Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati untuk Menyebarkan Dharma dan Menciptakan Berkah


Bodhisatwa muncul di dunia untuk menyebarkan cinta kasih yang tak terhingga. Demikian pula, orang-orang dari berbagai agama berhimpun bersama untuk menunjukkan cinta kasih agung.

Tzu Chi juga pernah mengadakan pembagian barang bantuan di banyak gereja, salah satunya ialah gereja di Ekuador. Kebetulan hari itu merupakan Hari Lahir Buddha. Relawan kita meminjam gereja di sana untuk mengadakan upacara. Selain membantu relawan kita membagikan barang bantuan di depan gereja, pastor setempat juga membantu mereka mendekorasi gereja untuk mengadakan Upacara Pemandian Rupang Buddha.

Mereka meletakkan mangkuk-mangkuk berisi air dan bunga serta rupang Buddha di sana. Dengan bantuan pastor tersebut, relawan kita dapat memperingati Hari Lahir Buddha di gereja. Jadi, relawan kita telah menjalin jodoh baik dengan pastor beserta umat gereja di sana. Mereka juga saling menghormati satu sama lain.

Sesungguhnya, ketika menjalankan misi bantuan internasional, relawan kita juga membantu membangun kembali banyak gereja. Entah berapa banyak gereja yang hancur akibat bencana alam. Relawan kita pun membantu membangunnya kembali tanpa memandang perbedaan agama.

Saya ingat bagaimana terjangan Topan Haiyan pada tahun 2013 telah membawa bencana serius bagi Filipina. Di tengah bencana tersebut, banyak orang kehilangan sandaran batin karena banyaknya gereja yang hancur. Jadi, selain menyalurkan bantuan, relawan kita juga membantu membangun kembali rumah para korban dan gereja.


Pascabencana, ada belasan pastor mengunjungi Griya Jing Si, Hualien untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka yang tulus. Demikianlah antarumat beragama saling menghormati dengan berlandaskan cinta kasih. Demikianlah pula kita bersumbangsih tanpa memandang perbedaan agama. Semoga kita dapat memahami apa yang diajarkan Buddha kepada kita tentang kekosongan sejati. Jadi, buat apa kita melekat pada perbedaan agama jika memahami kekosongan sejati?

Namun, kita semua juga harus memiliki pemahaman yang sama akan eksistensi ajaib dari hukum sebab akibat. Ketika terjadi bencana akibat dari karma buruk kolektif semua makhluk, kita harus menerimanya dengan berhati lapang dan bersyukur setiap saat. Kita harus menerima buah dari karma buruk yang kita ciptakan di kehidupan lampau kita.

Jika kita menciptakan karma baik di kehidupan lampau, kita bisa hidup dalam masyarakat yang damai dan tenteram di kehidupan sekarang. Terlebih lagi, mereka yang dipenuhi berkah akan terlahir di keluarga yang berkelimpahan dan menjalani kehidupan dengan lancar. Sebaliknya, ada pula orang yang telah berjuang keras, tetapi sepanjang hidup mereka tetap dipenuhi penderitaan.

Jika mereka merupakan umat beragama yang tulus, di kehidupan sekarang mereka akan dapat menerima akibat dari kekeliruan masa lalu dengan hati lapang dan sukarela. Kita mungkin berkata kepada orang lain, "Saya telah memberi tahu bahwa Anda berbuat keliru, tetapi Anda tetap melakukannya." Mereka adakalanya menjawab, "Saya memang senang melakukannya."


Ketika ada sesuatu yang tidak benar, tetapi kita tetap bersikeras untuk melakukannya, itulah kekeliruan. Jika kita mengetahui bahwa kita telah berbuat kesalahan, tetapi tidak berniat untuk memperbaikinya dan terus melakukan kesalahan yang sama, kita akan menerima buah karma buruk. Tidak peduli apakah kita menerima buah karma buruk akibat dari perbuatan di kehidupan sekarang ataupun perbuatan di kehidupan lampau kita, kita harus menerimanya dengan hati lapang dan tenang.

Ada orang yang hidup kekurangan, tetapi tetap bersumbangsih dengan sukarela. Mereka berpikir bahwa meskipun tidak memiliki uang, mereka bisa menolong sesama dengan tenaga yang mereka miliki. Ada pula yang berpikir bahwa mereka tidak memiliki tenaga dan uang yang banyak, tetapi mereka bersedia mendonasikan uang yang ada meski harus menahan lapar. Bagi mereka, uang kecil itu hanya cukup untuk sekali makan saja.

Mereka tetap mendonasikan uang tersebut dengan mengurangi jatah sekali makan. Demikianlah mereka bersumbangsih dengan sukacita dan sukarela. Mereka telah menciptakan berkah di tengah kekurangan dengan sukacita. Sungguh, mereka dipenuhi jalinan jodoh berkah dari tetes-tetes sumbangsih mereka yang terus terakumulasi. Intinya, kita hendaknya bersumbangsih dengan sukacita.

Ketika kita memiliki jalinan jodoh untuk bersumbangsih, kita akan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Karena itulah, saya sering berkata bahwa hendaknya kita bersumbangsih dengan sukacita. Mari kita menerapkan cara ini untuk menghimpun kekuatan semua orang agar dapat menolong mereka yang membutuhkan.


Celengan bambu juga merupakan salah satu cara membantu yang membutuhkan. Kita menyisihkan uang sedikit demi sedikit ke dalam celengan tersebut hingga penuh dan berat. Begitu celengan yang berat itu dibuka, kita bisa melihat jumlah donasi yang terhimpun mencapai ribuan ataupun puluhan ribu dolar NT (jutaan rupiah). Semua itu terhimpun dari sekeping demi sekeping uang logam yang tersimpan dalam berbagai wadah dengan penuh cinta kasih. Dengan demikian, kita dapat membantu yang membutuhkan.

Ketika kita semua bersatu hati, kita akan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Kedua telapak tangan ini membentuk aksara "manusia". Saat keduanya disatukan dengan ibu jari yang menempel, terbentuklah aksara "satu" yang berarti satu hati. Ketika saya menggerakkan tangan ini ke atas mulut saya, terbentuklah aksara "kesatuan". Jika saya menggerakkan tangan saya ke bawah, terbentuklah isyarat "hati".

Beberapa hari ini, saya sering memperagakan isyarat tangan ini dalam ceramah saya. Demikianlah saya menunjukkan kehidupan yang indah dan bajik. Jadi, Bodhisatwa sekalian, mari kita mendorong teman dan kerabat kita untuk turut menggalang hati dan cinta kasih. Lalu, yang terpenting ialah mengajak mereka untuk menonton Da Ai TV agar mereka dapat menyadari dan menciptakan lebih banyak berkah saat melihat penderitaan di seluruh dunia. Dengan demikian, negeri kita pun akan aman dan tenteram.

Hanya jika semua orang menciptakan karma baik dan berkah, barulah negeri akan tenteram. Apakah kalian semua sudah mengerti? (Ya.) Bagus. Mari kita menyebarkan Dharma dengan kesatuan hati dan ucapan. Inilah cinta kasih.

Saya berterima kasih atas kekuatan cinta kasih kalian semua. Janganlah kita meremehkan tetes-tetes cinta kasih kita karena ketika itu semua terhimpun, terbentuklah kekuatan besar untuk menolong sesama.  

Antarumat beragama saling menghormati dan mengasihi
Mewujudkan keharmonisan dengan memahami eksistensi ajaib di balik kekosongan sejati
Menjadi kaya di tengah kekurangan dengan bersumbangsih penuh sukacita
Bersatu hati untuk menyebarkan Dharma dan menciptakan jalinan jodoh berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 30 Mei 2022
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -