Ceramah Master Cheng Yen: Bersama-sama Mengemban Hati Buddha dan Tekad Guru


Segala sesuatu bisa dicapai seiring berjalannya waktu. Ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan jauh. Namun, kita memiliki cinta kasih dan tekad. Kita meneruskan jalinan kasih ini dan menumbuhkan cinta kasih di hati kita sehingga kita bisa memperluas cinta kasih universal dan menjalin tali kasih yang langgeng. Kita harus bersyukur. Saya sangat berterima kasih kepada kalian semua.

Kita harus saling bersyukur dan menyatukan hati kita. Bersyukurlah kepada orang-orang yang kita bantu karena berkat merekalah, kita menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Jadi, kehidupan kita benar-benar dipenuhi berkah. Saya sendiri juga berpikir bahwa saya begitu penuh berkah. Sesungguhnya, ini semua berkat para relawan. Kalian semua mendukung sepenuhnya hal yang ingin saya lakukan dan mengambil tindakan nyata. Saya ingin kalian menapaki Jalan Bodhisatwa karena ini juga merupakan harapan besar saya, yakni "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk".

Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk adalah nasihat sederhana dari guru saya, tetapi saya tidak mampu melakukannya sendiri. Saya sangat memperhatikan hal ini. Saya tidak mampu melakukannya seorang diri. Saya membutuhkan bantuan orang-orang, yaitu kalian semua. Di depan saya, ada begitu banyak orang yang datang dan membentuk sekelompok relawan. Sekelompok orang ini memahami tekad saya. Kita bekerja keras dengan sungguh-sungguh demi ajaran Buddha, demi semua makhluk.


Saat melakukan kunjungan kasih, kita membantu dan mendampingi mereka. Kita tidak hanya memberikan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari, melainkan juga berpikir tentang cara membimbing anak-anak mereka. Saat membimbing anak-anak, kita berusaha menjaga martabat mereka sehingga mereka bisa menerima bantuan tanpa rasa takut dan khawatir. Ketika kita sungguh-sungguh membantu dan mendampingi mereka, kita telah mengembangkan cinta kasih yang tulus. Inilah yang ingin saya katakan.

Kalian memiliki sesuatu yang saya sebut sebagai inti sel berkah dan kebijaksanaan. Untuk menciptakan berkah, kita harus melihat penderitaan. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Di manakah letak penderitaan ini? Kita harus melihat dengan mata sendiri, mendengar, dan bersentuhan langsung dengannya agar bisa membangkitkan cinta kasih dalam hati kita. Ini adalah inti sel dari berkah dan kalian sudah membukanya.

Kini, saatnya kita mengembangkan kebijaksanaan. Dengan memiliki kebijaksanaan, kita tidak bisa hanya terus memberi. Mereka akan berpikir bahwa ini sudah seharusnya dan akhirnya muncul ketamakan dalam hati mereka. Ketika prinsip cinta kasih hilang, mereka mengira semua yang diberikan sudah seharusnya. Mereka mungkin berpikir, "Saya tidak meminta, kalian yang bersikeras ingin membantu saya." Kemudian, mereka menjadi "anak yang malang".


Dalam Sutra Teratai, ada perumpamaan tentang anak yang malang. Buddha memberi tahu kita bahwa makhluk awam bagaikan anak yang malang. Meski memiliki seorang ayah yang kaya raya, dia tidak tahu rasa sayang ayahnya terhadap dirinya. Inilah perumpamaan tentang anak yang malang.

Ada juga perumpamaan tentang rumah yang terbakar. Orang-orang tidak menyadari berkah yang dimiliki. Mereka tidak mengerti cara menciptakan berkah dan tidak memiliki kebijaksanaan. Mereka bagaikan tinggal dalam rumah yang terbakar, hanya bisa terus mengejar nafsu keinginan dan keuntungan pribadi. Bagaimana kita bisa menyalurkan cinta kasih? Ini benar-benar sangat sulit. Kita memperindah tindakan kita dengan mengatakan, "Aku telah melakukan perbuatan baik. Aku telah banyak bersumbangsih." Namun, kita masih berpusat pada "aku".

Saya sering mengatakannya akhir-akhir ini dan kalian harus mendengarkannya. Saya sering mengatakan bahwa setiap orang memiliki keakuan dan terpaku pada diri sendiri. Mereka tidak terlalu memikirkan orang lain atau mengarahkan fokus pada kepentingan bersama. Untuk berfokus pada "aku universal", dibutuhkan sikap "tanpa ego", sedangkan memiliki keakuan berarti berkutat pada ego. Tidak mementingkan diri sendiri berarti menjadi "aku universal". Jadi, untuk melepaskan keakuan memang tidaklah mudah. Ini juga sulit dijelaskan. Saya belum mengatakan hal ini. Jalinan jodohnya baru menjelang matang, tetapi saya sudah berumur. Jalinan jodoh ini juga akan segera berlalu. Akhir-akhir ini, saya merasa bahwa hukum alam pasti akan datang. Namun, sulit bagi jalinan jodoh untuk matang.


Setelah melihat peta dunia, saya berpikir, "Dari banyak lokasi di dalam peta, lokasi mana yang harus saya pilih untuk dibantu?" Jika kalian sering mendengar ceramah saya, akhir-akhir ini saya sering berbicara tentang peta dunia yang ada di depan saya dan bola dunia yang terus-menerus diputar. Walaupun lautan dan langit sangat luas tanpa sekat, seseorang tetap dapat tersesat di lautan ataupun di langit. Sedikit penyimpangan dapat membuat kita jauh tersesat. Ini sama halnya dengan perjalanan laut. Bagaimana kita bisa sampai ke tepi pantai? Kita mungkin tersesat di tengah lautan. Langit lebih besar dan luas sehingga kita akan lebih mudah tersesat di sana.

Buddha memberi tahu kita bahwa terdapat lima atau enam alam kehidupan di dunia ini. Intinya, kelima alam ini tidak terlepas dari hati dan pikiran kita. Jadi, saya berharap semua orang dapat lebih banyak mendengarkan Dharma dan tidak menyimpang darinya. Saya juga berharap para relawan dapat menyebarkan semangat Tzu Chi.

Semangat Tzu Chi ialah mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan dan melangkah di jalan kebenaran dengan mantap. Kita harus sering menceritakan kisah-kisah bagaimana kita berusaha menginspirasi orang-orang, bagaimana kita dengan sungguh-sungguh mengajak orang-orang menjadi Bodhisatwa dunia, bagaimana Tzu Chi terjun ke masyarakat untuk menolong orang yang menderita dan mengubah kehidupan mereka. Inilah yang disebut semangat Bodhisatwa.  

Melihat penderitaan, menyadari berkah, dan memperluas cinta kasih
Bersama-sama mengemban hati Buddha dan tekad Guru
Kebijaksanaan tanpa ego memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain
Membuka dan terus melangkah di Jalan Bodhisatwa  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Agustus 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 30 Agustus 2022
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -