Ceramah Master Cheng Yen: Bersabar Menghadapi Ujian dan Menabur Benih Kebajikan

Di seluruh alam semesta, gunung, sungai, dan bumi mengandung kebenaran tertentu. Manusia memiliki sifat hakiki yang murni. Buddha berkata bahwa tidak peduli orang baik maupun jahat, semuanya memiliki sifat hakiki yang murni. Karena itu, setiap orang bisa mencapai kebuddhaan. Dalam ceramah pagi ini, saya juga mengulas tentang Devadatta yang pernah diramal oleh Buddha bahwa ajarannya akan bertahan dalam waktu yang lama dan beliau akan menjadi Buddha berusia panjang. Ajarannya akan membimbing banyak makhluk dalam waktu yang sangat panjang. Mengapa bisa demikian? Karena Devadatta memahami kebenaran di dalam Sutra. Hanya saja, kegelapan batin dan tabiat buruknya membuatnya bertentangan dengan Buddha di setiap kehidupan. Namun, Buddha tidak menganggapnya jahat atau menaruh dendam padanya. Hati Buddha selapang alam semesta. Buddha memahami semua kebenaran di dunia ini. Berkat adanya Devadatta yang menyulitkan perjalanan Buddha, Buddha bisa menempuh jalan-Nya dengan tekad yang tak tergoyahkan dan penuh kesabaran.

Begitu pula dengan Relawan A-xia. Beberapa tahun yang lalu, putra sulungnya meninggal dunia. Dia bisa menerimanya dengan lapang dada. Beberapa bulan yang lalu, putra keduanya tiba-tiba terserang stroke yang sangat serius. Meski sudah sadar, putranya tetap tidak bisa bergerak dengan leluasa. Meski putranya terserang stroke, tetapi dia tetap sangat tenang, sabar, dan tidak tergoyahkan. Inilah yang disebut bersabar dan tidak tergoyahkan. Saat mengulas kalimat ini dalam ceramah pagi, saya langsung teringat akan Relawan A-xia. Dia sungguh merupakan praktisi yang hebat. Orang-orang tidak pernah melihatnya bersedih ataupun berkeluh kesah. Ada orang yang berkata padanya, “Kalian sekeluarga begitu baik dan melakukan begitu banyak hal demi Tzu Chi, mengapa bisa terjadi hal seperti ini?” Dia berkata, “Kami mengemban misi Tzu Chi karena memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi di kehidupan ini.” “Kami mengalami hal seperti ini karena karma kami di kehidupan lampau.”

Ceramah Master Cheng Yen

Lihatlah, relawan yang berusia lanjut ini tidak menerima banyak pendidikan, tetapi bisa memahami kebenaran. Saya sungguh sangat kagum padanya. Setiap kali keluar dari ruang makan, saya selalu melihatnya berdiri di luar dengan penuh ketulusan dan tersenyum pada saya. Dia sungguh pantas dipuji. Saya tidak bisa mendeskripsikannya. Dia sungguh merupakan praktisi yang hebat. Tekad pelatihannya sedikit pun tidak mundur. Dia sungguh mengagumkan. Ada pula orang yang berkata, “Mengalami masalah seperti ini, mengapa kamu bisa begitu tenang dan terus mengemban misi Tzu Chi?” Dia pun menjelaskannya dengan Dharma. Ini sungguh membuat saya sangat tersentuh. Benar, yang harus kita lakukan sekarang adalah menggenggam waktu untuk memahami kebenaran. Sutra menunjukkan jalan. Dengan menjelaskan jalan ini secara sederhana, orang-orang bisa menapaki jalan yang ditunjukkan oleh Sutra ini.

Ceramah Master Cheng Yen

Dalam kehidupan sehari-hari, bukankah kita menapaki jalan ini? Jangan karena sudah pernah meratakan jalan, kita lantas berkeluh kesah mengapa jalan kita masih penuh rintangan. Kita meratakan jalan untuk orang yang berada di belakang kita. Saat melangkah maju, kita akan kembali menemui jalan yang penuh rintangan. Jadi, kita harus terus meratakan jalan. Kelak, kita mungkin akan kembali menapaki jalan yang telah kita ratakan. Seperti inilah orang yang meratakan jalan. Inilah yang disebut melatih diri. Untuk melatih diri, kita harus terus melangkah maju. Mengapa dalam Sutra Bunga Teratai terus diulas bahwa pelatihan diri harus dilakukan dari kehidupan ke kehidupan? Pelatihan diri kita di kehidupan ini tidak akan langsung berbuah. Tidak. Pelatihan diri kita di kehidupan ini baru akan berbuah di kehidupan mendatang. Jika di kehidupan lampau kita mengakumulasi karma  dan tabiat buruk, maka jalan kita di kehidupan mendatang akan tetap penuh rintangan. Karena itu, kita harus membina kesadaran yang jernih. Dharma yang kita pelajari harus kita ingat di dalam hati. Kita harus mengingat dengan jelas tekad untuk mendalami Dharma dari kehidupan ke kehidupan agar dapat memahami kebenaran. Bukan hanya memahami, kita juga harus mempraktikkan kebenaran.

Ceramah Master Cheng Yen

Kita bisa melihat dalam pembagian bantuan musim dingin, semua insan Tzu Chi bekerja sama dengan harmonis. Di bawah cuaca yang sangat dingin, mereka keluar rumah sebelum matahari terbit serta membagi tugas dan bekerja sama. Ada yang segera menyalakan api untuk menyiapkan makanan hangat bagi para lansia yang akan datang untuk menerima barang bantuan di pagi hari. Kita juga melihat mereka menyapu lantai hingga sangat bersih sebagai wujud rasa hormat mereka. Mereka merapikan dan membersihkan lokasi pembagian bantuan. Relawan kita juga membawa kegembiraan bagi para penerima bantuan. Sungguh, inilah cinta kasih. Setiap orang bersumbangsih dengan cinta kasih, inilah harapan kita. Jika setiap orang di dunia ini memiliki hati penuh cinta kasih, bukankah dunia ini akan aman, tenteram, dan penuh berkah? Inilah Dharma. Kita menyebarkan Dharma dan benih kebajikan. Saya berharap setiap orang dapat menapaki jalan kebajikan. Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Intinya, jika kita menuju arah yang benar, maka dunia akan tenteram dan semua orang akan dipenuhi berkah.

Semua makhluk memiliki sifat hakiki yang murni

Praktisi yang hebat bisa bersabar menghadapi berbagai ujian

Mengingat tekad untuk mendalami Dharma

Kekuatan cinta kasih universal membawa kehangatan di musim dingin

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Desember 3016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 23 Desember 3016

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -