Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati Menyebarkan Benih Kebajikan


Zaman ini dan saat ini, tepatnya masa pandemi kali ini, sungguh memberi kita pelajaran besar. Kita harus mengingatkan diri sendiri. Tentu, bervegetaris itu harus. Yang lebih penting, kita harus bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Dalam masyarakat saat ini, nafsu keinginan manusia sangat tinggi. Namun, mendengar insan Tzu Chi tetap menaati aturan dan bervegetaris, saya merasa lebih terhibur.

Thailand juga merupakan negara Buddhis. Saya berharap pada saat ini kita dapat lebih bersungguh hati untuk menyebarkan semangat ajaran Buddha. Yang Buddha ajarkan kepada kita ialah cinta kasih. Mengasihi dan melindungi kehidupan semua makhluk sangatlah penting. Jadi, untuk melindungi kehidupan semua makhluk di dunia, cara satu-satunya ialah bervegetaris. Dengan bervegetaris, kita selalu diingatkan akan semangat dan pemikiran untuk melindungi semua makhluk. Jadi, kita benar-benar harus bersungguh hati.


Aksara Tionghoa "hati" dan aksara "ladang" di atasnya membentuk aksara "pikiran". Kita semua mengenal bahasa Tionghoa. Aksara "pikiran" dibentuk dari gabungan aksara "hati" dan "ladang", sedangkan aksara "persepsi" dibentuk dari aksara "hati" dan "bentuk". Meski di dalam hati kita terdapat bentuk-bentuk persepsi, tetapi dengan adanya pelajaran besar saat ini, kita hendaknya melepaskan kemelekatan terhadap berbagai persepsi itu dan kembali pada "ladang" di "hati" kita.

Saat memiliki ladang, kita harus mengolahnya sepenuh hati. Jika kita menanam benih dengan benar, ladang ini akan menghasilkan makanan bagi dunia. Jadi, kehidupan manusia bergantung pada tanaman pangan. Kita harus mengolah ladang dengan sepenuh hati. Mendengar laporan dari insan Tzu Chi Thailand, sungguh, saya merasa mereka telah bersatu hati untuk menanami ladang berkah di dalam batin. Hati saya pun merasa terhibur.

Jadi, kini kita harus tulus dan mawas diri. Kita harus tulus berdoa dengan satu hati demi meredam bencana. Kita harus melindungi kehidupan semua makhluk di dunia. Jadi, untuk melindungi kehidupan, kita harus bervegetaris dan menjalankan sila. Dengan demikian, barulah ketenteraman dapat tercapai.


Jadi, prinsip kebenaran ini tidaklah dalam. Namun, tidak mudah bagi manusia untuk menjalankannya. Kini, kita semua harus mulai meningkatkan nilai kehidupan kita. Virus pada pandemi kali ini tak berwujud dan tak terlacak. Karena itu, kita semua harus meningkatkan kewaspadaan. Yang terpenting, kita harus bervegetaris.

Kita harus mawas diri dan tulus serta meningkatkan kewaspadaan. Dalam keseharian, kita harus waspada. Kita harus senantiasa menjalankan sila. Jangan melakukan pelanggaran. Dalam pandemi kali ini, saya terus berkata bahwa tidak seharusnya kita mengusik virus itu. Virus itu mulanya berada dalam tubuh hewan. Karena kita mengusik hewan, virus akhirnya menyebar bagai debu yang tertiup angin. Jadi, kita harus senantiasa membasahi ladang batin dengan air Dharma agar pemahaman kita terhadap inti sari Dharma bertumbuh dan rintangan karma dapat disingkirkan, sehingga bencana pun teredam.

Satu-satunya obat mujarab untuk saat ini ialah bervegetaris. Kita bukan ingin mengejar pahala. Ini adalah sesuatu yang sepatutnya kita lakukan untuk melindungi tubuh kita dan menjaga keselamatan semua orang. Pola hidup vegetaris layak untuk kita sebarkan. Sungguh, saat ini tak ada cara lain. Satu-satunya obat mujarab ialah bervegetaris, mengembangkan cinta kasih, dan bersumbangsih.


Saya mendengar kalian di Bangkok membagikan paket bantuan dari rumah ke rumah. Saya terus memuji hal ini. Di tengah pandemi ini, kalian harus bertekad dan berikrar untuk terus mengembangkan cinta kasih. Dengan demikian, benih kebajikan akan tersebar di Thailand. Ini berarti menciptakan berkah.

Belakangan ini saya terus berbicara tentang energi berkah. Energi berkah ini bagaikan selaput pelindung keselamatan. Jadi, kita harus terus menyebarkan kebajikan. Kita harus menggenggam jalinan jodoh yang ada. Pandemi kali ini memberi kita kesempatan terbaik untuk menyosialisasikan vegetarisme. Jadi, di Thailand, insan Tzu Chi amat dibutuhkan.

Insan Tzu Chi harus benar-benar tekun dan bersemangat, mawas diri dan tulus. Ini harus terus dikembangkan. Dengan semangat budaya humanis Tzu Chi, kita dapat melindungi hati semua makhluk di dunia. Inilah harapan terbesar saya. Ini bukan tidak mungkin dilakukan. Selama ada tekad, tiada hal yang tak dapat dilakukan. Bodhisatwa harus tersebar di dunia.

Kita semua dapat menjadi Bodhisatwa dan menggenggam jalinan jodoh untuk mengembangkan cinta kasih tanpa syarat dan welas asih yang berlandaskan kesamaan kodrat. Inilah kekuatan Bodhisatwa di dunia. Ini jugalah tujuan Buddha datang ke dunia. Kita harus menggenggam kesempatan pada saat ini. Inilah saatnya kita memberikan edukasi. Harap semua orang selalu bersungguh hati.


Para Bodhisatwa senior, meski berusia lebih lanjut sedikit, kita tetap harus saling menyemangati. Jangan menyerah pada usia tua. Kita harus bersama-sama kaum muda, paruh baya, dan kaum usia produktif meningkatkan nilai kehidupan. Kita harus memanfaatkan setiap hari yang ada dan tidak menyia-nyiakan waktu sedetik pun. Saya dan kalian hendaknya saling menyemangati.

Para insan Tzu Chi di Thailand hendaknya semakin tekun dan bersemangat. Banyak orang menderita yang tengah menunggu kalian. Dengan niat baik di hati, kita menggenggam setiap jodoh baik setiap hari. Dengan demikian, mereka akan tertolong dan kehidupan mereka akan lebih tenteram. Untuk itu, kita harus bertekad untuk menjadi penyelamat di tengah masyarakat.

Selain warga kurang mampu yang membutuhkan kita, mereka yang mampu juga membutuhkan nutrisi spiritual. Kita juga harus menyebarkan Dharma dan membawa semangat ajaran Buddha kepada setiap orang yang penuh berkah di dunia ini. Kita harus membuat kebijaksanaan mereka bertumbuh. Inilah yang disebut mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan.

Bekerja sama dengan harmonis dalam menyebarkan benih kebajikan
Tulus bervegetaris dan menggarap ladang batin
Tekun mengembangkan kebijaksanaan dengan nilai budaya humanis
Kekuatan berkah meredam bencana dan melindungi semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Juli 202

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -