Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu dalam Tekad untuk Mengobati Penderitaan
“Kami adalah lulusan angkatan pertama Akademi Keperawatan Tzu Chi. Setelah lulus, kami masuk ke Universitas Tzu Chi untuk meneruskan pendidikan lanjutan. Kami sungguh berterima kasih kepada Master yang telah mendirikan Tzu Chi sehingga kami dapat menerima cinta kasih dari para insan mulia dari berbagai penjuru. Kami juga mendapat perhatian dari Master, para bhiksuni di Griya Jing Si, para ayah dan ibu Yi De, serta para guru. Jadi, kami juga ingin membawa cinta kasih ini ke dalam pekerjaan kami,” kata Zhang Yu-fang Pengawas Departemen Keperawatan.
“Kami berharap dengan apa yang telah kami pelajari, kami dapat berbagi dengan para adik kelas. Keteladanan sungguh penting. Jadi, saya rasa, kami juga berharap kami dapat mengerahkan kemampuan kami,” imbuhnya.
“Hari ini saya sangat bersyukur karena berkesempatan untuk berterima kasih kepada Master serta semua orang yang pada tahun itu mendoakan, menyayangi, dan memberikan yang terbaik bagi 107 mahasiswa angkatan pertama. Jadi, begitu lulus, saya bekerja di RS Tzu Chi hingga sekarang. Jadi, saya sangat bersyukur karena saya tahu Master pernah berkata bahwa sekolah keperawatan didirikan karena kurangnya tenaga perawat,” ujar Zheng Li-juan Wakil Kepala Departemen Keperawatan.
“Saya juga sangat bersyukur atas kesempatan untuk bekerja di Dalin sehingga saya dapat melanjutkan perjalanan saya di bidang keperawatan ini. Saya berfokus dalam bidang pendidikan. Master pernah berkata bahwa pendidikan berarti mewariskan keterampilan dan membina hubungan baik. Saya ingin melapor kepada Master bahwa saya masih ingat kata-kata ini. Berpegang pada semangat ini, saya terus melangkah di bidang pendidikan,” tambahnya.
Kita melihat para perawat dari angkatan pertama Akademi Keperawatan Tzu Chi. Mereka semua masih tinggal untuk membimbing dan memimpin para perawat yang lebih muda dengan baik. Mereka sungguh penuh perhatian. Saya sungguh terharu. Bukan hanya para perawat, para teknisi laboratorium dan staf administrasi juga demikian. Saya merasa bersyukur dan tersentuh.
Setiap kali singgah di RS Tzu Chi Dalin, saya selalu melihat dan menemukan bahwa di desa ini banyak warga yang perlu kita perhatikan, entah yang sakit berat ataupun sakit ringan. Dari penyakit ringan, bisa ditemukan potensi penyakit berat yang tersembunyi. Para lansia, anak-anak, ataupun yang lainnya mendapat perhatian tanpa perbedaan. Cinta kasih ini setara terhadap semua orang. Inilah landasan dalam misi kesehatan kita.
“Setelah lulus dari fakultas kedokteran Universitas Tzu Chi, saya bekerja di RS Tzu Chi Dalin untuk pelatihan pascakelulusan saya. Berhubung merasa lingkungan ini sesuai dengan saya, saya memutuskan untuk menetap di sini. Di rumah sakit yang terletak di desa ini, jumlah pasien reumatik yang ditangani di bawah pimpinan kepala RS dan para senior sangat banyak. Dalam proses belajar saya, Kepala RS berbagi sangat banyak pengalaman. Saya rasa hampir tidak ada penyakit yang menyulitkan beliau. Saya diam-diam belajar saat mengamati beliau. Sepanjang perjalanan ini, saya sering melihat kekurangan diri sendiri. Saya juga berharap diri saya dapat terus belajar dan bertumbuh di bawah bimbingan para guru dan senior. Saya juga berharap suatu hari nanti, saya bisa memberi keyakinan dan ketenangan kepada pasien secara independen,” dr. Huang Kai-jing spesialis alergi, imunologi, dan reumatologi.
“Saya berasal dari Malaysia, belajar di Universitas Tzu Chi selama 7 tahun. Saat baru masuk untuk magang di RS ini, saya melihat Wakil CEO Kuo Hann-Chorng adalah dokter yang baik dan terampil. Setiap kali menyapa pasien, beliau sangat ramah. Saya merasa beliau adalah dokter yang baik. Saya ingin mengikuti langkah beliau untuk melenyapkan penderitaan pasien. Beliau juga membimbing kami untuk melakukan berbagai penelitian akademis. Oleh karena itu, sungguh suatu kehormatan bagi saya, tahun lalu saya mendapat penghargaan jurnal penelitian urologi terbaik nasional. Semua ini tercapai berkat guru-guru yang baik. Badan misi kesehatan Tzu Chi adalah satu keluarga. Jadi, saya belajar beberapa keterampilan di Hualien. Semoga sepulangnya ke Dalin, saya dapat membantu pasien di wilayah Tengah dan Selatan,” kata dr. Weng Hui-ling Spesialis urologi.
Kita juga melihat para dokter lulusan Universitas Tzu Chi telah dapat melindungi kehidupan, melindungi kesehatan, dan melindungi cinta kasih. Ini sangat penting. Dua hari ini, para dokter kita bercerita tentang pengalaman di bidang masing-masing. Cerita mereka sungguh menyentuh. Di akhir sesi, saya juga berkata bahwa menjadi dokter tentu sungguh baik. "Entah apakah kalian memahami rasa sakit yang dialami pasien." "Apakah kalian paham?" "Adakah kalian memperhatikan perasaan pasien?"
Kata-kata ringan yang tak disengaja, bukan saja tak membantu pengobatan, tetapi juga bisa melukai hati pasien. Kadang hal ini luput dari perhatian. Namun, saya melihat para tenaga medis di Dalin senantiasa bersatu hati dan harmonis. Tim seperti ini boleh dikatakan memiliki rasa kekeluargaan yang mengakar. Ini karena rumah sakit kita berada di tengah sawah. Kita melayani warga di Yunlin dan Chiayi.
Semua orang sangat sibuk. Pasien yang datang sangat banyak. Warga di daerah ini sangat bersahaja. Saya mendengar para staf medis di sini, baik para dokter, perawat, maupun apoteker, harus berbicara dalam dialek Taiwan. Sesulit apa pun, para staf harus mengatasi kendala bahasa ini. Dari sini, saya melihat kesungguhan hati semua orang.
Para pasien sebagian besar adalah lansia dan sering kali datang seorang diri. Kini banyak lansia yang hidup sebatang kara. Banyak anak muda yang pergi merantau. Jadi, para pasien lansia ini datang dalam kesederhanaan. Mereka mungkin tidak mengerti bahasa kalian. Apa yang mereka katakan harus kalian dengarkan sepenuh hati. Perhatian para tenaga medis dari sisi bahasa saja sudah membuat saya terharu.
Yang terpenting, penanganan harus cepat dan sikap harus ramah agar pasien merasa nyaman. Keramahan tenaga medis terhadap pasien adalah cara terbaik untuk memahami pasien. Bukan hanya di sini, di RS Tzu Chi Douliu, saya juga bertanya kepada Kepala RS Chien, "Bagaimana kondisinya sekarang?" Tenaga medis kita memang sering dirotasi. Namun, setiap dokter bagai orang yang sama karena semuanya memiliki cinta kasih yang sama.
Lingkungan penuh cinta kasih ini adalah kondisi terbaik untuk menyembuhkan tubuh dan batin pasien. Jadi, setiap kali datang ke Dalin, saya selalu merasakan kehangatan dan kesederhanaan. Ini membuat saya bersyukur.
Saya melihat kalian semua sangat senior, bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Saya melihat hubungan kalian semua lebih dekat daripada keluarga kandung. Kalian saling mengenal dan saling memahami. Sungguh, ini adalah kesatuan hati dalam keluarga besar.
Kalian semua yang bekerja di sini seharusnya sangat bahagia. Saya tahu kalian sangat sibuk, tetapi merasa nyaman dalam pekerjaan. Tiada satu pun yang merasa sangat menderita. Semuanya mengaku sibuk, tetapi bahagia. Ini membuat rasa syukur saya tak habis diungkapkan dengan kata-kata.
Semoga semangat misi kesehatan Tzu Chi dapat terus berakar dalam diri para tenaga medis di Dalin. Saat melihat keluar dari jendela asrama, saya melihat setiap keluarga yang tinggal merupakan bagian dari keluarga besar kita. Melihat anak-anak berlarian, orang dewasa berjalan, dan para dokter berjalan pulang, saya merasakan kehangatan.
Saya bersyukur dapat melihat, mendengar, dan merasakan cinta kasih kalian semua. Terima kasih atas cinta kasih kalian. Tahun depan RS Tzu Chi Dalin berusia 20 tahun. Benar? Sudah 20 tahun. Saya yakin pameran yang digelar tahun depan akan lebih lengkap, luas, dan nyata.
Para tenaga medis memiliki cinta
kasih yang sama
Menjadi batu karang pelindung
kesehatan
Bersatu dalam tekad untuk mengobati
penderitaan
RS Tzu Chi Dalin menyambut tahun
ke-20
Ceramah Master
Cheng Yen tanggal 06 Juli 2019
Sumber: Lentera
Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah:
Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan
tanggal 8 Juli 2019