Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih bagi Orang Lain di Jalan Bodhi


“Saya menghadapi sebuah kasus dengan penerima bantuan yang memiliki temperamen yang buruk dan selalu berbicara dengan suara yang keras. Entah mengapa saya takut kepadanya. Saya tidak dapat menghadapi penerima bantuan ini karena terhalang oleh perilakunya. Saya membaca buku Master yang mengatakan bahwa karma buruk yang kita ciptakan di kehidupan lampau bisa matang dan berbuah di kehidupan kita saat ini sehingga kita harus menghadapinya dengan berani. Saya mengubah pandangan dan menenangkan hati saya untuk berkomunikasi dengan penerima bantuan ini. Dia berkata, ‘Baiklah, saya akan berubah.’ Kemudian, saya berkata, ‘Jika kamu berubah, saya juga akan berubah,’”
kata Chen Qiu-feng relawan Tzu Chi.

Semua makhluk hidup berputar-putar dalam lima atau enam alam. Enam alam ialah lima alam ditambah alam asura. Enam alam terdiri atas alam surga, alam manusia, alam neraka, alam setan kelaparan, alam hewan, dan alam asura.

Di alam surga juga terdapat alam asura. Walau makhluk surgawi penuh kedamaian, beberapa juga dapat marah dengan mudah dan bertengkar dengan yang lainnya. Orang dengan temperamen yang buruk dapat ditemukan di mana-mana. Mereka mungkin memiliki hati yang sangat baik dan melakukan banyak perbuatan baik, tetapi mereka memiliki temperamen yang buruk. Mereka adalah asura di alam manusia.


Di alam setan kelaparan juga terdapat asura. Meski mereka telah jatuh ke alam setan kelaparan dan menderita, temperamen akibat kelaparan menimbulkan perkelahian dan konflik di antara mereka. Intinya, lima alam dan alam asura membentuk enam alam. Di antara enam alam ini, asura tersebar di lima alam lainnya. Alam surga, alam manusia, alam neraka, alam setan kelaparan, dan alam binatang memiliki asura. Mereka yang memiliki temperamen buruk atau kebiasaan buruk disebut dengan makhluk awam.

Makhluk awam memiliki pengetahuan. Namun, pengetahuan menimbulkan penyimpangan karena kurangnya kebijaksanaan meskipun mereka cerdas dan pintar. Mereka yang memiliki kebijaksanaan akan memiliki kehangatan dan welas asih agung yang sepenanggungan serta turut merasakan penderitaan orang lain. Mereka akan mendedikasikan diri dan tidak takut pada kesulitan untuk bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita dan semua makhluk hidup. Inilah praktik Jalan Bodhisatwa, yaitu jalan menuju pencerahan. Ini disebut Jalan Bodhisatwa.

Saudara sekalian, semua orang dapat menapaki Jalan Bodhisatwa dan bertekad untuk melenyapkan penderitaan orang lain. Lihatlah, sungguh banyak orang yang menderita, kurang mampu, dan sakit yang membutuhkan bantuan kita. Seorang dokter melayani dengan hati Buddha untuk menganalisis penyakit dan memberikan obat yang sesuai. Hal ini diuraikan dalam Sutra Makna Tanpa Batas.


Seorang dokter bagaikan Buddha. Perawat berjubah putih bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara. Dahulu, Bodhisatwa Avalokitesvara adalah Tathagata Pengetahuan Dharma Sejati. Saat ini, Beliau muncul sebagai Bodhisatwa Avalokitesvara. Bodhisatwa senantiasa berada di dunia dan membebaskan makhluk hidup dari penderitaan dari kehidupan ke kehidupan.

Bodhisatwa Avalokitesvara bermanifestasi dalam wujud seorang wanita, seperti seorang ibu yang penuh cinta kasih menghampiri makhluk yang menderita dan membuka kedua tangannya untuk memeluk mereka agar tetap merasakan kehangatan di musim dingin dan melindungi mereka dari kelaparan. Inilah hati seorang ibu yang penuh dengan cinta kasih.

Tathagata Pengetahuan Dharma Sejati memiliki wujud manusia agung seperti anggota Tzu Cheng kita. Anggota Tzu Cheng kita dapat melakukan pekerjaan berat dan ringan. Saat ini, dua puluh hingga tiga puluh anggota komite dan Tzu Cheng dari Taiwan Tengah telah kembali ke tempat ini. Untuk apa mereka kembali? Mereka kembali ke sini untuk membersihkan lingkungan sekitar Griya Jing Si. Mereka merapikan tanaman merambat di tempat tinggi dan membersihkan parit. Mereka membersihkan semua tempat hingga bersih. Saya sungguh berterima kasih kepada mereka.


Meskipun Griya Jing Si tidak menerima persembahan, tetapi apa yang dilakukan relawan kita adalah persembahan yang luar biasa bagi saya. Semuanya menjadikan tempat ini sebagai keluarga besar. Saat kita sedang sibuk bercocok tanam, semua insan Tzu Chi akan kembali dan membantu menabur benih. Setelah beberapa waktu, mereka akan kembali lagi dan membantu mencabuti rumput liar. Beberapa saat setelah itu, mereka akan kembali lagi untuk memanen padi dan tanaman herbal. Semuanya begitu mengasihi keluarga besar Tzu Chi dan mendedikasikan diri dengan sepenuh hati dan kekuatan bagi keluarga besar ini. Bukankah ini sebuah persembahan bagi saya? Inilah kehidupan di Griya Jing Si.

Insan Tzu Chi akan meluangkan waktu untuk kembali dan memberikan bantuan ketika kita sedang sibuk bercocok tanam. Meski kita tengah berada dalam pandemi Covid-19, mereka tetap menggenggam jalinan jodoh untuk berhimpun. Hendaklah kita senantiasa menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membantu orang yang membutuhkan. Terima kasih kepada Bodhisatwa sekalian. Ketika timbul penyakit di dunia ini, kita memiliki obat yang mujarab. Tanaman herbal kita memiliki khasiat yang besar bagi tubuh manusia. Jalinan jodoh ini sungguh tak terbayangkan.

Ada banyak hal yang tidak habis untuk diceritakan dan harus kita sendiri yang mengalaminya. Jangan biarkan pikiran kita bergejolak. Hendaklah kita memiliki hati yang baik setiap saat, tutur kata yang baik, dan tindakan yang bajik. Dengan demikian, kita akan selamanya berada di Jalan Bodhi dan dapat bersumbangsih bagi dunia tanpa henti. Inilah cara kita menghayati nilai dalam hidup ini.

Jauhi amarah dan tanamkan kesabaran dalam diri
Menumbuhkan welas asih yang sepenanggungan dalam diri
Mendedikasikan diri untuk memanen tanaman herbal
Memberikan persembahan tulus ke seluruh penjuru 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 17 September 2022
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -