Ceramah Master Cheng Yen: Berpegang Teguh pada Tekad dan Memiliki Cinta Kasih Berkesadaran


“Bagian keamanan kami sebenarnya juga punya banyak anggota yang merupakan tenaga alih daya. Saat bersiap pulang ke rumah pada pukul 7, saya melihat seorang tenaga alih daya kita yang tangannya mendekap seorang anak perempuan berusia 2 tahun,”
kata Chen Fang-ji, Direktur Departemen Urusan Umum RS Tzu Chi Hualien.

“Dia berkata bahwa dia baru saja melihat tiba-tiba ada seorang anak yang berlarian di sekitar panggung kami mengibarkan bendera. Ternyata, dia adalah pasien anak di lantai atas yang sedang mendapat izin sakit dari sekolahnya. Namun, ibunya tidak terlihat ada di sana. Staf area parkir kami pun menjadi sangat waspada. Melihat anak ini, dia sangat cemas sehingga langsung menggendong anak ini meskipun harus sambil mengumpulkan tiket,” lanjut Chen Fang-ji.

“Saat saya bertanya mengapa dia melakukan ini, dia pun menjawab bahwa saat bekerja sehari-hari, dia menyaksikan bagaimana anggota tim keamanan lain bekerja. Dia merasa tempat kerja ini bagaikan rumah. Jadi, ketika melihat kejadian ini, dia menganggap bahwa ini juga urusannya dan tidak akan mengabaikannya begitu saja. Alhasil, dia pun meninggalkan pekerjaannya sejenak untuk segera melindungi keselamatan anak kecil ini. Saya merasa sangat tersentuh atas tindakannya itu,” pungkas Chen Fang-ji.

Kita tinggal di dunia ini untuk seumur hidup, tetapi di mana letak nilai kehidupan kita? Hendaknya kita menginventarisasikannya dan mencari tahu sendiri. Jika dalam pekerjaan ini kita sungguh bisa membantu orang, hidup kita bisa disebut bernilai. Kita juga menggunakan hati layaknya orang tua dalam menjalankan pekerjaan Tzu Chi dan menganggap semua orang merupakan orang yang perlu kita perhatikan. Inilah wujud mengasihi.

Orang yang dapat mengasihi sesama juga akan menghargai segala sesuatu serta mencintai apa yang dikerjakan. Inilah yang disebut selaras dengan prinsip kebenaran dalam menghadapi manusia, hal, dan segala sesuatu. Mendengar kesamaan nilai kita semua terhadap orang, hal, dan segala sesuatu, saya merasa sangat senang, terhibur, dan tenang. Selain mengobati penyakit, rumah sakit kita juga memedulikan orang-orangnya, suasana hatinya, dan keluarganya. Jadi, Empat Misi Tzu Chi adalah satu kesatuan.


Saya juga berharap para staf dapat menjadi insan Tzu Chi dan menjalankan pekerjaan dengan semangat misi. Kalian berjaga di tempat kalian masing-masing dan bersumbangsih semaksimal mungkin sesuai posisi. Saya sangat berterima kasih pada kalian. Namun, mendengar kalian menjalankan misi Tzu Chi dengan membangun tekad dan ikrar, saya merasa ini lebih berharga lagi. Jadi, kalian tidak hanya bekerja untuk hidup, tetapi sungguh-sungguh memikul tanggung jawab sebagai manusia dengan menjalankan ikrar untuk mengemban semangat misi.

Semua insan Tzu Chi di dunia disebut sebagai relawan yang membangun tekad dan bersumbangsih tanpa pamrih. Alhasil, yang mereka dapat adalah sukacita, seperti yang katakan bicarakan barusan bahwa kalian bekerja dengan sukacita. Beginilah cara mereka menciptakan nilai kehidupan. Dengan membantu sesama tanpa pamrih, perbuatan relawan tersebut sangat bernilai.

“Yang ingin kami bagikan ialah tentang pelayanan medis di musim dingin. Setelah sampai di rumah sakit, kami menerima tugas pelayanan medis di musim dingin. Pelayanan medis musim dingin dijalankan oleh berbagai rumah sakit di Hualien. Semuanya bergantian ditugaskan secara berkelompok untuk mendaki Gunung Hehuan dan bertugas di sana,” kata Xu Hui-rong, Sopir Tim Keamanan Departemen Urusan Umum RS Tzu Chi.

“Lalu, ketika pertama kali mendaki, kami tinggal di sebuah pondok di Gunung Hehuan yang terbangun dari kayu yang sangat tua dan di temboknya sudah ada sangat banyak lubang. Saat kami tidur di malam harinya, angin dingin berembus masuk. Akibatnya, tidur kami menjadi tidak nyenyak. Ketika tidur, hampir seluruh bagian tubuh kami tertutupi dengan pakaian. Kami mengenakan segala bahan yang dapat menutupi tubuh kami,” lanjut Xu Hui-rong.

Xu Hui-rong melanjutkan “Kita mendaki ke atas demi melayani banyak orang. Demi melihat salju, mereka berbondong-bondong mendaki ke atas gunung, tetapi abai dengan risiko yang ada, seperti kurang memperhatikan kondisi fisik saat mendaki gunung, tidak tahu apakah bisa beradaptasi dengan kondisi gunung yang tinggi atau tidak. Karena saat berada di gunung yang tinggi, penyakit ketinggian adalah penyakit yang paling umum menyerang.”

“Lalu, saat mereka mendengar ada turun salju, mereka semua bergegas mendaki gunung. Jadi, setiap kali melihat salju turun, kita akan merasa sangat khawatir dan bertanya akankah ada sekelompok orang yang segera datang ke posko medis,” pungkas Xu Hui-rong.


Beginilah cara Tzu Chi menginventarisasi nilai kehidupan. Sebenarnya, di mana nilai kehidupan berada? Kita akan tahu setelah berbuat kebaikan dengan cara membantu secara sukarela dan menerima dengan sukacita. Jika selalu berbuat baik secara sukarela, kita akan dipenuhi sukacita Dharma. Inilah yang disebut bekerja secara sukarela dan menerima dengan sukacita. Inilah yang disebut sebagai relawan, sosok yang bersumbangsih tanpa pamrih.

"Saya sangat bersukacita saat melakukannya meskipun sangat lelah." Para dokter tetap mendaki Gunung Hehuan walaupun kondisinya sangat dingin. Saat tiba giliran mereka, mereka akan naik secara sukarela. Meskipun cuaca sangat dingin, mereka tetap berupaya melindungi kehidupan. Ketika orang-orang yang senang mendaki gunung tinggi mengalami kecelakaan di sana, para dokter akan pergi ke sana secara sukarela untuk melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih.

Setiap kali mendapat giliran, mereka sangat sukarela melakukannya. Ketika bertemu suatu masalah, mereka tetap bersikap penuh pengertian. Jadi, ketika melakukan dengan sukarela, mereka menerima segala hasilnya dengan sukacita.

Para Bodhisatwa dunia sekalian, saya memanggil kalian sebagai Bodhisatwa dunia dengan harapan kalian memiliki cinta kasih berkesadaran. Bodhisatwa berarti makhluk yang sadar. Jika manusia tersesat di dunia, itu berarti mereka tidak memahami arah kebenaran sehingga berakhir kehilangan arah. Jadi, kita harus menemukan jalan pencerahan.


Anggota Tzu Cheng dan komite Tzu Chi tentu harus memahami prinsip kebenaran ini. Karena itu, mereka harus terlebih dahulu menjalani pelatihan selama 2 tahun. Dalam 2 tahun itu, kita dapat menyaksikan bahwa penderitaan di dunia sangat banyak. Kita pun dapat menyaksikan bagaimana pahitnya kehidupan orang-orang yang tersesat. Penderitaan itu menyerang baik fisik maupun psikis.

Insan Tzu Chi yang sedang mengikuti pelatihan menyaksikan semua itu dan mendengar sangat banyak cerita soal ini. Cerita-cerita itu bukan karangan, melainkan cerita nyata. Kita bisa mendengar sangat banyak tentang itu. Oleh karena itu, kita harus berwaspada. Cerita-cerita itu menjadi pengingat bagi kita bahwa dalam kehidupan manusia yang nyata ini, dapat membuat setiap langkah menjadi salah. Jadi, kita harus berhati-hati dan waspada. Inilah yang dipelajari dalam pelatihan.

Saya sangat senang ketika semua orang terjun menjalankan misi Tzu Chi lewat pekerjaannya. Kita semua memiliki satu ikrar yang sama, yakni bersumbangsih bagi dunia melalui misi Tzu Chi. Sekali menjadi insan Tzu Chi, selamanya adalah insan Tzu Chi. Kita semua adalah bagian dari keluarga Tzu Chi yang sangat besar. Saya selalu berharap kita semua menganggap Tzu Chi sebagai keluarga dan bersama-sama berikrar untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.

Saya mendoakan kalian semua. Semoga tekad kalian di masa depan lebih teguh. Saya juga berterima kasih pada kalian semua atas dedikasi kalian di Tzu Chi sejak dahulu hingga kini. Semoga kalian senantiasa damai dan tenteram seperti ini.   

Menginventarisasi diri untuk mengetahui nilai kehidupan
Membangun tekad untuk bersumbangsih tanpa pamrih
Bersikap penuh pengertian dan menerima dengan sukacita dalam segala hal
Berpegang teguh pada tekad dan memiliki cinta kasih berkesadaran

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 14 Februari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 16 Februari 2025
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -