Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati Memberikan Bantuan dan Menyelaraskan Unsur Alam
Memandang ke seluruh dunia, banyak negara yang dilanda bencana. Berhubung di seluruh dunia terjadi banyak bencana, kita membutuhkan lebih banyak orang yang penuh cinta kasih. Kita juga harus menyebarluaskan kekuatan cinta kasih ajaran Buddha dan menabur benih cinta kasih sehingga orang yang membutuhkan bisa segera tertolong. Ini adalah praktik ke luar. Namun, yang terpenting adalah hati. Kita harus senantiasa menyucikan hati serta membina kebajikan, ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan di dalam hati. Kita juga harus mengakumulasi cinta kasih yang tak terbatas. Dengan begitu, di mana pun bencana terjadi, kita bisa segera bergerak untuk memberikan bantuan. Selain segera bergerak untuk memberi bantuan, kita juga harus berdoa dengan tulus hingga terdengar oleh Makhluk Pelindung Dharma, semoga dunia lebih tenteram dan empat unsur alam lebih selaras.
Jika temperatur Bumi menurun, maka secara alami, empat unsur alam akan selaras. Kini Bumi telah terserang “demam”sehingga empat unsur alam tidak selaras. Untuk menyelaraskan empat unsur alam, kita harus menurunkan temperatur Bumi. Saat manusia jatuh sakit, empat unsur tubuh juga tidak selaras. Saat manusia terserang penyakit, akan timbul gejala penyakit. Saat demam, kita harus segera berobat. Ke mana manusia harus berobat? Penyakit fisik bisa ditangani oleh dokter. Namun, yang bisa menangani penyakit batin hanyalah Dharma. Pengetahuan dan pandangan benar dalam agama merupakan resep terbaik untuk mengobati penyakit batin manusia. Jika setiap orang menuju arah yang bajik dan menyucikan hati dengan penuh ketulusan, barulah empat unsur alam bisa selaras dan temperatur Bumi bisa menurun sehingga Bumi kembali sehat.
Berhubung berkesempatan untuk mendengar Dharma, kita harus menggenggamnya dengan baik. Asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Kita harus tulus, benar, yakin, sungguh-sungguh, serta mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin untuk terjun ke tengah masyarakat. Contohnya bulan lalu, insan Tzu Chi dari tujuh hingga delapan negara berkumpul di Yordania. Di sana, relawan kita melihat para pengungsi yang telah bertahun-tahun mengalami penderitaan yang tak terkira di kamp pengungsi. Di Yordania, ada sebuah tempat penampungan pengungsi. Setelah tiba di sana, relawan kita segera melakukan persiapan dan langsung menjangkau anak-anak pengungsi untuk mencurahkan perhatian.
“Saat menggandeng tangannya, saya mendapati bahwa tangannya sangat dingin. Karena profesi saya, saya sekalian memeriksa kelopak matanya. Saya mendapati bahwa dia menderita anemia ringan. Karena khawatir kami kedinginan, Master memberi kami pakaian yang sangat menghangatkan. Karena itu, tangan saya sangat hangat. Saya pun berpikir untuk memanfaatkan jangka waktu yang singkat ini untuk menggenggam tangannya sehingga dia bisa merasakan suhu tubuh saya dan tangannya bisa menghangat, begitu pula dengan hatinya,” ucap dr. Chen Jian-hua, Dokter RS Tzu Chi Taipei.
Sekelompok relawan ini berasal dari negara asing dan tidak mengenal mereka, tetapi mengasihi dan melindungi mereka dengan cinta kasih orang tua. Setiap relawan penuh cinta kasih. Relawan kita menyalurkan bantuan di Yordania selama 8 hingga 9 hari. Tentu saja, mereka kembali ke Taiwan dengan membawa banyak kisah yang menyentuh. Sungguh, para pengungsi sangat menderita. Semua orang di seluruh dunia adalah satu keluarga. Para relawan kita bersumbangsih dengan penuh cinta kasih untuk melenyapkan penderitaan pengungsi tanpa penyesalan dan keluh kesah. Jadi, relawan kita bersumbangsih dengan cinta kasih agung tanpa penyesalan dan welas asih agung tanpa keluh kesah. Mereka terus melangkah maju dengan sukacita agung tanpa kerisauan. Mereka dipenuhi sukacita karena bersumbangsih dengan sukarela. Menghadapi kesulitan sebesar apa pun, mereka tetap melangkah maju.
Cuaca di Yordania sangat dingin. Relawan kita berusaha untuk membawa kehangatan bagi anak-anak. Melihat anak-anak begitu menderita, para relawan kita mengasihi mereka bagai anak sendiri. Tidak peduli selelah apa pun, mereka tetap rela bersumbangsih. Jadi, relawan kita bersumbangsih dengan sukarela dan menerima dengan penuh sukacita. Saat sang ibu akan berobat, siapa yang akan merawat bayinya? Insan Tzu Chi. Yang pergi ke Yordania bukan hanya dokter, tetapi juga relawan yang bisa memperbaiki mesin.
“Ada masalah apa?”
“Tombol pengamannya mati.”
“Ini termasuk masalah kecil?”
“Ya, masalah kecil. Ibunya sedang diperiksa oleh dokter gigi.
“Jadi, sekarang Anda harus…”
“Menjadi seorang pengasuh dadakan,” ucap Lin Jin-an, Relawan Tzu Chi.
Selain memperbaiki mesin, dia juga bisa membantu mengasuh bayi pengungsi. Dia menggendong bayi itu bagai menggendong cucu sendiri. Alangkah baiknya jika benih kebajikan seperti ini tersebar di setiap tempat. Jika setiap orang bisa menjangkau orang-orang yang menderita untuk melenyapkan penderitaan mereka dengan hati Bodhisatwa, maka orang yang menderita akan semakin berkurang. Alangkah baiknya jika hati semua orang di seluruh dunia bisa tersucikan sehingga bencana tidak terjadi lagi. Inilah yang terpenting. Kisah telur rebus sungguh sangat menyentuh. Anak-anak pengungsi itu tidak pernah melihat telur ayam atau telur apa pun. Setelah menerima telur, mereka langsung membuangnya. Karena itu, dokter spesialis anak segera berkomunikasi dengan para orang tua untuk mengajari anak-anak cara mengonsumsi telur.
Lihatlah, mereka makan dengan gembira. Mereka merasa gembira hingga menari. Pemandangan yang menyentuh sangatlah banyak. Jika tidak pergi ke sana secara langsung, hanya mendengar penuturan orang lain, apakah kita bisa memahaminya secara jelas? Kini, kita bisa melihat perpaduan praktik dan prinsip kebenaran. Apa yang disebut dengan cinta kasih? Cinta kasih adalah prinsip kebenaran yang tidak berwujud. Kita harus melakukan praktik nyata dengan menjangkau orang-orang yang membutuhkan, baru bisa membangkitkan cinta kasih. Inilah perpaduan prinsip dan praktik kebenaran. Jika kita hanya membahas teori tentang membangkitkan cinta kasih, apakah cinta kasih kita akan terbangkitkan?
Kita juga harus melakukan praktik
nyata, baru bisa memahami kebenaran. Sehari sebelum pulang ke Taiwan, para
relawan kita pergi ke rumah Ji Hui untuk menggelar baksos kesehatan. Kegiatan
yang mereka gelar telah membawa kebahagiaan bagi para pengungsi meski sangat
singkat. Inilah yang kita lakukan bagi para pengungsi di pengujung tahun ini.
Membangkitkan welas asih untuk segera memberikan bantuan
Membina ketulusan dan menyucikan hati untuk menyelaraskan empat unsur alam
Memberikan pelayanan medis karena tidak tega melihat pengungsi menderita
Bersatu hati memberikan bantuan untuk melenyapkan kelaparan dan kedinginan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Januari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Januari 2017