Ceramah Master Cheng Yen: Berpegang Pada Kekuatan Ikrar untuk Membawa Ketenteraman bagi Dunia

“Saya sering mendengar tentang Tzu Chi. Sekitar 18 tahun yang lalu, ada yang meminta saya meminjamkan gedung saya untuk digunakan oleh Tzu Chi. Saya menjawab, ‘Tidak masalah’. Saya sudah pernah mendengar bahwa Tzu Chi dijalankan dengan baik. Tanpa berpikir dua kali, saya langsung menyetujuinya.  Setelah itu, saya perlahan-lahan mencari tahu tentang Tzu Chi. Beberapa waktu kemudian, istri saya bergabung dengan Tzu Chi. Sungguh, saya sangat menghormati Master Cheng Yen. Saya juga sangat menghormati seluruh relawan Tzu Chi. Mengapa? Karena kalian menjalankan banyak misi penting bagi orang yang menderita. Jadi, saya sangat kagum pada kalian. Terima kasih,” kenang Wu Ming-ji, Pengusaha dari Paraguay, berbagi pengalaman.

“Terima kasih, Bapak Wu. Beliau meminjamkan gedungnya pada kami secara gratis selama belasan tahun. Ini sungguh tidak mudah. Kami sangat bersyukur padanya. Namun, beliau memiliki syarat. Jika kami tidak menjalankannya dengan baik, gedungnya tak akan dipinjamkan lagi,” cerita insan Tzu Chi Paraguay.

“Namun, kalian menjalankannya dengan baik,” kata Wu Ming-ji.

“Jadi, kami terus menggunakannya. Kami sangat berterima kasih,” kata insan Tzu Chi Paraguay.


Saya sering berkata bahwa ke mana pun kita pergi dan di mana pun kita tinggal, kita harus membina rasa syukur. Di mana pun kita tinggal, kita harus membawa manfaat bagi warga setempat. Tanpa memandang perbedaan agama dan ras, kita melapangkan hati untuk merangkul semua orang yang menderita. Inilah yang relawan kita lakukan di Paraguay. Jadi, kita hendaknya menginspirasi relawan lokal dan menyebarkan semangat Tzu Chi di komunitas masing-masing. Inilah yang disebut bersyukur. Kita harus seperti pohon besar yang bisa membawa kesejukan bagi orang-orang dan menabur benih cinta kasih. Lahan yang luas butuh banyak orang untuk menggarapnya.

Melihat setiap orang begitu berdedikasi, saya sangat tenang. Insan Tzu Chi Paraguay memiliki tempat berkumpul sekarang. Tanpa tempat ini, para Bodhisatwa tidak bisa berkumpul. Karena itu, saya sangat bersyukur kepada Bapak Wu yang menyediakan tempat sehingga para relawan kita bisa berkumpul. Jika bisa menjalankan misi dengan baik, ladang pelatihan Bodhisatwa ini bisa terus kita gunakan. Asalkan kalian bekerja sama dengan harmonis, pasti ada ladang berkah yang bisa digarap.

Kalian harus bersungguh-sungguh menggarap ladang berkah dan menabur benih. Kalian selalu menjalankan misi Tzu Chi dengan sumber daya setempat. Namun, kalian juga harus memiliki semangat misi untuk menyebarluaskan semangat dan filosofi Tzu Chi. Sebutir benih bisa bertumbuh menjadi tak terhingga. Inilah semangat dalam Sutra Makna Tanpa Batas. Jadi, kita harus bersyukur serta jangan melupakan tahun itu, orang itu, dan niat itu. Kita harus melindungi tekad dan niat kita. Kita juga harus tahu di mana akar kita. Kalian semua adalah insan Tzu Chi generasi pertama. Akar saya berasal dari enam kata yang diucapkan guru saya dalam waktu beberapa detik. Beliau tidak mengatakan apa-apa lagi karena waktunya sangat mendesak.


Beliau (Guru saya) berkata, “Kita memiliki jalinan jodoh yang tidak terbayangkan. Kamu harus menjalankan misi demi ajaran Buddha. Setelah berguru pada saya hari ini, kamu harus menjalankan misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk.”

Guru saya mengucapkannya hanya dalam beberapa detik. Ini untuk memberi tahu kalian tentang akar kita. Janganlah kita melupakan tahun itu, orang itu, dan niat itu. Saya ingin berterus terang pada kalian semua saat ini. Saya ingin memberi tahu kalian, pertama, tentang ketidakkekalan, dan kedua, yang terpenting ialah jangan melupakan niat itu.

Jalinan jodoh saya dan guru saya berasal dari sebersit niat. Waktu yang saya habiskan dengan guru saya juga tidak cukup. Kini saya juga ingin memberi tahu kalian bahwa kita tidak punya cukup waktu dan harus menggenggam waktu. Jika tidak digenggam, jalinan jodoh akan menghilang. Waktu yang berlalu detik demi detik juga mengurangi usia kehidupan kita dan mengubah penampilan kita tanpa kita sadari.

Adakalanya, saat menonton Da Ai TV, saya melihat diri saya 6 tahun yang lalu. Saat itu, mata saya masih jernih dan bersinar. Sekarang, membuka mata saja sangat sulit. Intinya, saya ingin berkata pada kalian bahwa penyakit tidak perlu disembunyikan. Penuaan tidak bisa disembunyikan. Sesungguhnya, jatuh sakit atau tidak, yang mengikuti fase tua dan sakit adalah mati.

Kita harus menggenggam waktu. Jika komunitas tidak tenteram, keluarga juga tidak akan tenteram. Jika unsur alam tidak selaras maka manusia akan mengalami penderitaan. Karena itu, setiap orang hendaknya menjaga keluarga dengan baik. Selain menyucikan hati keluarga sendiri, kita juga harus membimbing komunitas, bersumbangsih di tengah masyarakat, dan menginspirasi dunia.


Ini bagaikan riak-riak air. Setetes air dapat menimbulkan riak yang terus meluas. Ini sangatlah penting. Saya sangat bersyukur kepada insan Tzu Chi. Saya berbagi ajaran yang dapat diterapkan dalam keseharian. Saya berinteraksi dengan insan Tzu Chi dengan kehidupan dan jiwa kebijaksanaan, bukan dengan teori-teori. Sebagai guru dan murid, kita memiliki jalinan jodoh. Jadi, janganlah kita melupakan orang-orang yang bersatu hati dan berpegang pada kekuatan ikrar yang sama. Kita memiliki ikrar yang sama dan berpegang pada kekuatan ikrar ini. Kita juga harus mementingkan tetes demi tetes donasi dan cinta kasih. Kita telah bersumbangsih bagi semua makhluk selama lebih dari setengah abad.

Kini orang-orang tahu bahwa jalan ini ialah Jalan Bodhisatwa. Sesungguhnya, prinsip kebenaran yang Buddha ajarkan ialah membangun ikrar Bodhisattva untuk terjun ke tengah masyarakat. Kini kalian telah menjadi Bodhisatwa dunia dan meneladani semangat Bodhisatwa. Saya sungguh sangat bersyukur. Kita harus bersyukur atas segala hal.

Jalan Bodhisatwa dibentangkan dan diperluas oleh Bodhisatwa dunia. Jadi, kita harus bersatu hati, harmonis, dan saling mengasihi. Menapaki Jalan Tzu Chi bukan sekadar tahu tentang Tzu Chi, tetapi harus bersumbangsih secara nyata. Semoga Jalan Tzu Chi semakin rata dan luas sehingga ajaran yang menakjubkan dari Yang Mahasadar di Alam Semesta dapat meresap ke dalam batin setiap orang dan membasahi ladang batin yang kering. Semoga air Dharma bisa membasahi ladang batin setiap orang.

Seiring berlalunya waktu, usia kehidupan juga berkurang
Meneruskan jalinan jodoh guru dan murid dengan jiwa kebijaksanaan
Berpegang pada kekuatan ikrar yang sama untuk membawa ketenteraman bagi dunia
Menyerap Dharma untuk membasahi ladang batin yang kering

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Juni 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 24 Juni 2019

Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -