Ceramah Master Cheng Yen: Bersandar pada Niat Baik dan Memupuk Jalinan Jodoh Berkah
Memang benar, pemandangan yang terlihat begitu memilukan. Api belum padam sepenuhnya, tetapi kebakaran baru telah muncul. Tidak ada yang tahu kapan semua ini akan benar-benar berakhir. Oleh karena itu, hendaknya kita menghimpun ketulusan hati dan memiliki keyakinan. Apa pun keyakinan yang kita miliki, keyakinan ini memberikan sandaran bagi kita.
Baik dalam agama Buddha maupun agama lainnya, selama memiliki keyakinan yang tulus, pasti ada sila-sila dan aturan yang harus kita jaga. Namun, hidup di dunia, manusia sering kali tenggelam dalam noda batin sehingga melupakan kewajiban untuk menjaga sila dan bersikap lengah. Inilah karma buruk kolektif makhluk hidup. Intinya, mawas diri berarti menjaga sila, mematuhi aturan, dan mengintrospeksi diri. Selain itu, kita harus mendorong semua orang untuk memupuk niat baik.
Ketika mendengar rencana kalian untuk turun ke jalan, saya sangat mendukung. Kalian turun ke jalan bukan hanya untuk menggalang dana, tetapi juga menggalang hati. Hendaknya semuanya bergerak karena masih banyak yang belum tahu bahwa kebakaran di Los Angeles ini telah membuat banyak orang kehilangan tempat tinggal.
Kita juga harus mengingatkan kepada semua orang bahwa orang kaya sekalipun, tidak ada yang bisa melawan dahsyatnya kobaran api yang menghanguskan rumah mereka. Namun, mereka yang telah bergabung dengan Tzu Chi, seperti Wu Ru-zhen, tidak mengeluh sama sekali. Beliau tidak mengeluh, menerima dengan lapang dada, dan tetap menjaga ketenangan hati.
“Dalam pembagian bantuan ini, saya bertemu dengan banyak orang yang sudah lama berinteraksi dengan saya di sini. Dahulu, mereka sering mendengar saya berbicara tentang Tzu Chi. Namun, kali ini mereka sendiri mengenakan rompi relawan dan berpartisipasi dalam pembagian bantuan. Mereka berkata, ‘Sekarang saya benar-benar memahami bahwa Tzu Chi adalah organisasi yang penuh kehangatan’,” kata Wu Ru-zhen, relawan Tzu Chi.
“Pengalaman pertama mereka berinteraksi langsung dengan para korban membuat mereka sangat tersentuh. Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini dan berharap dapat menggalang lebih banyak Bodhisatwa. Para relawan ini kelak akan menjadi relawan terbaik di Tzu Chi,” pungkas Wu Ru-zhen.
Wu Ru-zhen berkata bahwa ketika ada orang berkata, "Inilah bencana yang saya alami, bagaimana mungkin Anda bisa memahami betapa beratnya penderitaan saya dan betapa sulit untuk merelakan semuanya?" Ru-zhen dapat menjawab, "Saya juga merupakan salah satu korban."
Dengan pengalaman pribadinya, dia dapat menghibur para korban. Ini sungguh luar biasa. Inilah yang disebut dengan Bodhisatwa, yaitu tidak mencari ketenangan dan kesenangan untuk diri sendiri, tetapi berharap semua makhluk terbebas dari penderitaan. Inilah gambaran nyata dari Ru-zhen saat ini. Tidak mencari ketenangan dan kesenangan pribadi, tetapi berharap semua makhluk terbebas dari penderitaan. Kalimat ini benar-benar mencerminkan kondisi batinnya yang sungguh luar biasa. Oleh karena itu, kita harus selalu ingat bahwa kehidupan penuh dengan ketidakkekalan.
Di Taiwan, gempa bumi juga terjadi secara tiba-tiba. Begitu bencana terjadi, baik itu kerusakan akibat gempa, kebakaran, banjir, maupun angin, semuanya berkaitan dengan empat unsur alam. Ketika salah satu dari empat unsur alam tidak selaras, bencana akan terjadi. Hendaknya kita berdoa dengan hati yang tulus dan membangkitkan cinta kasih. Hanya dengan membangkitkan cinta kasih, barulah kita dapat memenuhi dunia ini dengan cinta kasih.
Bervegetaris adalah yang terbaik. Dengan mengonsumsi biji-bijian dan kacang-kacangan, semua orang dapat hidup dengan baik, kenyang, dan cukup gizi. Sayur-sayuran dan buah-buahan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Untuk apa kita terus mengonsumsi makanan yang menciptakan utang kepada makhluk lain? Seperti pepatah yang berbunyi, "Berutang makan delapan tael, harus bayar kembali setengah kati," kita terus menciptakan permusuhan dengan makhluk lain.
Dalam ajaran Buddha, ada 5 alam kehidupan, yaitu alam manusia, alam setan kelaparan, alam binatang, alam neraka, dan lainnya. Ini semua tak lepas dari karma buruk semua makhluk. Hendaknya kita berusaha untuk tetap berada di alam surga atau alam manusia. Inilah prinsip terbaik untuk hidup sebagai manusia. Jika kita dapat mempraktikkan sepuluh kebajikan, dunia ini akan sama seperti surga. Orang-orang sering berkata bahwa Amerika Serikat adalah surga. Sesungguhnya, surga pun tak lepas dari ketidakkekalan.
Kehidupan di dunia ini pun pada dasarnya tidak kekal. Meski ada sebagian orang yang menikmati kehidupan seperti di surga, pada umumnya kehidupan manusia adalah campuran antara kebahagiaan dan penderitaan. Hidup di dunia ini mengandung suka dan duka. Suka dan duka saling bercampur di dunia ini. Beginilah kondisi alam manusia, ada suka dan duka. Semua ini bergantung pada pelatihan diri tiap individu dan seberapa banyak perbuatan baik yang dilakukan.
Kita sering mendengar orang-orang berkata bahwa perbuatan baik adalah sumber kebahagiaan batin. Setiap kali Anda berbuat baik, Anda akan mendapatkan kebahagiaan. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Kebahagiaan kalian adalah kebahagiaan sesungguhnya. Orang yang dapat membantu orang lain adalah orang yang penuh berkah. Meski pelayanan ini sangat melelahkan, kita semua adalah orang yang dipenuhi berkah. Meski saya berada di Taiwan, hati saya ada bersama dengan kalian di AS.
Saat ini, di seluruh dunia, ada banyak tempat yang terkena bencana. Saya berharap bahwa kita dapat menumbuhkan niat baik semua orang sehingga niat baik lebih menguasai daripada niat buruk. Dengan demikian, dunia ini akan damai. Oleh karena itu, hendaknya kita makin tekun dan bersemangat dalam jalan kebajikan. Dalam jalan kebajikan ini, kita tidak boleh lengah dan harus terus melangkah.
Penderitaan dan kebahagiaan di dunia tidaklah kekal
Membuka pintu hati, mengubah niat, dan menggalang cinta kasih
Menciptakan karma baik dengan tulus bervegetaris
Bersyukur atas kedamaian dan memupuk berkah bagi masa depan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 27 Januari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 29 Januari 2025