Ceramah Master Cheng Yen: Bersama-sama Menapaki Jalan Bodhisatwa

”Ini barang bantuan dari Taipei untuk membantu korban Topan Meranti di Penghu. Ada berapa dus semuanya? “Semuanya ada 88 dus,” ucap Xu Jia-sheng, Relawan Tzu Chi.

“Untuk menyurvei lokasi bencana, kami membagi diri dalam dua kelompok. Satu kelompok ke Qimei, sedangkan satu kelompok lainnya ke Wang’an. Bencana alam sangat tidak berperasaan. Kami berharap dengan himpunan kekuatan cinta kasih semua orang ini, kita dapat mencurahkan perhatian bagi warga yang terkena dampak bencana,” ucap Weng Xiu-zhen, Relawan Tzu Chi.

Beberapa bulan terakhir ini, Taiwan diterjang beberapa topan. Pascatopan Nepartak, topan yang kedua kembali menerjang. Topan Meranti merupakan topan berkekuatan besar ketiga dalam abad ke-21 ini. Kekuatannya yang sangat besar mendatangkan kerusakan bagi wilayah selatan Taiwan dan pulau-pulau terpencil lainnya. Karena itu, relawan Tzu Chi segera mencurahkan perhatian. Ada beberapa relawan Tzu Chi yang rumahnya juga mengalami kerusakan kecil, tetapi mereka mengesampingkan kepentingan pribadi demi membantu orang lain terlebih dahulu. Curahan perhatian mereka telah mendatangkan kehangatan dan ketenangan bagi para warga. Semua ini sungguh membuat orang tersentuh.

Bersama-sama Menapaki Jalan Bodhisatwa

Sekelompok besar relawan Tzu Chi berangkat ke Penghu dan Xiao liuqiu untuk mencurahkan perhatian. Tanpa memedulikan angin dan ombak yang besar, mereka menumpang kapal ke sana untuk mencurahkan perhatian. Mengetahui bahwa di sana kekurangan barang bantuan, relawan Tzu Chi di wilayah utara segera mengirimkan barang bantuan ke sana. Setelah menerima barang bantuan, mereka segera mengemasnya untuk dibagikan kepada para warga. Selain di Taiwan, relawan Tzu Chi di Xiamen, Tiongkok, juga membantu membersihkan komunitas akibat terjangan topan. Inilah keindahan lingkungan hidup. Akibat terjangan topan, banyak pohon yang tumbang. Para warga di komunitas bekerja sama untuk membersihkannya. Relawan Tzu Chi juga pergi membantu.

Konfusius berkata bahwa lingkungan hidup yang indah terdapat banyak orang baik. Untuk hidup aman dan tenteram, kita harus memilih tempat tinggal yang terdapat banyak orang baik. Jika ada banyak orang baik dan bersedia membantu sesama, maka itulah tempat ideal bagi kita untuk menetap di sana. Jika seseorang tidak tahu bagaimana cara memilih tempat tinggal yang baik, maka itu adalah orang yang kurang bijaksana. Kita hendaknya memilih tinggal bersama orang-orang yang baik hati, bersahabat, dan memiliki kesatuan tekad untuk melakukan kebaikan. Contohnya relawan Tzu Chi yang selalu melakukan hal-hal baik. Prinsip kebenaran dapat mengubah kehidupan seseorang.

Kita dapat melihat Relawan Jiang. Dia sendiri mengatakan bahwa dahulu dia hidup menyimpang.

”Dahulu saya hidup menyimpang. Saat matahari terbit, saya pergi tidur dan baru bangun saat sudah malam hari,” ucap Jiang Jian-min, Relawan Tzu Chi.

Kini dia sudah kembali pada jalan yang benar. Setelah memahami prinsip kebenaran, dia mulai berjalan di jalan yang benar. Dia telah mendalami prinsip kebenaran. Di dalam keluarga Tzu Chi, dia menaati 10 sila sebagai Tzu Cheng. Keluarga besar Tzu Chi telah menginspirasinya untuk memperbaiki diri dan bekerja keras. Dia bekerja sebagai penjaga keamanan. Dia memilih bekerja sif malam. Saat orang datang berganti sif di pagi hari, dia akan memanfaatkan waktu untuk pergi mendengar Dharma. Meski datang terlambat, mendengar ceramah selama 10 menit atau 20 menit saja, dia sudah merasa sangat gembira.

“Hati yang bertobat dan ingin menebus kesalahan memberikan dukungan terbesar bagi saya. Ajaran Master sangat mudah untuk dipraktikkan. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, kehidupan saya berubah total. Sekarang dipikir-pikir, pola kehidupan saya sebelumnya sungguh konyol. Sekarang saya memotivasi diri dengan pikiran untuk bertobat dan belajar,” ucap  Jiang Jian-min, Relawan Tzu Chi.

Yang paling patut dipuji adalah pekerjaannya sangat keras. Sebagai petugas keamanan, dia tidak dapat tidur sepanjang malam. Namun, pada pagi hari, meski hanya mendengar Dharma sekitar 10 hingga 20 menit, dia tetap akan datang.

“Karena saya orang yang berkemampuan tumpul, saya harus berusaha keras untuk belajar. Meski hanya mendengar sebentar, satu ajaran Master dapat membawa manfaat besar bagi saya,” ucap  Jiang Jian-min, Relawan Tzu Chi.

Di pagi hari, dia juga berpartisipasi dalam kegiatan Tzu Chi. Master sering berkata bahwa kita jangan menunjuk jari sambil memberi perintah, tetapi hendaknya memberi rangkulan dengan tangan kita.

“Sebagai ketua Xieli, apa saya hanya memerintah orang bekerja? Sebagai ketua Xieli, saya harus menjadi teladan. Jika saya hanya memerintah orang untuk bekerja, itu tidak benar,” ucap Jiang Jian-min, Relawan Tzu Chi.

“Sepulang kerja dia masih melakukan daur ulang di sini. Ini sungguh mengagumkan. Dia sudah menjadi ketua Xieli sebanyak 3 periode. Dia orang yang sangat ramah dan giat berkontribusi bagi Tzu Chi. Dia sangat bersungguh hati dan giat bersumbangsih di Tzu Chi,” ucap Yang Yi-yi, Relawan Tzu Chi.

“Dia juga menjalin hububungan yang baik dengan para anggotanya. Dia juga bekerja dengan baik. Karena itu, dia menjadi ketua Xieli selama 3 periode,” ucap Zhang De-jiong, Relawan Tzu Chi.

Orang-orang sangat memujinya. Apakah kalian percaya dahulu dia pernah berjalan menyimpang? Setelah mendalami Dharma, dia mulai kembali ke jalan yang benar. Setelah mempelajari prinsip kebenaran, dia menyerapnya ke dalam hati dan menerapkannya dalam keseharian. Hanya di alam manusia kita dapat mencapai kebuddhaan dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Akan tetapi, jika menciptakan karma buruk, maka kita akan terlahir di alam neraka, alam setan kelaparan, dan alam binatang. Karma buruk yang kita ciptakan di alam manusia kelak akan menjadi buah karma yang mengondisikan kita terlahir di lima alam lainnya.

Inilah ajaran Buddha. Dengan sangat jelas, Buddha mengajarkan kepada kita  untuk melampaui alam manusia dan alam surge dan menjauhkan diri dari tiga alam rendah. Buddha mengajarkan kepada kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Ya, menapaki Jalan Bodhisatwa berarti bersumbangsih tanpa memiliki pamrih, menciptakan berkah bagi dunia, dan memperoleh kebijaksanaan dalam hidup. Kita dapat mengubah jalan di dunia ini menjadi Jalan Bodhisatwa. Jalan yang dibentangkan dengan penuh cinta kasih adalah Jalan Bodhisatwa. Selain itu, kita juga harus merangkul semua makhluk. Ini disebut memperpanjang tali kasih sayang. Tali kasih sayang ini hendaknya dipertahankan dari kehidupan ke kehidupan.

Mengarungi lautan untuk mencurahkan perhatian dan mengantarkan barang bantuan

Lingkungan hidup yang baik terdapat orang yang memiliki kesatuan tekad

Memperbaiki  diri dan mempraktikkan Dharma lewat tindakan

Membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 September 2016

Sumber: Lentera Kehidupan- DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 25 September 2016

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -