Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih demi Semua Makhluk dengan Cinta Kasih Berkesadaran


“Saat mempelajari ajaran Buddha, orang pada umumnya berkata bahwa jika terus melafalkan nama Buddha, kelak akan terlahir di Tanah Suci Sukhavati, seraya berpikir yang penting dapat meninggalkan dunia ini. Sesungguhnya, mempelajari ajaran Buddha yang sebenarnya berarti harus menyebarkan makna sejati ajaran Buddha, dan ini tak lepas dari saat ini, tempat ini, dan kehidupan manusia ini,”
kata Mahabhiksu Yin Shun.

“Kini Anda hidup di tempat ini. Anda harus mempelajari ajaran Buddha, terus melatih diri, dan menyebarkan ajaran Buddha. Untuk menyebarkan ajaran Buddha, Anda tidak boleh melupakan tempat ini,” lanjutnya.

“Di dunia ini, siapa pun memiliki jalinan jodoh masing-masing. Kita harus menyelaraskan diri dengan jalinan jodoh ini untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Jadi, kebuddhaan tidak dicapai di alam surga, melainkan di alam manusia,” pungkasnya.


Saya merindukan guru saya. Mengenang saat saya hendak menjadi bhiksuni, ketika tiba di tempat penahbisan, karena tidak memiliki guru, saya harus keluar lagi. Saya bersiteguh bahwa guru saya haruslah orang yang selamanya hidup di hati saya. Hati saya selamanya tidak terpisahkan dari guru saya. Karena itu, saya memilih untuk menunggu hingga jalinan jodoh matang. Jadi, berhubung tak memiliki guru, saya berpikir hanya bisa kembali ke Hualien. Namun, saya juga berharap dapat "mengundang" pulang sebuah karya lengkap Mahabhiksu Tai Xu. Berkat jalinan jodoh ini, saya tiba di Aula Hui Ri. Saat melihat Kakek Guru, saya sangat yakin bahwa beliau adalah pembimbing hidup saya selamanya. Ini adalah sebuah jalinan jodoh.

Seusai mengikuti retret setelah penahbisan, saya kembali sebentar untuk bersujud kepada guru saya dan harus segera kembali ke Hualien. Waktu saya bersama guru saya selalu sangat singkat. Saat menerima saya sebagai murid, guru saya memberi bimbingan dan nasihat sebanyak enam kata, yaitu "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk".

Kini saya hendak berterima kasih kepada kalian. Saya ingin bekerja demi ajaran Buddha, demi semua makhluk. Ini tidaklah mudah. Namun, berkat adanya kalian, di berbagai negara, kalian mewakili saya untuk bersumbangsih "demi semua makhluk".


Setiap hari, saat menyaksikan siaran berita pagi Da Ai TV, saya dapat melihat di mana ada orang yang menderita, insan Tzu Chi segera bersumbangsih demi semua makhluk. Bodhisatwa adalah makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Bodhisatwa adalah guru yang tak perlu diundang. Bodhisatwa selalu berinsiatif untuk bersumbangsih. Inisiatif ini berasal dari hakikat kebuddhaan dalam batin.

Kita semua memiliki hakikat kebuddhaan. Kita tidak tega melihat semua makhluk menderita. Saat ada makhluk yang menderita, cinta kasih dan welas asih Buddha bangkit dalam hati kita sehingga kita tidak tega melihat penderitaan itu. Jadi, kita memiliki Buddha yang hakiki, Dharma yang hakiki, juga Sangha yang hakiki. Jadi, kita harus melatih diri.

Pelatihan diri dalam ajaran Buddha harus dimulai dari tekad kita sendiri. Kita harus membangkitkan tekad yang murni untuk melatih diri.

Tzu Chi adalah sebuah ladang pelatihan diri. Jing Si adalah sebuah silsilah Dharma. Setiap pagi, setelah bersujud kepada Buddha, saya selalu membangkitkan sebuah tekad semoga ajaran Jing Si menjadi bagaikan air Dharma yang membasahi batin semua makhluk. Semoga noda dan kegelapan batin semua makhluk dapat dibersihkan dengan air Dharma. Kita berharap air Dharma Jing Si ini dapat membasahi ladang batin semua makhluk di dunia.

Meski batin semua orang dipenuhi debu ketidaktahuan bagaikan tanah yang terlalu kering, saya berharap silsilah Dharma Jing Si selamanya menjadi air jernih yang senantiasa membasahi batin semua makhluk. Semoga pintu Dharma Jing Si ini menjadi bagaikan tanah yang dapat menumbuhkan akar Bodhi semua makhluk. Semoga benih Bodhi tersebar di ladang batin semua orang.


Kita harus menyebarkan benih kebajikan agar di ladang batin setiap orang, benih kebajikan ini dapat berakar. Jadi, saya berharap silsilah Dharma Jing Si dapat menjadi air jernih dan mazhab Tzu Chi menjadi tanah. Semoga kita dapat menyebarkan benih kebajikan di ladang batin setiap orang.

Dibutuhkan adanya benih, air, tentu juga sinar matahari. Sinar matahari melambangkan semangat. Kita semua harus saling mendukung dan memotivasi. Sikap saling mendukung dan memotivasi ini bagaikan udara dan aliran jernih. Bukankah Sutra Makna Tanpa Batas juga mengatakan demikian?

"Berbagai pintu Dharma tanpa batas, semua terpapar di hadapan." Ladang pelatihan kita berada di tengah masyarakat. Terdapat sebuah kitab dalam diri setiap orang. Jadi, kita harus belajar dari setiap orang demi menumbuhkan kebijaksanaan kita. Jadi, ladang pelatihan batin ada di tengah masyarakat.

Antarsesama manusia, kita harus saling mendukung. Akar kebijaksanaan kita harus tumbuh secara meluas dalam ladang batin kita. Akar ini juga harus tumbuh secara mendalam. Jadi, kita semua hendaknya mempraktikkan silsilah Dharma Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Air Dharma yang kita miliki ini selamanya harus kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menjaga dengan baik benih-benih yang telah berakar dalam ladang batin kita.


Bodhisatwa sekalian, kita harus bersyukur dan terus bersemangat. Kita juga harus saling menyemangati. Ini bagaikan sebuah aliran udara bersih yang memengaruhi ladang batin setiap orang dan membuat butir-butir benih tadi bertunas dan bertumbuh. Kita juga harus saling menghormati. Sulit untuk memprediksi panjang pendeknya usia manusia. Namun, kalian telah memperlihatkan ketekunan dan semangat kalian. Saya sangat berterima kasih.

Misi demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk telah kalian wujudkan. Saya sangat berterima kasih. Harap semua orang benar-benar sepenuh hati berjalan di Jalan Bodhisatwa yang lurus ini. Dalam bersumbangsih demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk, sejak pertama kali melangkah, kita menuju Jalan Bodhi. Dalam perjalanan ini, kita memahami Dharma. Kita menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Kita memberi bantuan yang berwujud kepada orang lain, tetapi memperoleh kebijaksanaan yang tak berwujud bagi diri sendiri. Semua ini harus kita hargai.

Mengenang Mahabhiksu Yin Shun yang berkarya demi ajaran Buddha
Membangun tekad murni untuk menjadi Bodhisatwa
Membasahi semua makhluk dengan air Dharma Jing Si
Tekun dan saling mendukung mewujudkan hutan Bodhi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 04 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 06 Juni 2021
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -