Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati dalam Menjalankan Misi Tzu Chi

Bodhisatwa sekalian, dalam Pemberkahan Akhir Tahun yang diadakan setahun sekali, ada barisan yang sangat spesial. Yang hadir di sini ada staf kepolisian, direktur jenderal kepolisian, anggota Asosiasi Guru Tzu Chi, donor sumsum tulang, relawan kita yang mengemban tanggung jawab atas donor sumsum tulang, komisaris kehormatan, dan Bodhisatwa daur ulang. Saya sangat berterima kasih kepada kalian semua. Ada begitu banyak kekuatan cinta kasih yang terhimpun di sini. Semuanya benar-benar terlihat sangat rapi berkat kesatuan hati dan tekad kalian.

Saya melihat bahwa kalian tak hanya menyerap sumsum Dharma ke dalam hati, tetapi juga menerapkan kekuatan semangat ini dalam keseharian untuk melayani masyarakat. Ini sangat tidak mudah. Saya juga melihat polisi, petugas pemadam kebakaran, dan lainnya yang hadir di sini bersama kita. Kita harus sering bersyukur karena ada sekelompok orang yang bersumbangsih secara diam-diam di balik layar di masyarakat.


Ketika dibutuhkan, mereka akan muncul untuk mendedikasikan diri dalam upaya penyelamatan. Setelah upaya penyelamatan korban bencana selesai, mereka akan kembali ke pos mereka tanpa meminta imbalan apa pun. Saya sangat berterima kasih kepada mereka dan sangat tersentuh.

Kita juga melihat donor sumsum tulang. Dari ratusan ribu orang, baru bisa ditemukan satu orang yang cocok untuk menyelamatkan resipien. Banyak orang yang menunggu transplantasi sumsum tulang karena tak mudah untuk menemukan sumsum tulang yang cocok.

Ada yang sudah menemukan data donor yang cocok, tetapi sang donor tidak ditemukan dan relawan kita harus menghabiskan banyak waktu untuk mencarinya. Ada juga yang sudah menemukan yang cocok, tetapi orang tua calon donor tak mengizinkan sehingga relawan kita harus berusaha untuk menjelaskannya dan lain-lain.

Sungguh tidak mudah untuk menyelamatkan kehidupan seorang pasien yang membutuhkan transplantasi sumsum tulang. Semua kehidupan adalah setara. Untuk itu, dibutuhkan orang yang memiliki cinta kasih dan tekad yang sama di masyarakat dan seluruh dunia untuk bersama-sama menyelamatkan kehidupan.


Contohnya, Bruce Knotts. Beliau adalah ketua Komite Eksekutif NGO/DPI PBB. Saya sangat berterima kasih padanya. Beliau memiliki jabatan yang tinggi di PBB. Beliau mendampingi staf PBB lainnya untuk datang ke Banqiao. Sudah bertahun-tahun beliau memahami Tzu Chi. Beliau tinggal di Griya Jing Si selama beberapa hari dan telah menyatakan berguru kepada saya dengan tulus. Setelah memahami Tzu Chi, beliau beranggapan bahwa dia harus meningkatkan visibilitas Tzu Chi agar PBB dapat memahami bahwa Tzu Chi adalah organisasi Buddhis yang seperti apa.

Jadi, pada awal bulan November, 2 orang bhiksuni dari Griya Jing Si pergi ke Kanada untuk menghadiri Parlemen Agama Dunia yang dihadiri oleh 80 negara dan lebih dari 200 organisasi. Bhiksuni pertama berbagi tentang bagaimana Tzu Chi sebagai organisasi Buddhis membawa manfaat bagi dunia dan bukan mengasingkan diri. Dalam kondisi iklim yang ekstrem seperti sekarang, ketika terjadi bencana akibat ketidakselarasan empat unsur, insan Tzu Chi di setiap negara akan memberikan bantuan.

Tzu Chi adalah organisasi Buddhis yang peduli terhadap hal yang terjadi di dunia dan juga terjun ke tengah masyarakat untuk memberi perhatian kepada orang yang terkena bencana dan membantu orang yang menderita.

Bhiksuni yang lain mengungkapkan bahwa  kita hidup mandiri dengan usaha sendiri dan menerapkan pelestarian lingkungan untuk mengurangi emisi karbon di Bumi dengan melakukan daur ulang. Ini semua adalah kekuatan cinta kasih. Saya sangat berterima kasih kepada semua insan Tzu Chi yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat.


Kita semua memiliki kekuatan. Tak peduli berapa pun usia kita dan bagaimana latar belakang kita, semua orang memiliki kekuatan asalkan kita mengembangkan cinta kasih kita. Dalam perjalanan saya kali ini, dalam setiap sesi Pemberkahan Akhir Tahun, insan Tzu Chi terlihat sangat rapi. Semua orang telah benar-benar menyerap semangat dan filosofi ajaran Buddha ke dalam hati.

Kita semua saling bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan; harmonis tanpa pertikaian, menciptakan berkah bersama. Kita harus sungguh-sungguh menghormati kehidupan dan harmonis tanpa pertikaian. Dalam masyarakat kita ini, yang paling ditakutkan ialah perselisihan yang diawali dari ucapan karena dapat menimbulkan bencana akibat ulah manusia.

Kita bisa melihat di Suriah, kondisinya sangat menakutkan. Semuanya berawal dari pikiran dan tindakan, lalu menjadi konflik. Begitu terjadi konflik, kondisinya tak dapat dikendalikan. Sekarang di Suriah masih terjadi konflik bersenjata. Jadi, kita harus menghargai hidup kita yang aman dan damai dengan saling menghormati dan harmonis tanpa pertikaian serta menciptakan berkah bersama.


Saya ingin menyemangati kalian semua dengan dua patah kalimat ini. Kita harus berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia dan orang-orang yang berpengaruh di PBB. Mereka menganalisis apa yang dibutuhkan orang-orang di dunia zaman sekarang dengan kebijaksanaan.

Jadi, kita harus berterima kasih kepada mereka. Tak peduli berapa usia kita dan bagaimana latar belakang kita, kita harus menyemangati satu sama lain dengan cinta kasih, menyucikan hati manusia, serta membangun tekad dan ikrar.

“Kami akan bekerja sama dengan satu hati dan harmonis untuk menebarkan cinta kasih; berjalan di Jalan Bodhisatwa dengan tekun dan bersemangat; mempraktikkan Sutra Bunga Teratai untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kami akan mempraktikkan ikrar kami dengan penuh keyakinan sesuai hati Buddha dan tekad Guru,”

Saya sangat tergugah dan sangat tersentuh karena melihat lebih dari seribu orang bersatu hati dan membangun setiap ikrar dengan tulus. Saya sungguh sangat tersentuh. Kalian semua sudah lama berjalan di Jalan Bodhisatwa. Sejak masuk Tzu Chi, yang kalian jalankan adalah silsilah Dharma Jing Si. Terima kasih atas ikrar kalian semua hari ini. Saya berharap kalian semua menjalankannya sepanjang waktu. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua.

 

Mazhab Tzu Chi untuk membawa manfaat bagi dunia

Menerapkan sumsum Dharma dalam keseharian

Orang dari berbagai lapisan masyarakat bersatu hati dalam menjalankan misi Tzu Chi

Mempertahankan tekad dan menghimpun cinta kasih untuk mengurangi bencana

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 Desember 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 6 Desember 2018


Editor: Stefanny Doddy

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -