Ceramah Master Cheng Yen: Berpadu dalam Cinta Kasih demi Seluruh Dunia
Sejak bulan Juni tahun lalu, Portugal dilanda
kebakaran hutan. Hutan yang telah dilindungi selama 700 tahun lebih juga
terbakar. Sekitar 80% dari hutan tersebut hangus akibat kebakaran yang
berlangsung lama. Kantor Ekonomi dan Budaya Taipei di Lisbon mengirimkan surat untuk
meminta Tzu Chi memberi bantuan. Akhir tahun lalu, relawan kita telah
menjangkau Portugal. Yang mereka lihat dan dengar di sana sungguh membuat orang
tidak tega. Wilayah tersebut adalah wilayah pedesaan. Banyak anak muda yang
merantau ke perkotaan. Sebagian besar warga adalah lansia.
Kebakaran membuat mereka sangat takut dan kehilangan segalanya. Mereka tidak bisa bercocok tanam lagi. Selain itu, cuaca juga sangat dingin. Insan Tzu Chi pergi ke sana dengan membawa syal. Saat memperhatikan dan menenangkan mereka, relawan kita juga mengenakan syal kepada para lansia. Relawan kita menenangkan hati mereka dengan penuh kehangatan. Kemudian, kita mencari tahu
tentang kesulitan mereka. Relawan kita
memperhatikan mereka bagai keluarga sendiri. Namun, sesungguhnya ada berapa
banyak korban bencana?
Kita bisa memahami kondisi bencana dengan menjangkau
korban secara langsung, tetapi waktu yang kita miliki terbatas. Karena itu,
kita membutuhkan daftar korban bencana dari pemerintah agar kita bisa
mengunjungi mereka sesuai data yang diberikan dan menunjukkan ketulusan kita.
Menjelang tahun baru, para relawan dari AS dan
Perancis kembali ke Taiwan untuk memberikan laporan. Kita sangat mementingkan
penyaluran bantuan. Beberapa hari yang lalu, sebanyak 40 relawan dari enam
Negara telah pergi ke Portugal. Karena mahalnya biaya pengiriman lewat udara dan
sulitnya pengurusan bea cukai, maka para relawan di Eropa sekalian mengantarkan
barang bantuan saat menjangkau lokasi bencana. Karena itulah, dibutuhkan begitu
banyak insan Tzu Chi.
Ada 40 relawan yang pergi ke Portugal. Barang
bantuan yang mereka bawa adalah syal. Selain itu, mereka juga membawa sedikit
selimut. Kita juga membagikan kupon belanja agar para korban kebakaran bisa membeli
barang kebutuhan mereka. Kita juga membagikan kupon belanja agar para korban
kebakaran bisa membeli barang kebutuhan mereka.
“Inilah barang-barang yang ingin mereka beli dengan kupon
belanja,” kata Chen Ji
Hong, Relawan Tzu Chi AS.
Dalam dua hari ini, kita mengunjungi pemerintah
setempat menemukan dan mempersiapkan lokasi pembagian bantuan, serta mengajak
warga setempat untuk menerjemahkan dan memberi pendampingan. Dengan turut
berpartisipasi, kasih sayang mereka juga terbangkitkan.
“Ini sangat menyentuh bagi saya. Jadi, saya beserta keluarga, termasuk
anak-anak, berusaha membantu Tzu Chi semampu kami di kampung halaman kami,” ujar Carlos, seorang relawan.
“Saya sangat terharu. Tiada yang bisa
saya katakan selain itu. Saya bisa merasakan penderitaan mereka,” tutur Francisco, seorang relawan.
Mereka sangat tersentuh dan bersyukur dari lubuk
hati mereka. Lewat isyarat tangan “Satu Keluarga”, semua orang bisa merasakan
ketulusan kita. Sambil bernyanyi, semua orang bergandengan tangan dan
menyatukan hati dengan harapan bisa mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan.
“Meski sedih, saya juga merasa bahagia karena ada yang masih
mengingat kami. Tzu Chi datang untuk membantu kami. Bagi kami, inilah doa
terbaik,” kata Maria,
korban kebakaran.
“Mereka tidak memahami bahasa kita, tetapi saat mereka menyanyikan
lagu Tzu Chi bersama kita, mata mereka berkaca-kaca. Hati mereka penuh dengan
rasa syukur. Bukankah ini cinta kasih dan perhatian terbaik dari Taiwan?” kata Wang Le-sheng, Perwakilan Kantor
Ekonomi dan Budaya Taipei di Portugal.
“Meski negara yang berbeda memiliki budaya dan agama yang berbeda,
tetapi berkat Tzu Chi, kita bisa bertemu di sini serta saling memahami dan
membantu,” ungkap Rui
Ladeira, Wali kota Vouzela.
Pintu hati yang tertutup sekian lama akhirnya
terbuka. Senyuman pun kembali
menghiasi wajah warga setempat.
“Pertama kali dihubungi Tzu Chi, kami
merasa curiga. Mengapa? Karena kami bertanya-tanya, mengapa orang-orang dari
belahan dunia lain begitu memperhatikan masalah di sini. Bagi kami, itu sangat
mencurigakan. Jadi, pada awalnya, kami berusaha untuk tidak memberi harapan
besar pada kalian. Namun, setelah beberapa kali melakukan kontak dengan Bapak
Chen Ji Hong, kami tak lagi merasakan kekhawatiran dan kecurigaan. Hari ini,
terbukti bahwa kecurigaan kami sepenuhnya salah karena pembagian bantuan kali
ini benar-benar sangat luar biasa. Kegiatan ini tidak terlalu religius. Saya
merasakan cinta kasih dan perhatian. Itu sungguh luar biasa. Saya benar-benar
sangat terkejut. Saya berterima kasih pada kalian semua dari lubuk hati saya atas
pengalaman yang luar biasa ini,” ujar Miguel Torres, Anggota dewan kota.
Pembagian bantuan di Portugal kali ini telah
mendekatkan hubungan orang-orang. Warga setempat juga bersedia membantu kita. Kelak,
Tzu Chi mungkin bisa berkembang di sana jika mereka terinspirasi untuk menjadi
relawan Tzu Chi. Pada saat yang sama, kita juga memberikan pelayanan medis karena
dalam tim yang pergi ke sana juga terdapat dokter dan perawat. Insan Tzu Chi
memberi penghiburan hingga para korban kebakaran bisa berpikiran terbuka dan
melepas beban mereka.
Singkat kata, seperti yang saya ulas dalam
ceramah pagi beberapa hari ini, pikiran adalah pelopor segalanya. Jadi, kita
harus mengembangkan cinta kasih dan memahami bagaimana menenangkan pikiran saat
menghadapi masalah. Ini sangatlah penting. Intinya, ketidakselarasan empat
unsur alam telah menimbulkan berbagai bencana. Di saat seperti ini, yang
terpenting adalah menyelaraskan pikiran serta bermawas diri dan berhati tulus.
Apa pun yang terjadi, kita harus bisa menenangkan pikiran. Jika pikiran manusia
bisa tenang, maka dunia akan harmonis.
Singkat kata, kita harus mawas diri dan tulus.
Setiap hari, kita harus berinteraksi dengan penuh cinta kasih. Ini sangatlah
penting. Agar bisa berpadu dalam cinta kasih untuk mewujudkan dunia yang penuh
kasih sayang, kita harus menghimpun cinta kasih setiap orang. Inilah berkah
bagi dunia.
Kebakaran hutan yang merajalela menghancurkan
tempat tinggal warga
Melakukan survei bencana dengan perasaan senasib
dan sepenanggungan
Mengadakan pembagian bantuan sekaligus baksos
kesehatan
Menenteramkan fisik dan batin serta memberikan
bantuan darurat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Februari 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina