Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati untuk Menebar Benih Cinta Kasih
Bodhisatwa sekalian, waktu berlalu cepat dan detik demi detik terus bergulir. Beginilah dunia. Dunia berkaitan dengan masa atau waktu dan hubungan antarmanusia. Sejak Tzu Chi dimulai setengah abad lalu, kita terus mengunjungi rumah-rumah atau gubuk-gubuk di lorong-lorong jalan.
Setelah 50 tahun berlalu, kita dapat melihat bahwa kita memiliki banyak relawan yang bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Insan Tzu Chi menyebarkan cinta kasih kepada setiap orang serta saling menyemangati, membimbing, dan mendampingi selamanya tanpa henti. Demikianlah Tzu Chi pada hari ini. Saya berharap satu orang dapat menginspirasi banyak orang.
Pagi ini, saya mendengar cerita dari seorang relawan dari Gangshan yang bersumbangsih di tengah masyarakat. Apabila dia terus giat membimbing orang, dia dapat membentuk tim Heqi yang mencakup beberapa Hu’ai dan Xieli. Sebutir benih dapat menjadi tak terhingga.
Dengan bersumbangsih di tengah masyarakat, apabila setiap keluarga di komunitas dapat terinspirasi oleh semangat dari insan Tzu Chi, kehidupan keluarga tersebut akan dipenuhi kebahagiaan yang sesungguhnya. Ini karena hati seluruh anggota keluarga menuju arah yang sama dan benar, yaitu bersama-sama bergabung di keluarga besar Tzu Chi untuk memberi manfaat dengan welas asih.
Selama 2 hari ini, saya mendengar cerita dari berbagai insan. Mendengar cerita mereka, hati saya dipenuhi kebahagiaan. Selama ini, dimulai sejak 50-an tahun lalu, saya selalu memiliki sebuah harapan. Ya, kita telah melewati berbagai perjalanan sulit dan melalui berbagai rintangan zaman. Baik gelombang besar maupun arus kecil, kita selalu menghadapi semuanya.
Kita terjun ke tengah masyarakat dan membimbing orang-orang untuk membawa manfaat dengan welas asih. Inilah arah tujuan kita. Kita telah melihat apa pun rintangannya, insan Tzu Chi tetap mempraktikkan welas asih demi membawa manfaat bagi orang lain. Kalian di sini juga telah melakukannya.
Kini, di Aula Jing Si Kaoshiung, lebih dari 3.000 orang bersatu tekad dan menuju arah yang sama. Saya sangat terharu. Singkat kata, Tzu Chi dicapai seiring waktu. Kita memulainya dari tempat yang sederhana hingga menjadi ladang pelatihan yang agung, dari segelintir relawan menjadi barisan relawan yang panjang. Ini merupakan akumulasi waktu.
Apa yang kita akumulasi seiring waktu? Kita mengakumulasi ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan untuk membentangkan tanah yang kukuh bagi dunia Tzu Chi. Tanpa ketulusan, kebenaran,keyakinan, dan kesungguhan, kita tidak dapat berdiri tegak. Namun, kini kita telah membentangkan dunia Tzu Chi selama lebih dari setengah abad ini.
Bagaimana kita meratakan tanah bagi Tzu Chi? Dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin yang membentuk angin sepoi-sepoi. Dengan angin sepoi-sepoi ini, semua orang menjadi harmonis. Saya berharap angin sepoi-sepoi ini dapat tercipta. Untuk itu, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih dan welas asih.
Jadi, cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin laksana angin yang sejuk. Perpaduan antara welas asih dan kebijaksanaan laksana cahaya matahari. Kita perlu berwelas asih dan berkebijaksanaan yang menjaga kita agar tidak salah jalan. Kita harus menggabungkan keduanya agar tidak menyimpang. Jadi, cinta kasih, welas asih, sukacita,dan keseimbangan batinlaksana angin yang sejuk.
Berikutnya, kebijaksanaan dan Dharma laksana air yang jernih. Kita harus harmonis serta terus mengalirkan air jernih untuk membasahi tanah sehingga kita dapat menebar benih dan menanami ladang berkah. Dengan begitu, kita dapat terus menebar benih, menggarap ladang berkah, dan menuai hasilnya. Kita harus terus melakukan proses ini. Inilah yang harus dilakukan insan Tzu Chi, yaitu menginspirasi orang banyak. Singkat kata, kita harus bersumbangsih dengan penuh cinta kasih.
“Murid Jing Si Kaoshiung berikrar kepada Master untuk menyadari bahwa hati Buddha adalah hati kita; menerima misi Master sebagai misi diri; tidak melupakan tekad awal saat pertama kali bertemu Master. Dengan Delapan Jejak Dharma, kami membangun ikrar agung untuk mewariskan silsiah Dharma Jing Si dan membawa manfaat bagi semua makhluk; melayani demi ajaran Buddha dari kehidupan ke kehidupan; dengan tulus dan sepenuh hati melayani demi semua makhluk.”
Bodhisatwa sekalian, saya melihat dan mendengar ikrar kalian untuk melayani demi semua makhluk dari kehidupan ke kehidupan; dengan tulus dan sepenuh hati melayani demi ajaran Buddha. Melayani demi ajaran Buddha dan semua makhluk, demi semua makhluk dan demi ajaran Buddha, merupakan siklus tanpa henti di dunia. Bodhisatwa sekalian, kalian harus senantiasa melayani seperti ini dan selalu mengingat ikrar ini. Kalian harus mengingat ikrar yang kalian buat hari ini.
Saya mendoakan kalian
secara mendalam. Semoga kalian selalu mengingat dalam hati bahwa kalian akan
menjalin jodoh baik dengan saya selamanya dari kehidupan ke kehidupan. Betul?
(Betul.) Saya mendoakan kalian. Kini ajaran saya telah diwariskan ke hati
kalian. Semoga kalian dapat senantiasa
mewariskannya. Terima kasih.
Bekerja keras membentangkan jalan demi semua makhluk
Terjun ke masyarakat untuk membangkitkan welas asih
Mewariskan keindahan dan kebajikan kepada banyak orang
Barisan Bodhisatwa panjang dan megah
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Desember 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan
tanggal 24 Desember 2019