Ceramah Master Cheng Yen: Bersama-sama Memberi Perhatian Bagi Korban Bencana

Di Meksiko baru digelar peringatan 32 tahun terjadinya gempa besar. Tak disangka dua jam kemudian, kembali terjadi gempa berkekuatan 7,1 skala Richter. Gempa kali ini juga menyebabkan bencana yang sangat parah. Singkat kata, di dunia ini, ketidakselarasan unsur tanah membuat bencana semakin sering terjadi.

Kita juga melihat di Italia, pada tahun lalu, dalam dua bulan terjadi empat kali gempa bumi yang menyebabkan negara itu mengalami bencana yang sangat parah. Saya berterima kasih kepada para relawan Tzu Chi di Eropa. Relawan Tzu Chi di sana tidak banyak, tetapi mereka semua dapat bekerja sama dengan harmonis. Saat ada kegiatan, mereka akan berkumpul untuk bersama-sama memberi perhatian dan penghiburan serta menyalurkan bantuan. Saya juga berterima kasih kepada relawan kita, Bapak Pfaff dan istrinya. Mereka begitu bersemangat dan tulus. Mereka selalu hadir dalam setiap kesempatan. Meski Bapak Pfaff tidak leluasa bergerak, tetapi beliau tidak pernah tidak hadir. Semangat dan keteladanannya sungguh membuat para relawan di Eropa lebih bersemangat dan kompak. Kali ini, mereka akan membagikan beasiswa yang merupakan program jangka panjang. Meski insan Tzu Chi selalu meminta maaf karena menurut mereka, mereka agak terlambat, tetapi sesungguhnya efektivitas mereka masih jauh lebih tinggi daripada pemerintah.

“Pembagian bantuan kalian kali ini membawa harapan baru bagi para korban bencana. Visso merupakan kampung halaman ayah saya. Insan Tzu Chi bisa datang kemari dan memberi perhatian bagi warga kampung saya sehingga mereka dapat merasakan kehangatan, bagi saya hal ini sangatlah bermakna. Saya sangat terharu,” ucap Giuliano Pazzagnini, Camat Visso.

Di sana juga ada seorang pengusaha yang rela bersumbangsih. Kali ini, beliau juga datang membantu. Kita telah melihat harapan di sana. Pada saat ini kita semua harus memikul tanggung jawab menyucikan hati manusia dan merekrut lebih banyak Bodhisatwa. Jadi, saya terus menyerukan agar kita semua kini meningkatkan ketulusan hati kita dan lebih giat meyosialisasikan pola hidup vegetaris. Ini sangat penting. Semoga di dunia ini, setiap orang di negara mana pun dapat membangkitkan ketulusan.

Kita harus giat mengajak semua orang untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dan terjun bersumbangsih di masyarakat. Ajaran Buddha harus dipraktikkan secara nyata, baru bisa benar-benar menyucikan hati manusia. Ini sangatlah penting. Kebenaran harus ada dalam segala sendi kehidupan manusia, terutama di masa kini. Perbuatan dan prinsip kebenaran harus sejalan. Dengan begitu, barulah Dharma yang kita dengar bermanfaat. Ini sangat penting. Jika Dharma yang didengar tidak digunakan, maka kita hanya senang saat mendengarnya saja, tetapi tetap berbuat sesuka hati setelahnya. Hati kita tetap tidak terbuka. Saat mendengar Dharma, hati kita seakan terbuka, tetapi tidak berselang lama, hati kita kembali tertutup dan kita tetap berselisih dengan orang lain. Kita tidak dapat berlapang dada. Jika begitu, mendengar Dharma sebanyak apa pun juga tetap tidak akan ada manfaatnya dan tak dapat membimbing orang lain. Kepribadian kita tak mampu menginpirasi orang.

Jadi, kita harus sungguh-sungguh melatih diri untuk mengembangkan keluhuran. Keluhuran ini harus didapat. Ia didapat dari Dharma yang kita dengar, lalu kita praktikkan secara nyata. Inilah bagaimana keluhuran dipupuk. Dengan terpupuknya kualitas luhur ini, kita dapat memperoleh kepercayaan dari orang lain. Segala yang kita katakan, baru akan dipercaya dan dipahami oleh orang lain. Singkat kata, Dharma harus kita praktikkan sendiri, baru bisa kita bagikan kepada orang lain. Di masa-masa seperti sekarang ini, waktu sungguh terasa cepat berlalu. Kita harus yakin bahwa di saat-saat ini, Dharma masih ada di dunia.

Lihatlah bencana di Amerika Serikat kali ini. Yang dapat kita jangkau dan lihat belum sampai sepersepuluhnya. Daerah yang bisa kita bantu belum sampai seperempatnya. Cakupannya sangat luas. Jumlah daerah yang terkena dampak parah terus bertambah. Bodhisatwa sekalian, kita harus bersyukur. Para relawan setempat telah bekerja keras selama lebih dari 20 hari. Mereka telah memecahkan rekor jumlah penggerakan dan penghimpunan relawan dalam sejarah Tzu Chi Amerika Serikat. Para pengusaha, warga setempat, dan imigran dari Vietnam juga turut membantu dengan segera. Kita sungguh terharu dan bersyukur. Mereka semua bersama-sama menolong orang-orang yang terkena bencana. Untuk itu, kita harus bergerak dan menghimpun banyak orang agar Dharma dan kebajikan di dunia ini bisa terbangkitkan.

Singkat kata, saat berada dalam kondisi tenteram, kita harus mengingat masa-masa menderita. Taiwan pernah diguncang gempa pada 21 September 1999 silam. Pada saat itu, kita juga mengerahkan kekuatan untuk membantu. Wilayah selatan Taiwan juga pernah mengalami banjir besar akibat Topan Morakot. Saat itu, juga banyak orang mengulurkan tangan. Orang-orang di negara lain pun menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membantu. Di beberapa negara tertinggal sekalipun, warga setempat juga menggalang dana meski hanya satu dolar, dua dolar, satu sen, atau lima puluh sen. Lihatlah, setiap orang membangkitkan dan menghimpun niat baik.

Begitu pula di Tiongkok. Seorang petugas kebersihan yang pernah merasakan cinta kasih Tzu Chi juga bersedia untuk turut bersumbangsih. Setiap hari dia menyisihkan satu yuan ke dalam celengan bambu. Tindakannya ini telah membuatbanyak orang melihat dan memujinya. Perbuatan baik sungguh dapat menyentuh orang. Kehidupan manusia terus berlalu hari demi hari. Kita harus menggenggam kesempatan untuk bersumbangsih dengan tulus agar dapat menyentuh lebih banyak orang. Orang yang terinspirasi pasti tidak sedikit. Bukankah ini yang kita lakukan di masa lalu? Begitu pula dengan sekarang. Saudara sekalian, kita sungguh harus berusaha untuk menyucikan hati manusia. Menggalang dana bukan semata-mata mengajak orang berdonasi, melainkan adalah menggalang hati dan membangkitkan cinta kasih setiap orang.

 

Mengamati berbagai bencana yang terjadi di dunia

Bersama-sama memberi perhatian bagi korban bencana

Relawan Tzu Chi membagikan beasiswa di Italia

Menghimpun tetes demi tetes cinta kasih


Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 September 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 22 September 2017

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -