Ceramah Master Cheng Yen: Bersama-sama Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan

Kunjungan saya sebelumnya dengan kunjungan kali ini berjarak setengah tahun. Sesungguhnya, waktu berlalu sangat cepat. Meski waktu berlalu dengan sangat cepat, tetapi lewat kisah yang dibagikan relawan kita, saya mendapati bahwa mereka tidak menyia-nyiakan waktu.

Pagi-pagi, saya sudah mendengar para relawan kita berbagi kisah. Mendengar kisah dari satu demi satu kelompok, saya sangat tersentuh. Saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk mendengarkan daripada berbicara. Saya sangat menikmatinya. Saya tidak merasa sedang mendengar kisah. Saya merasa bahwa saya sedang mendengar Dharma.

Dalam proses kehidupan kita, segala sesuatu mengandung Dharma. Buddha membabarkan Sutra yang menunjukkan jalan kebenaran dan harus dipraktikkan. Proses kehidupan kita bagai sebuah jalan dan kita menapaki jalan ini untuk memperoleh pengalaman. Buddha membabarkan tentang prinsip kebenaran di dunia ini dan jalan yang harus ditapaki. Jika menapaki jalan yang benar, berarti kita berpegang pada prinsip kebenaran. Jika menapaki jalan yang salah, berarti kita berjalan menyimpang. Yang terpenting, kita harus menghormati kehidupan kita.

Setiap orang harus menghormati kehidupan. Jangan menyia-nyiakan kehidupan kita. Dengan menghormati kehidupan kita, berarti kita berbakti pada orang tua. Kita bertanggung jawab untuk menjaga tubuh yang diberikan oleh orang tua kita. Apa yang harus kita lakukan dengan kehidupan kita? Bersumbangsih dan menciptakan berkah bagi masyarakat. Dengan demikian, kita bisa membalas budi orang tua dan tidak akan merasa malu pada orang tua. Selain itu, kita juga bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Inilah yang disebut santapan jiwa kebijaksanaan.

doc tzu chi indonesia

Hidup kita bergantung pada tanaman pangan yang memberikan nutrisi yang kita butuhkan, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita bergantung pada perbuatan kita. Kita harus memahami kebenaran dan berbuat baik. Setelah memahami kebenaran, kita harus mempraktikkannya secara nyata. Dengan demikian, kita tidak akan merasa malu pada orang tua dan orang-orang di dunia ini. Selain itu, kita juga bisa menjadi teladan bagi generasi penerus kita. Demikianlah kita mengembangkan nilai kehidupan kita.

Dengan bersumbangsih bagi dunia, berarti kita menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Sumbangsih kita telah membawa perubahan. Lihatlah, ada begitu banyak insan Tzu Chi yang bersumbangsih di komunitas. Bukan hanya di komunitas, relawan kita juga menjangkau lembaga pemasyarakatan untuk bersumbangsih dan membimbing para narapidana dengan sepenuh hati agar setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan, mereka tidak melakukan kesalahan yang sama. Dengan demikian, masyarakat akan tenteram. Jika setiap narapidana bisa memperbaiki diri, maka masyarakat akan harmonis dan tenteram.

Lihatlah para insan Tzu Chi. Selain komunitas, mereka juga menjangkau lembaga pemasyarakatan untuk membimbing para narapidana. Inilah Bodhisatwa dunia. Insan Tzu Chi mengembangkan potensi kebajikan dan nilai kehidupan mereka. Untuk mengembangkan nilai kehidupan, kita harus menuju arah yang benar dan menghindari perbuatan salah. Dengan demikian, kita tidak akan merasa malu pada orang tua dan orang-orang di dunia ini serta bisa menjadi teladan bagi generasi penerus. Dengan mengembangkan nilai kehidupan, kita juga bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan yang bisa dibawa ke kehidupan mendatang. Jadi, kita harus berpikiran jernih dan melakukan hal yang benar.

doc tzu chi indonesia

Dalam hidup ini, jatuh sakit tidak bisa dihindari. Kita mendengar tentang Relawan Hong yang menderita penyakit neurodegenerasi. Penyakit yang dideritanya adalah penyakit langka. Penyakit tersebut merusak sistem saraf. Meski Relawan Hong hidup sebatang kara, tetapi ada ketua dan para anggota Tzu Cheng yang mendampinginya. Relawan kita sering mengunjunginya untuk membantunya melakukan fisioterapi dan membersihkan rumahnya.

Zaman sekarang, ada banyak keluarga yang anak-anak terlalu sibuk untuk pulang ke rumah dan merawat orang tua masing-masing. Dalam keluarga besar Tzu Chi, insan Tzu Chi saling memperhatikan dan mendampingi secara bergilir. Inilah keindahan sifat hakiki manusia. Kekuatan cinta kasih tidak memandang hubungan darah. Meski sebelumnya tidak saling mengenal, tetapi setelah bergabung di Tzu Chi, semua relawan bisa saling memperhatikan bagai saudara dalam sebuah keluarga besar. Semangat ini juga diterapkan dalam penyaluran bantuan internasional.

doc tzu chi indonesia

Kini warga Meksiko sangat bersyukur atas cinta kasih insan Tzu Chi. Karena itu, mereka menetapkan “Hari Tzu Chi” dan “Bulan Tzu Chi” sebagai wujud rasa syukur. Ini berkat himpunan tetes demi tetes kekuatan cinta kasih. Setiap donatur turut mengerahkan kekuatan untuk menolong korban bencana. Saat ada yang berdonasi, saya akan bertanya, “Kalian ingin berdonasi untuk misi apa?” Jika mereka memilih misi penyaluran bantuan internasional, maka donasi mereka akan digunakan dalam penyaluran bantuan internasional, seperti di Meksiko.

Selain membagikan bantuan di Meksiko, juga ada tim relawan lain yang menyurvei kondisi bencana di Portugal. Kekuatan cinta kasih insan Tzu Chi menjangkau seluruh dunia. Kita tidak pernah berhenti bersumbangsih.

Tzu Chi berawal dari Taiwan. Cinta kasih dari Taiwan telah menyebar ke seluruh dunia. Kita berharap setiap orang di seluruh dunia dapat merasakan kekuatan cinta kasih dan turut bersumbangsih dengan cinta kasih agar masyarakat bisa aman dan tenteram dan dunia bisa terbebas dari bencana. Jadi, dengan menciptakan berkah dan berbuat baik, kita bisa menghalau bencana.

Berpegang pada ajaran benar agar tidak menyimpang
Bersama-sama menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Membimbing narapidana untuk memperbaiki diri
Semua orang berbuat baik untuk menghimpun kekuatan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Desember 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 Desember 2017

Editor: Metta Wulandari

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -