Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati Menyelamatkan Semua Makhluk
Saya sangat bersyukur kepada para Bodhisatwa lansia. Saya
mengasihi mereka dari lubuk hati saya. Lihatlah, pada usia lanjut, mereka masih
membungkukkan badan untuk mengumpulkan barang daur ulang. Mereka mengumpulkan
berkah satu truk demi satu truk. Kita mengumpulkan barang-barang yang dibuang
orang-orang demi melindungi bumi dan mengolahnya menjadi selimut.
Kita telah memproduksi lebih dari sejuta helai selimut dan
menyalurkannya ke 30 negara lebih bagi orang-orang yang paling membutuhkan
bantuan. Selimut-selimut ini bisa diproduksi berkat para relawan daur ulang
lansia. Mereka rela bersumbangsih tanpa takut terpaan angin dan hujan serta
terik matahari. Saya sangat tersentuh oleh cinta kasih para relawan lansia. Kebijaksanaan
mereka juga berkembang.
Hari ini, saya juga banyak belajar. Seorang relawan menggunting
barang daur ulang kecil-kecil dan menempelkannya di buku. Saat membuka buku,
kita akan tahu bahwa plastik seperti apa yang disebut PE. PE bisa didaur ulang menjadi
berbagai barang lainnya. Karena itulah, barang daur ulang harus dipilah.
Setelah membuka halaman lain, kita juga melihat PP. Ada pula
halaman yang berisi jenis-jenis sampah. Sampah-sampah diserahkan kepada badan
perlindungan lingkungan untuk diproses lebih lanjut. Ini sungguh mengagumkan. Saat
saya bertanya berapa usianya, relawan itu berkata bahwa dia telah berusia 83
tahun. Saya tidak sehebat dirinya.
Kategori-kategori barang daur ulang saya lupakan dengan
cepat. Bagaimana saya bisa memilahnya? Namun, dia mengingatnya dengan jelas sehingga
bisa mengajari orang-orang. Meski saya sering berkata bahwa kita harus menaati
sila karena dapat membawa manfaat bagi masyarakat dan kehidupan mendatang, tetapi
orang-orang tidak memahaminya. Sangat disayangkan semua itu tidak bisa
digunting dan dijadikan contoh dalam sebuah buku.
Jadi, kalian harus bersungguh-sungguh menyelaminya. Jika
kalian bisa menyerap Dharma ke dalam hati serta mengubah pola pikir, pola
hidup, dan tujuan hidup, maka kalian bisa menyaksikan kebenaran. Bukan hanya
diri sendiri yang bisa menyaksikan kebenaran, orang lain juga bisa menyaksikan
perubahan kalian. Inilah Dharma yang nyata.
Kita menjadikan sila sebagai aturan dan menjadikan cinta
kasih sebagai landasan. Bagaimana membina keharmonisan dalam interaksi
antarmanusia? Bagaimana agar organisasi kita bisa bekerja sama dengan harmonis?
Satu-satunya cara adalah dengan menaati sila dan menjaga pikiran masing-masing.
Perbuatan kita harus dilandasi sila dan pikiran kita harus dilandasi cinta
kasih.
Jadi, menjadikan sila sebagai aturan berarti tujuan hidup
kita, sikap kita dalam menghadapi semua orang dan hal, dan perbuatan kita
dilandasi oleh sila. Menaati sila hanyalah prinsip dasar yang harus kita
pegang. Dengan berpegang pada sila, kita bisa membina keharmonisan dalam
interaksi antarmanusia. Hidup kita juga akan lebih bermakna, damai, dan tenang.
Segala sesuatu bergantung pada sebersit niat. Dengan
sebersit niat baik, kita bisa menjadi Bodhisatwa. Namun, jika kita tidak
berhati-hatidan membangkitkan sebersit niat buruk, kita juga bisa menjadi yaksa
dan atau menciptakan karma buruk besar yang mendatangkan banyak kerisauan.
Untuk menyelamatkan semua makhluk, kita harus memulainya
dari pikiran sendiri. Jika kita sendiri menciptakan noda dan kegelapan batin, bagaimana
bisa menyelamatkan orang lain? Jadi, kita harus memahami kebenaran secara
tuntas. Bodhisatqa sekalian, dalam pelantikan hari ini, di depan dada kalian
disematkan pita bertuliskan “hati Buddha, tekad Guru”. Lebih dari 50 tahun yang
lalu, saya mendapat enam kata dari guru saya. Demi enam kata ini saja, tugas
saya tidak habis untuk dijalankan.
Demi ajaran Buddha dan semua makhluk, tugas saya tidak habis
untuk dijalankan di kehidupan sekarang dan akan saya lanjutkan di kehidupan
mendatang. Meski demikian, saya tetap merasa bahwa itu tidak cukup. Sungguh, untuk
menyebarluaskan ajaran Buddha di tengah masyarakat, umat Buddha harus melakukan
tindakan nyata. Dengan mendalami ajaran Buddha, saya bisa menumbuhkan jiwa
kebijaksanaan.
Kita harus melakukan tindakan nyata untuk menyebarluaskan
Dharma. Jadi, jangan membiarkan saya sendirian mengemban misi demi ajaran
Buddha dan semua makhluk. Kita semua harus bertekad dan berikrar untuk membuka
Jalan Bodhisatwa yang lapang dan membimbing lebih banyak orang untuk meratakan
jalan ini.
Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran.
Kita harus bersama-sama mendalami ajaran Jing Si dan mempraktikkan jalan
kebenaran. Kita juga harus membimbing orang-orang untuk bersama-sama meratakan
jalan ini agar jalan ini semakin lapang dan rata dan semua orang bisa terus
melangkah maju. Apakah kalian paham? (Paham).
Jadi, kalian harus memiliki hati Buddha dan tekad Guru,
termasuk para relawan senior. Sejak dilantik hingga sekarang, kalian harus
senantiasa memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Setelah dilantik hari ini, kalian
juga harus terus mengemban Empat Misi Tzu Chi. Apakah kalian paham? (Paham)
Saya berharap kalian semua bisa bersungguh hati dan berikrar
menyelamatkan semua makhluk dengan ketulusan. Kita harus tulus, benar, yakin,
dan sungguh-sungguh. Ke dalam, kita
membina ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Ke luar, kita
mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.
Demikianlah kita menjalankan Empat Ikrar Agung.
Saya mendoakan kalian dengan tulus. Semoga di tahun yang
baru ini, kalian bisa menghapus semua noda dan kegelapan batin di masa lalu serta
menjaga kecemerlangan dan kemurnian pikiran. Semoga Jalan Bodhisatwa kita semakin
lapang dan mulus. Inilah harapan saya terhadap kalian.
Relawan daur ulang menumbuhkan kebijaksanaan
Menjadikan sila sebagai aturan untuk melatih diri
Menjadikan cinta kasih sebagai landasan untuk
bekerja sama dengan harmonis
Dengan kesatuan hati menjalankan ikrar dan
mewariskan ajaran Jing Si
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Januari 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina