Ceramah Master Cheng Yen: Bersama-sama Mengerahkan Potensi Kebajikan

“Kalau di rumah hampir selutut, kalau di luar ini hampir seleher. Dalam rumah sih habis lah semua dari bangku, kulkas, ya habislah terendam banjir,” kata Indah warga terdampak banjir.

“Pagi-pagi kita sudah mengumpulkan semua relawan, ada tim konsumsi, ada yang mempersiapkan bahan-bahan konsumsi, ada yang membungkus nasi, nah kemudian ada yang terjun ke lapangan berupa tim tanggap darurat,” kata Wardi relawan Tzu Chi.

“Saya senang didatangi Buddha Tzu Chi dan terima kasih pada Buddha Tzu Chi,” kata Yarnima kepala lingkungan Kelurahan Mandailing.

“Para relawan saya sangat gan en pada mereka. Mereka tidak gentar ya, berendam dari jam satu siang sampai sekitar jam enam,” pungkas wardi.

Bodhisatwa muncul di dunia ini. Saat ini alam tengah mengirimkan sinyal peringatan. Kini kita telah memahami bahwa perubahan iklim terus terjadi dan penyebab utamanya ialah pikiran manusia. Saya juga sering mengatakan bahwa menyucikan hati manusia  harus dilakukan dengan tindakan nyata untuk membimbing orang. Jika hanya mengandalkan saya untuk terus berbicara dan kalian hanya mendengar dan semata-mata tahu, tetapi setelah tahu dan paham, kalian tidak menjalankannya, maka jalan kita tidak benar-benar menyatu dengan Dharma.

Singkat kata, saya berbicara, semua orang menjalankan. Karena itu, saya harus berterima kasih. Saya hanya berbicara dan tak dapat melakukan sendiri, tetapi kalian mampu menjalankan dan kembali bercerita. Ini karena kalian menjalankan praktik nyata dan menapaki jalan ini. Inilah yang paling nyata. Kalianlah yang menjalankannya secara paling nyata dan merasakan sendiri kesan dalam batin. Kalian sendirilah yang mencari dan membangun dunia batin ini.

“Selamat pagi, Paman,” kata Chen Yuan-shan relawan Tzu Chi

“Mau ke mana pagi-pagi sekali?”

“Mengantar para relawan lansia melakukan daur ulang,” jawab Chen Yuan-shan.

“Satu botol ini bisa menolong banyak orang. Satu botol saja sudah bisa menolong seluruh dunia. Saya tidak merasa lelah, sangat bahagia,” kata relawan lansia.

“Saya tak akan mengabaikan satu tempat pun. Saya berharap semua orang dapat ikut bergerak. Bakul beras bagi dunia ini sungguh berat. Jadi, setiap ada kesempatan, kita selalu mendorong orang-orang untuk melakukan daur ulang,” kata Chen Yuan-shan.

“Dia berkata pada saya, ‘Bagaimana kalau kita lakukan di posko daur ulang?’ Saya pun setuju. Semakin banyak orang, semakin banyak kekuatan. Semua orang melakukannya bersama-sama,” kata Wu Chun-ye relawan Tzu Chi.

 

Dalam setiap langkah perjalan ini, semua orang saling mendampingi. Inilah yang disebut menggalang Bodhisatwa dunia. Para relawan terus membimbing relawan baru. Sungguh banyak kisah yang menyentuh. Saya juga berharap perjalanan Tzu Chi ini dicatat.

Dalam dua tahun ini, saya selalu merasa bahwa Tzu Chi telah melakukan banyak hal di Taiwan dan semua itu patut didokumentasikan. Segala yang telah Tzu Chi lakukan di Taiwan hendaknya dicatat. Semua orang adalah pelaku sejarah. Para pelaku sejarah Tzu Chi ini telah bergerak sejak awal untuk terjun bersumbangsih dengan tulus.

Dengan kekuatan cinta kasih, kalian menyediakan rumah atau lahan bagi Tzu Chi serta mendedikasikan hidup kalian. Jadi, banyak orang yang telah mendedikasikan diri untuk menjalankan Tzu Chi. Semua orang melakukannya tanpa mengharapkan balasan atau pujian. Mereka juga tidak membanggakan diri atas apa yang mereka lakukan.

Selama lebih dari 30 tahun, tekad kita selalu sama. Kalian semua terus mendedikasikan diri dalam misi pelestarian lingkungan dengan sungguh-sungguh dan tanpa pamrih. Selain itu, saat saya mulai menggalang dana untuk pembangunan rumah sakit dan sebagainya, semua orang mendukung mulai dari menjadi donatur hingga akhirnya menjadi anggota komite atau anggota Tzu Cheng untuk menjaga Tzu Chi. Tanpa kalian semua, bagaimana mungkin ada hari ini?

Kini saya berharap kalian semua mencatat semua sejarah hidup yang telah kalian lewati. Ini adalah nilai bagi kehidupan kita seumur hidup ini. Tanpa semua hal yang telah dilakukan ini, kehidupan kita hanya semata-mata mengikuti siklus lahir dan mati. Di antara kelahiran dan kematian ini, waktu kehidupan berlalu sia-sia. Terlebih lagi, jika kita tersesat dan menciptakan karma buruk, noda dan kegelapan batin akan bertambah.


Hukum sebab dan akibat ini bukan tidak ada. Kita harus meyakininya. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, kehidupan kita berubah. Kita menjalankan praktik nyata untuk mengembangkan berkah dan kebijaksanaan serta menciptakan berkah bagi masyarakat dengan bersumbangsih tanpa pamrih.

Kini alam tengah mengirimkan sinyal peringatan. Pelestarian lingkungan tidak boleh tidak dijalankan. Hati manusia tidak boleh tidak disucikan, alam ini harus senantiasa dilindungi, dan udara harus dijaga kebersihannya. Inilah yang tengah kita lakukan. Bukankah tiga hal ini tengah kita lakukan? Jadi, yang terpenting ialah kita harus melakukan hal yang benar dan mengedukasi masyarakat internasional.

Pelestarian lingkungan bukanlah slogan semata. Ini harus dipraktikkan secara nyata. Kita melakukan daur ulang dan mengolah kembali barang yang tidak terpakai. Kita mendaur ulang barang agar bisa digunakan kembali, bukan ingin menjualnya demi mendapatkan uang. Bukan begitu.

Tujuan kita ialah mendaur ulang barang untuk diolah dengan teknologi yang lebih tinggi sehingga bisa menjadi bahan baku kembali. Bahan baku ini kemudian diolah kembali menjadi barang lain. Ini seharusnya dapat kita pahami. Ini sungguh tidak mudah. Semua ini membutuhkan kebijaksanaan. Ini juga menunjukkan bahwa di dunia ini tiada sesuatu pun yang tidak berguna. Tiada sesuatu pun yang tak dapat diolah dan digunakan kembali. Jadi, kita kembali memanfaatkan barang-barang itu. Saya sungguh bersyukur. Inilah kebijaksanaan.

Selain itu,  semua orang bersumbangsih dengan hati yang murni dan bukan demi kepentingan pribadi, melainkan agar orang lain dapat turut terinspirasi. Kalian terus mengembangkan kebijaksanaan untuk membuat kreasi yang belum pernah ada. Ini kita lakukan untuk menginspirasi orang lain.

“Saya berkata kepada Bodhisatwa bahwa jika saya memang harus pergi, biarkan saya pergi. Jika waktunya belum tiba, biarkan saya cepat sembuh. Saya akan melakukan daur ulang untuk menyelamatkan Bumi dan membawa manfaat bagi semua orang. Saat melakukannya, suasana hati juga lebih baik,” kata Xu Chun-mei relawan Tzu Chi.

“Master bilang kita harus segera berbuat. Lakukan saja. Saat berbuat baik, suasana hati juga baik,” kata Chan Li-ying relawan Tzu Chi.

“Saat melewati hari bersama-sama, semua orang sepertinya merasa lebih relaks. Saat dikelilingi orang baik, tubuh juga akan baik. Batin juga lebih memiliki sandaran,” kata Zhao Jun-mei relawan Tzu Chi.


“Setelah bangun tidur, saya selalu ingin datang kemari untuk melakukan daur ulang. Setelah melakukannya, semua orang sangat gembira. Tubuh pun sepertinya semakin sehat. Kami sudah lanjut usia. Berapa tahun lagi sisa waktu kami? Berhubung sudah tua, kami justru harus berbuat dengan sungguh-sungguh,” kata Lin Shui relawan Tzu Chi.

“Di antara dana Dharma, dana materi,dan dana ketenteraman, kegiatan daur ulang adalah dana ketenteraman. Dalam melakukan daur ulang, tidak perlu mengharapkan pahala atau balasan. Beraktivitas dan bergerak sedikit juga sudah sangat bermanfaat bagi tubuh kita,” kata Yang Jin-zuo relawan Tzu Chi.

Lihatlah, mereka menginspirasi para lansia untuk mendayagunakan tangan dan pikiran. Sungguh, segala sesuatu di dunia mengandung Dharma. Setiap tindakan dan perbuatan mereka  juga mengandung Dharma. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus sungguh-sungguh menumbuhkan kebijaksanaan lewat kegiatan daur ulang. Kalian menghargai sumber daya alam dan menumbuhkan kebijaksanaan. Saya sangat berterima kasih.

Dalam kehidupan ini, saya sangat penuh berkah. Saat saya mengatakan ingin melakukan apa, ada banyak orang yang bersama-sama mengerahkan kebijaksanaan dan potensi untuk mewujudkannya. Mengenai apa itu pelestarian lingkungan, mereka juga memberi edukasi kepada orang banyak. Mereka juga mendampingi para warga lansia di masyarakat dan mengajak para lansia ini berkegiatan demi mendayagunakan pikiran dan tangan mereka sehingga mereka tidak merasa bosan. Ini juga sangat bagus.

Saya mengatakan demikian, bukan berarti ingin berkata bahwa lansia tidak berguna, melainkan para lansia juga sangat berharga. Saya sendiri juga termasuk lansia. Kita harus mengerahkan kelebihan kita sebagai lansia.

Singkat kata, warga paruh baya hendaknya mendampingi para lansia dan membimbing kaum muda. Bersemangatlah dalam hal ini. Banyak hal yang patut disyukuri. Terima kasih, semuanya.

Menjalankan praktik nyata sesuai Dharma
Bersumbangsih tanpa pamrih mengerahkan potensi
Para lansia mengumpulkan sumber daya alam dan menghargai berkah
Bersama-sama memberi manfaat bagi masyarakat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Desember 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 24 Desember 2020 

Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -