Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati Menanam Pohon Bodhi


“Saya sangat gembira dan beruntung bisa menjadi murid Master. Kini, saya berada dalam keluarga besar Tzu Chi. Tzu Chi membuat saya makin sibuk, yaitu sibuk berbuat baik. Saat menjalankan Empat Misi Tzu Chi, baik misi amal, kesehatan, pendidikan, maupun budaya humanis, kami menghadapi banyak rintangan. Namun, dengan adanya Master di dalam hati kami, kami selalu memiliki kekuatan untuk mengatasi semua itu,”
kata Ji Fa relawan India.

Saya sangat bersyukur dan berharap kita dapat menyebarkan semangat Tzu Chi di India dan Nepal. Dibutuhkan banyak orang untuk bersama-sama menanam pohon Bodhi Tzu Chi dan bersungguh-sungguh menjaganya agar bertumbuh menjadi pohon besar. Semoga semangat Tzu Chi dapat diwariskan selamanya dan setiap orang bisa menjadi Bodhisatwa yang bersumbangsih bagi warga setempat dengan menjalankan Empat Misi Tzu Chi, yakni misi amal, kesehatan, pendidikan, budaya humanis.

Asalkan kalian memiliki kesatuan hati, tekad, dan ikrar, saya yakin bahwa kalian bisa selamanya melihat pohon Bodhi Tzu Chi di sana. Semangat cinta kasih bertahan di India dan Nepal hingga selamanya, inilah harapan terbesar saya.

Saya berikrar untuk menjadi anggota Tzu Cheng dan komite. Saat pulang ke negara asal saya, saya akan membagikan apa yang saya pelajari dengan warga setempat. Semoga mereka juga dapat bersumbangsih di Tzu Chi. Saya berikrar untuk menginspirasi lebih banyak benih setempat kembali ke Taiwan untuk belajar menjadi benih agung,” kata Ji Dao relawan India.


Mendengar kisah yang kalian bagikan, saya merasa bagaikan pergi ke India. Sungguh, ini adalah harapan saya. Sungguh disayangkan, saya tidak bisa mengunjungi tanah kelahiran Buddha di kehidupan sekarang. Namun, hari ini saya merasa bahwa saya seakan-akan kembali ke tanah kelahiran Buddha karena orang-orang dari sana berkunjung ke sini. Ini adalah salah satu harapan besar saya.

Kita juga melihat relawan dari Singapura dan Malaysia. Berhubung saya tidak bisa pergi ke sana, para relawan dari Singapura dan Malaysia pun pergi ke sana dengan membawa tekad saya. Mereka telah berada di sana selama 2 hingga 3 tahun. Hingga kini, mereka terus menjalankan Tzu Chi di India dan Nepal, tanah kelahiran Buddha. Karena itu, saya sangat bersyukur pada mereka.

Terlebih lagi, pada awal tahun, kita telah mengadakan peletakan batu pertama untuk Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Silaunja. Saya bersyukur melihat jejak Bodhisatwa yang nyata di sana. Perumahan yang dibangun ini dapat memperbaiki kehidupan warga setempat.

Saya sangat tersentuh dan hati saya bertautan dengan Tzu Chi. Menjalankan proyek pembangunan ini dengan baik adalah misi saya agar warga setempat dapat melihat ikrar Master,” kata Azin Khan Kontraktor Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Silaunja.


Dalam waktu dekat, warga setempat dapat pindah ke perumahan ini. Dengan demikian, bukankah mereka dapat memperbaiki kehidupan? Selain memiliki tempat tinggal yang stabil, saya berharap mereka juga dapat memiliki kehidupan yang stabil.

Kita harus memotivasi mereka untuk mempelajari keterampilan agar mereka memiliki kehidupan yang stabil. Ini baru benar-benar memperbaiki kehidupan mereka. Jadi, kini kita menunjukkan arah yang benar pada mereka dan berharap mereka dapat melakukan praktik nyata. Ini membutuhkan dukungan pengusaha setempat.

Kita berharap para pengusaha setempat dapat membimbing warga setempat menuju arah yang benar. Inilah harapan terbesar saya. Para relawan setempat juga harus membangkitkan tekad seperti ini. Tentu saja, saya dipenuhi rasa syukur saat mendengar bahwa relawan setempat melindungi bumi. Semua orang melakukan daur ulang hingga dipenuhi rasa sukacita.

“Sejak tahun 1995, saya sendiri berpartisipasi membantu anak yatim piatu dan penyandang disabilitas. Saya membantu sekitar 400 penyandang disabilitas hingga mereka bisa berjalan kembali. Ada banyak pasien dari berbagai daerah di India yang datang untuk memasang prostesis. Kini, saya juga berharap dapat menggalakkan kegiatan daur ulang karena Sikkim memiliki lingkungan yang indah. Saya berharap dapat melakukan lebih banyak hal demi kelestarian lingkungan,” kata Garjaman Gurung Konsultan ketua menteri Sikkim, India.

“Welas asih Master membuat saya sangat tersentuh. Saya merasa bahwa dapat menolong orang lain di dunia yang tidak kekal ini sangatlah mulia. Saya juga ingin membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Semoga kelak di Bodh Gaya juga bisa dibangun sebuah rumah sakit,” kata Shree Prakash Singh Mantan dekan Fakultas Kedokteran Magadha.


Mantan dekan beserta istrinya juga melindungi kehidupan dan menolong orang yang menderita dengan cinta kasih. Dedikasi mereka membuat saya merasa bagaikan menerima perhatian dari mereka. Karena itu, saya berharap kita dapat mengembangkan misi kesehatan di sana untuk menolong lebih banyak orang. Ini membutuhkan waktu. Kita harus menggenggam waktu yang ada.

Para relawan dari Singapura dan Malaysia harus menggenggam waktu dan lebih banyak berinteraksi dengan warga setempat agar jalan Tzu Chi dapat terbentang luas di tanah kelahiran Buddha, India dan Nepal, tempat Buddha meninggalkan jejak cinta kasih-Nya. Saya berharap kita dapat menapaki jalan ini dengan langkah-langkah yang mantap. Yang terpenting ialah Jalan Bodhisatwa.

Buddha datang ke dunia demi mengajarkan praktik Bodhisatwa. Namun, saat itu, Buddha tidak memiliki cukup waktu. Saya berharap kita dapat melakukannya. Kini, kita telah memiliki relawan di India. Mari kita bersama-sama mewujudkan tujuan Buddha untuk mengajarkan praktik Bodhisatwa di dunia. Kalian meneladan Buddha, mempelajari Dharma, dan mewariskan Dharma. Kalian juga membimbing orang-orang. Inilah yang kalian lakukan.

Ji Fa dan Ji Cheng adalah relawan dari India dan Nepal. Kalian harus mewarisi Dharma dan menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Kalian juga harus mewarisi ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan dan pulang dengan membawa Dharma sejati.

Bersatu hati menapaki jalan kebenaran
Memperbaiki kehidupan warga kurang mampu
Mewariskan Dharma untuk menolong orang-orang dan membangkitkan cinta kasih
Terus menjalankan misi Tzu Chi dan menanam pohon Bodhi

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 08 Agustus 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 10 Agustus 2024
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -