Ceramah Master Cheng Yen: Bersama-sama Menyelami Jalan Kebenaran Sesuai Sutra Teratai
“Kali ini kami sangat gembira karena Master juga gembira saat berada di Changhua. Kami para murid juga merasakan sukacita dalam Dharma. Bisa ada Tzu Cheng di Changhua, mulanya kami berasal dari Kantor Cabang Tzu Chi Taichung. Saat itu, ketua Tzu Cheng kami memotivasi kami dengan berkata, "Anggota komite memulai Tzu Chi; kita Tzu Cheng mendukung dan menjaga." Jadi, biasanya kita akan mendukung para anggota komite dalam berkegiatan,” kata Lin Zhi-mao relawan Tzu Chi.
“Kemudian kami mulai berkembang di Changhua. Kami juga berharap kami dapat belajar, meski pria sangat keras, tetapi juga memiliki kerendahan hati untuk mendukung. Jadi, dalam perjalanan selama ini, di bawah bimbingan Master, kami bisa menyampaikan ajaran Master. Terima kasih kepada Master yang telah menyalakan pelita hati kami,” lanjut Lin Zhi-mao.
“Master telah menyelamatkan kehidupan dan mewariskan jiwa kebijaksanaan. Kami para murid akan selalu mengingatnya di dalam hati. Sungguh, cinta kasih kami untuk Master benar-benar tulus karena jiwa kebijaksanaan Master telah menyatu dalam kehidupan kami. Kami sangat yakin karena kami adalah Changhua. Sesuai nama "Changhua", kami berharap dapat benar-benar "menunjukkan ajaran Buddha; membimbing semua makhluk" serta menyebarkan ajaran Master. Inilah harapan dan ikrar kami,” punkgasnya.
Dharma harus selalu didengar. Saya menganggap Sutra Bunga Teratai seperti nyawa saya. Sesungguhnya, meski kita semua memiliki kehidupan masing-masing sebagai individu, tetapi jiwa kebijaksanaan kita menyatu dalam lautan Dharma, bagaikan air yang terhimpun setetes demi setetes. Jadi, semakin mendalami Sutra Bunga Teratai, kita akan semakin merasa Sutra ini adalah jalan kebenaran sejati.
Kita dapat menyerap Dharma ini ke dalam hati, juga dapat mempraktikkannya dalam interaksi antarmanusia. Kita juga dapat menggunakan Dharma ini dalam masyarakat masa kini ataupun masyarakat setengah abad lalu. Saya menggunakan Dharma sesuai dengan kondisi lima atau enam puluh tahun lalu. Saya melatih diri dan membimbing orang untuk melatih diri.
Kini, saya juga tetap melatih diri dan membimbing orang untuk melatih diri. Semakin lama, jalinan jodoh pun semakin matang. Saya pun melihat semua orang begitu bersemangat.
Beberapa tahun belakangan ini, saya sangat bersyukur atas kemajuan teknologi. Saat saya berbicara, isi ceramah saya bisa disebarluaskan. Terima kasih juga kepada orang-orang yang bersedia mendengarkan dan mempraktikkannya secara nyata.
Saya pernah mengatakan bahwa kalian dapat mendengar Dharma lewat Da Ai TV dan media lainnya. Saya sendiri setiap hari menyaksikan Lentera Kehidupan atau Sanubari Teduh. Saya sendiri juga melimpahkan jasa pada diri saya dengan mendengarkan kembali perkataan saya sendiri. Saya mendengarkan Dharma sambil memejamkan mata dan menyimak serta menghayati setiap kalimat. Ini sungguh menyentuh. Jadi, Dharma bagaikan air. Saya berharap semua orang menyerapnya ke dalam hati.
Noda dan kegelapan batin makhluk awam harus dibersihkan dengan air Dharma. Syair Pertobatan Air Samadhi yang pernah kita bahas setiap kalimatnya menunjukkan noda dan kegelapan batin serta berbagai penyakit fisik dan batin kita. Tubuh dan batin adalah sumber penyakit. Inilah yang dijelaskan dalam Syair Pertobatan Air Samadhi. Isi naskah ini sangat serius. Sebaliknya, Sutra Bunga Teratai membuat Dharma lebih mudah digapai orang awam dan dapat masuk ke tengah masyarakat.
Saya sangat terharu terhadap semangat budaya humanis di Changhua. Itulah yang terasa di lingkungan ini. Semangat Dharma sungguh tampak dengan jelas di sini. Kalian telah menyerap Dharma ke dalam hati dan menerapkannya dalam tindakan. Kalian semua memiliki semangat ini.
Saya bukan hanya memuji kalian lewat ucapan, melainkan dari lubuk hati terdalam. Kalian membuat saya merasa sukacita di dalam hati. Saya sangat memahami bahwa kalian telah mengubah kehidupan pribadi kalian menjadi jiwa kebijaksanaan yang menyatu dengan saya dari kehidupan ke kehidupan. Ini bagaikan tetesan air yang memenuhi guci. Tetes demi tetes usaha kalian telah membuat Dharma tersebar ke berbagai tempat.
Saya berharap tekad kalian dapat terus terhimpun. Di setiap tempat, saya merasakan cinta kasih yang ditujukan bagi saya. Saya sungguh merasakannya secara mendalam. Jadi, kita harus menyatukan cinta kasih Bersama bagai jari yang dirapatkan, bayangannya tidak bercelah.
Semua orang bersatu hati dan menyamakan langkah. Kalian semua telah menjalankan praktik nyata. Semakin banyak orang yang bergabung, akan semakin banyak pula tangan yang menaungi dunia ini. Jika tidak, seperti yang Buddha katakan, empat unsur kini tidak selaras. Ketidakselarasan unsur api telah kita rasakan saat ini, yaitu meningkatnya temperatur Bumi. Matahari terasa semakin panas. Hati manusia pun semakin lama semakin kering bagaikan kekurangan air.
Cahaya matahari di sini menggambarkan panas yang membuat sesuatu menjadi semakin kering. Jadi, satu-satunya cara ialah terus-menerus membasahi batin dengan ajaran Buddha agar batin kembali selaras.
Setiap orang dari kita setiap hari menjalani kehidupan masing-masing. Dalam menghadapi orang lain dan masalah, kita harus menyadari ekspresi kita. Jika kalian sering tertawa atau tersenyum, orang lain merasa kalian sangat ramah sehingga mau mendekat. Jika sebaliknya, orang lain akan bersembunyi dari kita. Dengan demikian, kita tidak bisa membimbing orang lain.
Membimbing orang lain juga demi kebaikan diri sendiri. Bukan berarti orang lain harus berterima kasih kepada kita. Kitalah yang harus berterima kasih kepada mereka karena telah mendukung jiwa kebijaksanaan kita dan menyempurnakan jalinan jodoh kita agar disukai orang-orang yang ditemui di kehidupan mendatang.
Saya sering mengatakan kepada kalian bahwa di kehidupan lampau, saya banyak menjalin jodoh baik. Jika tidak, bagaimana kalian bisa begitu peduli pada saya dan menempatkan saya dalam hati kalian? Kalian bersedia mendengar perkataan saya serta menjalankannya sehingga masyarakat dapat merasakan bahwa insan Tzu Chi begitu penuh cinta kasih. Insan Tzu Chi telah menjadi sandaran bagi orang-orang yang menderita. Jadi, insan Tzu Chi tidak meminta balasan.
Bersumbangsih tanpa meminta balasan adalah wujud kekosongan dari tiga aspek dana. Kita tidak melekat atas siapa yang memberi, tidak melekat atas siapa yang menerima, dan tidak melekat atas apa atau berapa yang diberikan. Inilah kekosongan tiga aspek dana. Kekosongan tiga aspek dana berarti tidak terikat pada wujud si pemberi, tidak terikat pada wujud si penerima, dan tidak terikat pada wujud pemberiannya. Inilah kekosongan tiga aspek dana. Kita tidak melekat pada diri sendiri yang memberi ataupun orang lain yang menerima.
Intinya, hati kita harus sangat lapang. Inilah yang disebut hati seluas jagat raya. Selama ada orang yang mengalami kesulitan yang berjodoh dengan kita, kita dapat membantu mereka. Selain itu, kita juga membimbing mereka untuk mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan dan mengubah batin awam menjadi batin makhluk suci. Inilah yang Buddha katakan lebih dari 2.500 tahun lalu. Hanya Jalan Bodhisatwa yang dapat menolong dunia.
Hari ini saya memiliki jalinan jodoh dan kesempatan untuk menyampaikan hal ini kepada kalian semua. Kalian harus sungguh-sungguh menyerap Dharma ke dalam hati. Kita merenungkannya, mengatakannya dengan benar, dan menyebarkannya. Kita mendengar, membabarkan, dan menyebarkan Dharma. Bukan hanya membicarakannya, kita juga menyebarkannya dengan sepenuh hati.
Bersama-sama menyelami
jalan kebenaran sesuai Sutra Teratai
Melapangkan hati
hingga seluas jagat raya dan tidak melekat
Menyucikan noda
batin dan meneruskan jiwa kebijaksanaan
Melatih diri dan
memberi manfaat bagi orang lain
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 02 Februari 2021