Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih bagi Masyarakat dengan Cinta Kasih Tanpa Pamrih

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Kini saya kembali duduk di sini untuk menghadiri pertemuan pagi relawan. Saya sudah hampir 30 hari tidak duduk di sini. Setiap hari, saya tidak menyia-nyiakan waktu. Di mana pun berada, saya tidak menyia-nyiakan sedetik pun.

Dalam perjalanan kali ini, perhentian pertama saya adalah Yilan. Melihat insan Tzu Chi Yilan, saya sangat tersentuh. Mereka menuruti perkataan saya untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Saya juga melihat seorang relawan yang menderita ankilosing spondilitis.

“Saya terkena penyakit pada usia 20 tahun. Saat berusia 20 tahun, saya mendapat giliran menjalani wajib militer selama dua tahun. Namun, karena menderita ankilosing spondilitis, saya pun tidak menjalani wajib militer. Tubuh saya yang setinggi 162 cm kini menjadi seperti ini. Saya telah hidup dengan tubuh seperti ini selama 40 tahun lebih. Penderitaan ini telah berlalu. Kini saya menjadi relawan di posko daur ulang yang merupakan titik berat hidup saya. Dahulu, saya tidak bisa berpikiran terbuka. Saya hanya merokok, minum minuman keras, dan menjalani hidup tanpa tujuan,” kata Lin Jin-biao, Relawan daur ulang.

Sejak para relawan Tzu Chi mengajak saya pergi ke posko daur ulang, melakukan daur ulang menjadi tujuan hidup saya. Jadi, kini selain memeriksakan diri ke dokter, saya pergi ke posko daur ulang setiap pagi. Posko daur ulang adalah rumah saya dan para relawan Tzu Chi adalah keluarga saya. Kini, bisa melalui satu hari berarti untung satu hari. Karena itu, saya berterima kasih kepada para relawan Tzu Chi dan relawan di posko daur ulang yang begitu memperhatikan dan mengasihi saya,” lanjutnya.

doc tzu chi

Dia jatuh sakit saat masih muda. Ini membuatnya merasa rendah diri. Kondisi fisiknya juga berada di luar kendalinya. Lalu, insan Tzu Chi menerima kasus ini. Meski dia telah menjalani hidup yang sulit selama puluhan tahun dan merasa bahwa dirinya telah dilupakan, tetapi setelah menerima laporan tentang kasus ini,insan Tzu Chi terus mencari hingga menemukannya.

Relawan kita dengan sepenuh hati membimbing dan mendampinginya ke posko daur ulang sehingga dia dapat mengembangkan potensinya. Relawan kita melenyapkan rasa rendah diri dan kerisauannya sedikit demi sedikit hingga akhirnya dia bisa berpikiran terbuka, melenyapkan semua noda batin, dan mengembangkan potensi kebajikannya. Tentu saja, ini menghabiskan waktu selama bertahun-tahun serta membutuhkan kesabaran, cinta kasih, dan kebajikan.

Setelah menemukannya, relawan kita mendampinginya dalam jangka panjang sehingga dia bisa melakukan daur ulang dengan tenang dan penuh sukacita. Ada juga seorang relawan yang menderita penyakit Parkinson. Lewat kegiatan daur ulang, dia menyadari bahwa kehidupannya sangat bernilai. Dia bisa bersumbangsih bagi bumi dan hidup bermartabat.

doc tzu chi

Yang bersumbangsih bagi bumi dan hidup bermartabat bukan hanya satu relawan. Tentu saja, terdapat banyak kisah di Yilan. Kemudian, saya melanjutkan perjalanan ke Taipei dan mendengar semakin banyak kisah di sana. Selama berhari-hari, saya mendengar kisah tentang relawan lansia yang usianya terus bertambah seiring berlalunya waktu.

Saya memberi tahu mereka bahwa usia boleh bertambah, tetapi jangan menyerah pada usia. Kita bisa melihat seorang anggota komite dengan nomor komite 16 yang telah berusia 90 tahun. Hingga kini, dia telah menjadi anggota komite selama hampir 50 tahun. Dia sungguh merupakan permata Tzu Chi.

Di Changhua, saya juga melihat seorang relawan berusia 100 tahun, Cai Kuan. Dia merupakan teladan bagi saya. Dia bisa melakukan semua tugas komite dan bergabung dalam berbagai tim fungsional. Dia tidak menyerah pada usia. Selain melakukan daur ulang, dia juga berolahraga setiap hari.

Dia bisa membungkukkan badannya hingga kedua tangannya menjangkau pergelangan kaki dan menjangkau tanah. Dia juga bisa berdiri dengan satu kaki dan meletakkan kaki lainnya di tempat yang hampir setinggi kepalanya. Dia sungguh sangat mengagumkan. Pada usianya ini, dia masih bisa melakukan semua itu. Karena itu, kita harus meneladaninya.

Dalam perjalanan saya selama 30 hari ini, setiap hari, saya menghabiskan belasan jam untuk mendengar relawan kita berbagi kisah. Saya mendengarkan dengan sepenuh hati. Setiap wilayah memiliki tim fungsional masing-masing. Saya mendengarkan semua kisah yang dibagikan oleh tim fungsional kita di berbagai wilayah.

doc tzu chi

Setiap kisah membuat saya sangat gembira dan tersentuh. Melihat para relawan lansia, saya merasa sangat prihatin. Jadi, ada kisah yang membuat saya tersentuh, ada pula yang membuat saya prihatin. Sesuai hukum alam, semua orang akan mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati.

Saat mendengar bahwa ada yang dilanda penderitaan, saya merasa sangat sedih karena mereka adalah murid saya. Dalam puluhan tahun ini, usia relawan kita terus bertambah. Melihat relawan kita meninggal dunia, menua, atau jatuh sakit, saya sungguh merasa sangat sedih. Namun, inilah hukum alam.

Singkat kata, saya mendengar banyak kisah. Dalam Empat Misi Tzu Chi, yakni kesehatan, pendidikan, budaya humanis, dan amal, terdapat banyak kisah yang menyentuh dan pantas disyukuri. Di RS Tzu Chi Taipei, tim medis membuat saya merasa tenang karena mereka telah menyelamatkan banyak pasien.

RS Tzu Chi Taichung juga membuat saya merasa tenang karena tim medis sangat bersatu hati. RS Tzu Chi Dalin juga membuat saya sangat tersentuh. Terlebih, setiap departemen di rumah sakit memberikan laporan selama dua hari penuh. Selama dua hari itu, saya mendengar laporan mereka dari pagi, dari teknologi medis yang tercanggih hingga pengelolaan puluhan ribu peralatan.

Laporan mereka mencakup kasus, peralatan, dan orang. Saya sungguh sangat tersentuh. Empat Misi Tzu Chi memiliki satu tujuan yang sama. Saya berharap setiap orang bisa bersumbangsih di tengah masyarakat dengan cinta kasih tanpa pamrih dan hati penuh rasa syukur. Dengan demikian, kita akan dipenuhi sukacita, bisa menciptakan keharmonisan di tengah keluarga dan masyarakat, serta menyucikan hati manusia.

Menghibur dan mendampingi pasien dalam jangka panjang
Mendedikasikan diri tanpa menyerah pada usia
Mendengar kisah yang membuat orang dipenuhi rasa prihatin, rasa haru, dan rasa syukur
Melindungi kesehatan dan menyebarkan cinta kasih universal

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Juli 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 19 Juli 2017

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -