenang. Untuk itu, kita harus membina ketulusan, menyosialisasikan vegetarisme, dan mengurangi pembunuhan hewan. Yang terbaik ialah berhenti membunuh, bahkan menyelamatkan dan menghargai kehidupan. Jika bisa demikian, barulah kita bisa meredam bencana. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.
Menyelamatkan semua makhluk bukanlah hal yang mustahil
Membangkitkan kekayaan batin dengan berlomba untuk berbuat baik
Kembali pada hakikat yang sempurna dan menumbuhkan keluhuran
Melenyapkan penderitaan di dunia dan membawa kesejukan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 29 September 2021