Ceramah Master Cheng Yen: Berpegang Teguh pada Semangat Buddha untuk Menyucikan Dunia


“Setelah mendapatkan celengan bambu, setiap pagi sebelum sarapan, saya mengajak keluarga saya untuk ikut menyumbangkan sedikit uang. Saya percaya bahwa makin banyak uang yang terkumpul, akan bisa membantu makin banyak orang,”
kata Xu Jing-xian Murid SJKC Lin Khay.

“Kita bisa membimbing anak-anak untuk beramal besar dengan dana kecil itu. Dari sana, kita juga bisa menyemangati agar anak-anak memiliki kebiasaan menabung dan tahu bahwa kekuatan yang kecil juga bisa membantu banyak orang,” kata Ye Li-fang Kepala SJCK Pekan Lama.

Empat misi Tzu Chi diwujudkan secara nyata. Dunia tidak bisa tanpa misi amal. Di dunia ini, ada yang hidup kekurangan, ada pula yang hidup berkelimpahan. Mereka yang hidup kekurangan sulit bertahan hidup. Yang hidup berkelimpahan tidak tahu bersumbangsih. Jadi, dibutuhkan bimbingan bagi mereka yang mampu untuk menolong warga kurang mampu. Kita hendaknya menggunakan ajaran baik. Berhubung telah menjalankan misi amal selama puluhan tahun untuk membimbing yang mampu, kini kita dapat melihat secercah harapan.

Dunia ini penuh penderitaan. Penderitaan yang terbesar berasal dari penyakit. Setelah misi amal terwujud, kita membangun rumah sakit untuk meringankan penderitaan akibat penyakit. Salah satu yang paling berkesan ialah pada saat rumah sakit mulai beroperasi, ada seorang gadis berusia belasan tahun yang mengalami luka parah pada otaknya. Dia dirawat di ruang perawatan intensif. Pasien pertama yang kita terima adalah pasien dengan luka pada otak.

Selanjutnya adalah Lin Chuan-qin. Dia tertimpa bebatuan. Saat dia dilarikan ke IGD, tubuh bagian bawahnya hancur tertimpa batu. Sangat mengerikan. Saat dia tiba di rumah sakit, tubuh bagian bawahnya sudah hancur. Waktu itu, Lin Chuan-qin terselamatkan, tetapi dirawat sangat lama. Saya sangat bersyukur kepada Dokter Chen Ing-ho yang menjaganya dengan penuh kesabaran.


Saat itu tubuh Lin Chuan-qin harus setengah digantung karena darahnya terus mengalir. Di ruang perawatan intensif, seluruh tubuhnya harus digantung. Jika mengingat kembali hal itu, itu sungguh bagaikan kondisi neraka dunia. Tubuhnya tinggal separuh. Dengan susah payah, dokter menyelamatkan nyawanya. Inilah perjalanan awal misi kesehatan kita.

Mengingat masa lalu, misi amal dan kesehatan sudah terwujud. Dengan berada di arah yang benar sejak awal, kita bisa terus melanjutkannya. Kini, misi budaya humanis kita tengah berusaha untuk menciptakan keajaiban. Badan misi budaya humanis kita tengah menelusuri jejak perjalanan Buddha. Kini, kita tengah menapak tilas perjalanan Buddha dan menelusuri bagaimana orang-orang di masa lalu mencari dan mendapatkan ajaran Buddha. Kita sungguh harus menghargainya karena dunia di masa depan tidak akan tertolong tanpa adanya ajaran Buddha.

Ajaran Buddha tak hanya mencakup perihal psikologi, melainkan juga fisika. Terdapat empat fase dalam tiga fenomena. Jasmani mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati. Pikiran mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Benda-benda mengalami fase pembentukan, kelangsungan, kerusakan, dan kehancuran.


Kegelapan batin yang terbangkitkan dan terakumulasi menyimpan daya rusak. Dengan demikian, manusia mampu membuat penemuan, salah satunya adalah senjata. Senjata sangat menakutkan. Begitu tombolnya ditekan, ia bisa merusak segalanya dari jarak jauh. Sungguh menyeramkan. Jadi, bagaimana kita membimbing hati manusia agar tetap tenang dan menaati norma? Ini membutuhkan kebijaksanaan.

Kita hendaknya memahami kebenaran dengan jelas serta membimbing orang-orang agar hati mereka berada di jalan yang benar. Saya sangat berharap perang Rusia dan Ukraina kali ini dapat kita jadikan contoh dalam pendidikan. Kita juga hendaknya menyosialisasikan vegetarisme. Pola hidup vegetaris dapat menunjukkan cinta kasih yang humanis. Karena itu, saya sangat berharap para ilmuwan dalam bidang fisika ataupun kehidupan bisa menjelaskan pentingnya bervegetaris.

Misi pendidikan kita harus menyampaikan prinsip kebenaran. Prinsip kebenaran memang dalam. Namun, bagaimana agar prinsip kebenaran yang dalam menjadi mudah dimengerti para murid? Inilah yang harus kita usahakan dalam misi pendidikan. Bagaimana agar anak muda dapat berpandangan luas serta bertindak realistis? Kita harus memikirkan caranya. Tentu, pelajaran besar kali ini mengajarkan pentingnya perihal makan. Ini adalah prinsip kebenaran yang nyata. Dengan melenyapkan tabiat buruk dan ketamakan, barulah hati manusia bisa disucikan dan masyarakat yang harmonis dapat tercipta. Kita semua harus bersungguh hati dalam hal ini.


Dahulu, hanya saya yang menjalaninya. Sekarang, pendidikan sudah tersebar luas. Sudah saatnya bagi kita untuk menyatukan tekad dengan memanfaatkan teknologi pendidikan sekarang. Asalkan kita memegang tekad yang sama, tidak ada yang tidak bisa dicapai. Yang penting, kita menyatukan hati dan menyebarluaskan semangat kita.

Janganlah kita terus menunggu. Saat ingin mewujudkan sesuatu, kita harus bersatu dan menggenggam waktu yang ada agar hal itu dapat terwujud lebih awal. Dengan demikian, semangat dan idealisme kita dapat terwujud secara nyata.

Puluhan tahun lalu, saya mempunyai sebuah impian. Saya mengira impian ini tidak akan terwujud. Sekarang, bisa kita lihat bahwa empat misi Tzu Chi berjalan dengan stabil. Apakah ini sudah cukup? Belum. Kita harus membuatnya berjalan dengan kukuh, barulah dapat dikatakan cukup. Asalkan empat misi Tzu Chi berjalan dengan kukuh, setiap misi akan dapat berkembang menjadi tak terhingga dan mewujudkan banyak kebaikan.

Empat misi Tzu Chi harus dikembangkan hingga dapat membawa berkah bagi dunia serta mengubah dunia menjadi tanah suci. Semua ini dapat terwujud asalkan kita memegang tekad yang sama. Saya sangat bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian yang telah menghimpun kekuatan cinta kasih. Terima kasih.

Membimbing mereka yang mampu untuk menolong mereka yang kurang mampu atau sakit
Berpegang teguh pada semangat Buddha untuk menyucikan dunia
Menumbuhkan kebajikan dengan pendidikan yang bijaksana
Mengukuhkan misi untuk mempraktikkan Sutra Teratai

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Juli 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 02 Agustus 2022
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -