Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati Saling Mendukung
Kemarin merupakan penutupan retret tiga hari di Griya Jing Si yang diikuti oleh anggota komite wilayah tengah. Selama tiga hari ini, anggota komite mengikuti retret dan anggota Tzu Cheng memberi dukungan. Ini sungguh membawa kehangatan. Dalam penutupan kemarin, kita mendengar anggota Tzu Cheng berbagi kesan mereka.
“Tahun lalu, saat anggota Tzu Cheng mengikuti retret, anggota komite yang memberi dukungan. Saya sangat tersentuh. Karena itu, kali ini, saat anggota komite mengikuti retret, dengan penuh ketulusan dan rasa syukur, saya membalas kebaikan mereka. Para anggota Tzu Cheng yang merencanakan semuanya di bawah bimbingan tim Hexin yang mewariskan pengalaman mereka pada kami. Mereka merupakan teladan bagi kami,” tutur Lin Yong-tang, Relawan Tzu Chi.
“Berkesempatan untuk mengemban tanggung jawab di rumah sendiri, kami merasa dipenuhi berkah. Dapat menjadi anggota keluarga Tzu Chi, kami merasa sangat bangga dan bahagia. Jika kita menganggap tempat ini sebagai rumah sendiri, kita rela mengerjakan apa saja tanpa diminta. Saya berharap setiap insan Tzu Chi dapat merasa seperti di rumah sendiri, bukan sedang bertamu,” tambah Lin Yong-tang.
Para anggota Tzu Cheng lebih awal kembali ke Griya Jing Si untuk melakukan persiapan. Mereka terlebih dahulu melihat-lihat dapur dan lingkungan, belajar memotong buah-buahan serta menyiapkan minuman dan makanan, dan lain sebagainya. Mereka juga mengurus transportasi. Saat kembali ke Griya Jing Si, para anggota komite bisa berfokus mengikuti retret karena ada anggota Tzu Cheng yang mengurus segalanya. Para anggota Tzu Cheng bersumbangsih dengan gembira. Mereka bersumbangsih dengan lembut dan sukarela.
Melihat dan mendengar apa yang mereka lakukan, saya sungguh sangat tersentuh. Saya sangat tersentuh melihat murid-murid saya, baik anggota Tzu Cheng maupun komite, yang selalu bersumbangsih dan bekerja sama dengan harmonis. Dalam penutupan retret, anggota komite juga berbagi bagaimana mereka bergabung dengan Tzu Chi serta bagaimana mereka membimbing, mendampingi, dan mendukung satu sama lain.
Mereka pasti pernah mengalami rintangan yang membuat mereka menderita. Namun, saya memberi tahu mereka bahwa Buddha Sakyamuni datang ke dunia ini untuk melatih diri. Beliau bertemu dengan Devadatta dari kehidupan ke kehidupan. Devadatta juga melatih diri, tetapi dia masih memiliki tabiat buruk. Karena jalinan jodohnya dengan Buddha, mereka bertemu di setiap kehidupan. Buddha ingin membimbing Devadatta, sedangkan Devadatta ingin merintangi Buddha.
Namun, rintangan yang dihadapi di Tzu Chi akan membuat kita bersinar cemerlang. Mungkin setiap orang akan bersikeras pada pendapat sendiri, tetapi setiap orang memiliki kebajikan dan cinta kasih. Berhubung setiap orang memiliki tabiat, latar belakang keluarga, pemikiran, dan tindakan yang berbeda, maka perselisihan sulit dihindari. Namun, kita memiliki tujuan yang sama, yaitu menjadi Bodhisatwa dunia.
Menjadi Bodhisatwa dunia dan bersumbangsih dengan cinta kasih, inilah yang dilakukan oleh para relawan kita. Sekelompok relawan dari wilayah utara juga kembali untuk membantu. Sekelompok relawan dari wilayah utarajuga kembali untuk membantu.
“Saya menganggapnya sebagai panen keluarga. Sungguh, Griya Jing Si merupakan rumah kita. Sekarang adalah masa panen. Kita harus mengerahkan segenap tenaga untuk menuntaskan tanggung jawab ini,” ujar Luo Ming-xian, Relawan Tzu Chi.
Inilah tradisi keluarga Jing Si. Para relawan ini kembali ke Griya Jing Si untuk memberikan dukungan. Mereka memberi dukungan dengan sepenuh hati lewat tindakan nyata. Mereka menganggap Griya Jing Si sebagai rumah sendiri dan merasa sangat nyaman di sini.
Griya Jing Si juga merupakan ladang pelatihan yang dilandasi oleh tradisi keluarga kita. Para relawan datang untuk meringankan beban para bhiksuni. Insan Tzu Chi menjaga keluarga besar ini dengan baik. Ini sungguh penuh kehangatan. Singkat kata, kisah penuh kehangatan sangat banyak. Di seluruh dunia, setiap relawan merupakan anggota keluarga besar ini. Tidak peduli jauh atau dekat, semua orang adalah bagian dari keluarga besar yang penuh kehangatan.
“Jika rumah berdebu, itu tidak bagus dilihat. Saya berharap begitu membuka jendela, saya bisa melihat tempat yang bersih,” kata Wu Gui-yue, Relawan Tzu Chi.
“Saya sangat bersyukur pada semua orang yang bekerja sama dengan harmonis dan memanfaatkan waktu luang pada hari Minggu ini untuk membantu melakukan pembersihan karena minggu depan kita akan menyambut relawan baru kita,” ujar Yang Guo-ying, Ketua Tzu Chi Filipina.
“Griya Jing Si mendukung Tzu Chi, tetapi Tzu Chi tidak mendukung Griya Jing Si. Ini karena para bhiksuni di Griya Jing Si bertekad untuk memberi persembahan kepada semua orang di seluruh dunia,” ujar Qiu Guo-qi, Kepala divisi perencanaan Tzu Chi.
Inilah tradisi keluarga kita selama ini. Saya sangat bersyukur dan tersentuh. Kita juga bisa melihat di Myanmar, relawan kita membagikan bibit padi. Ada lebih dari 40.000 keluarga yang membutuhkan bantuan. Pembagian bantuan telah dimulai di sana. Insan Tzu Chi membagi diri dalam 2 gelombang untuk memberikan bantuan. Tim pertama telah kembali ke Taiwan dua hari lalu karena tim kedua telah pergi ke sana tiga hari lalu.
Hingga kemarin, bibit padi telah dibagikan kepada hampir 40.000 keluarga. Setelah dua hari ini, pembagian bantuan akan berakhir. Dalam penyaluran bantuan bencana kali ini, kita sungguh melihat banyak orang yang menderita. Dalam pembagian bantuan kali ini, kita menggunakan metode baru. Sebelumnya, kita membagikan bibit padi sekarung demi sekarung. Ini sangat melelahkan.
Bagaimana kita mengangkut dan mengumpulkan lebih dari 40.000 karung bibit padi? Karena itu, kali ini kita menggunakan kupon. Setelah menerima kupon, mereka dapat menggunakannya untuk mengambil bibit padi dari asosiasi petani. Tentu saja, kita harus terlebih dahulu berkomunikasi dengan pemerintah dan asosiasi petani agar asosiasi petani di setiap daerah dapat bekerja sama dengan kita.
Pembagian bantuan kali ini berjalan dengan lancar. Meski perjalanan ke sana penuh rintangan dan sangat jauh, tetapi melihat mereka menuntaskan misi, saya sangat bersyukur. Tentu saja, kisah yang menyentuh sangat banyak. Singkat kata, saya bersyukur kepada para relawan yang telah menempuh jarak yang jauh untuk bersumbangsih.
Kita harus bersyukur kepada para relawan yang melakukan perjalanan jauh untuk memberikan bantuan. Berhubung kekuatan relawan setempat tidak cukup untuk menjalankan misi ini, para relawan dari Malaysia dan Taiwan pergi ke sana untuk memberikan bantuan. Mereka melakukan perjalanan jauh untuk mengadakan
pembagian bantuan di Myanmar. Mereka merupakan Bodhisatwa yang melakukan perjalanan jauh. Saya sangat bersyukur.
Anggota Tzu Cheng dan komite bersatu hati dan saling mendukung
Semua relawan di seluruh dunia merupakan satu keluarga
Di mana pun berada, insan Tzu Chi bersumbangsih dengan cinta kasih
Mempertahankan tradisi keluarga Jing Si dan melindungi mazhab Tzu Chi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Februari 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 27 Februari 2019