Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati demi Tercapainya Ketenteraman


Setiap pagi, saya mengikuti rapat badan misi kesehatan berkenaan dengan pandemi. Saya mendengar Kepala RS Chao dari RS Tzu Chi Taipei memberikan laporan mendetail. Kondisi saat ini sungguh membuat saya tak sampai hati. Saya tak sampai hati melihat para tenaga medis bekerja keras di garis terdepan.

Saya juga merasa bahwa kita sungguh harus menghormati para tenaga medis ini. Awalnya, Kepala RS akan meneruskan surat permohonan bantuan dari Dinas Kesehatan kepada saya. Sesungguhnya, setelah melihatnya, saya sungguh sedih. Banyak pasien bergejala berat yang tidak dapat berobat. Yang membuat saya terharu ialah Kepala RS Chao You-cheng selalu bertanya dengan sungkan apakah kita dapat menerima tambahan satu orang pasien.

Saya merasa bahwa rumah sakit kita sudah siap. RS Tzu Chi Taipei adalah rumah sakit profesional. Namun, kita juga merupakan rumah sakit yang penuh budaya humanis dan semangat Tzu Chi. Jadi, saya merasa bahwa saat negara dan masyarakat membutuhkan, siapa lagi kalau bukan kita yang bergerak?


Di masa-masa pandemi yang begitu mendesak ini, mereka berani memikul tanggung jawab di garis depan. Mereka begitu bekerja keras. Saat ini, semua orang berlomba dengan waktu. Kita harus meningkatkan kewaspadaan. Saat setiap pasien datang, para tenaga medis harus melindungi diri sendiri dengan ketat. Saat akan menangani pasien dan berusaha menjaga keselamatan pasien, jangan sampai diri sendiri ikut tertular.

“Berhubung lendirnya tidak berhasil dikeluarkan, kita harus membuka tabung trakeanya. Saat itu dibuka, jika si pasien batuk, ada kemungkinan aerosol akan keluar. Saat lendir dikeluarkan, ia bisa mengenai pakaian, penutup kepala, atau pelindung wajah kami. Karena itu, kami harus mengganti semuanya,” tutur dr. Su Wen-lin, Kepala Ruang Perawatan Intensif RS Tzu Chi Taipei.

Di dalam lingkungan rumah sakit, semua orang harus waspada. Pembersihan juga harus dilakukan dengan ekstra hati-hati. Ini menunjukkan bahwa rumah sakit kita dikelola dengan saksama. Pasien harus dirawat dengan baik, lingkungan juga harus dibersihkan dengan baik. Dengan demikian, para pasien akan merasa lebih tenang. Dalam institusi medis, ini disebut manajemen kebersihan. Semua staf RS berusaha melakukan yang terbaik. Melihat semua ini, saya sangat terharu dan merasa tenang.


Melihat institusi medis kita telah meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan, saya pun merasa tenang. Saya percaya pasien yang datang dan dirawat akan berangsur-angsur pulih. Saya merasa pada saat-saat ini, beruntung kita memiliki badan misi kesehatan, sehingga dapat turut melindungi dan merawat orang-orang.

Para tenaga medis bersumbangsih tanpa keluh kesah. Mereka tetap bekerja dengan sukacita. Rasa sukacita ini terwujud karena mereka mempraktikkan yang mereka pelajari. Mereka telah berusaha secara maksimal untuk menjalankan misi dan Dharma. Mereka menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Setiap orang dari mereka amat berharap bahwa dengan menerapkan yang mereka pelajari, pasien dapat terbebas dari ketakutan batin serta memperoleh ketenteraman fisik.

Saat ini, kita melihat kehangatan antara tenaga medis dan pasien. Dokter merawat pasien dengan kehangatan cinta kasih. Setelah menerima cinta kasih ini, pasien merasakan penghiburan batin dan ketenangan fisik. Ini sungguh menghilangkan ketegangan. Singkat kata, pada setiap rumah sakit di bawah misi kesehatan kita, saya telah mendengar, melihat, dan merasakan kesiapan. Karena itu, saya merasa tenang dan terharu.

Kini, setiap hari saya harus menghadapi kekhawatiran akibat pandemi. Namun, melihat para tenaga medis di setiap rumah sakit kita yang telah berusaha sepenuh hati dan tenaga demi menjaga kebersihan lingkungan dan merawat pasien, rasa syukur yang saya rasakan sungguh sulit diungkapakan dengan kata-kata. Inilah yang kita lihat di rumah sakit.


Di samping itu, Tzu Chi juga menyediakan tempat kala dibutuhkan untuk kegiatan vaksinasi. Kita melihat para relawan mempersiapkan tempat dengan cermat agar orang-orang yang masuk tidak perlu melepas alas kaki. Mereka segera melapisi lantai dengan begitu rata agar para lansia dapat berjalan di atasnya dengan aman dan nyaman. Para relawan menjaga dan mengarahkan para lansia dengan cermat. Kursi juga diatur dengan jarak yang sesuai.

Para peserta vaksinasi tidak perlu bergerak dari kursi. Para tenaga medislah yang akan menghampiri. Mereka berkata, "Anda duduk saja, kami yang akan akan menghampiri." Para dokter dan perawatlah yang menghampiri untuk memberi suntikan. Para relawan memberi pengarahan dan menjaga para lansia dari samping. Ada pula orang yang datang mendampingi orang tua mereka. Mereka juga sangat tersentuh. Mereka merasa bahwa orang tua mereka telah dijaga dan dihargai dengan baik di tempat kita.

Singkat kata, inilah keharmonisan masyarakat. Kondisi masyarakat yang harmonis ini membawa kedamaian dan ketenteraman. Intinya, kekuatan cinta kasih dapat menghalau awan gelap pandemi. Jadi, pada saat ini, kita harus memahami apa yang disebut pelajaran besar. Ini adalah pelajaran bagi kita manusia tentang bagaimana bersikap saling mengasihi dan menjaga antarsesama. Intinya, dibutuhkan masyarakat yang bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong.

Berikrar mempraktikkan apa yang telah dipelajari
Berjuang menangani pandemi tanpa kenal lelah
Memberi pendampingan bagi para lansia dengan rencana yang matang
Seluruh rakyat bersatu hati demi terciptanya ketenteraman
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan- DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlena
Ditayangkan tanggal 7 Juli 2021
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -