Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih dengan Cinta Kasih Tanpa Pamrih
Topan Damrey yang merupakan topan berkekuatan
sedang telah mendatangkan bencana besar di wilayah tengah Vietnam. Ketidakselarasan
empat unsur alam telah mendatangkan bencana besar. Topan ini juga mendatangkan curah
hujan tinggi di Penang, Malaysia sehingga menimbulkan bencana besar. Insan Tzu
Chi setempat segera memberi perhatian. Rumah sebagian insan Tzu Chi juga
terendam banjir, tetapi mereka mengesampingkannya dan memprioritaskan
penyaluran bantuan.
Setelah bersatu hati dan bergotong royong untuk
mencurahkan perhatian dan membersihkan lokasi bencana, mereka juga saling
membantu untuk membersihkan rumah sesama relawan. Mereka mendahulukan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Seperti inilah semangat insan
Tzu Chi. Kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih, baru bisa menciptakan
kekuatan besar.
Kekuatan Tzu Chi Malaysia sungguh sangat besar, baik dari sisi barang bantuan maupun tenaga. Jadi, meski tidak tega melihat penderitaan korban bencana, saya juga merasa tenang. Hidup aman dan tenteram adalah berkah yang sesungguhnya.
Kita juga bisa melihat Meksiko. Meski para korban bencana sulit menghadapi penderitaan yang didatangkan oleh bencana, tetapi relawan kita menjangkau mereka dengan cinta kasih yang tulus. Kita memberikan bimbingan dengan bijaksana sehingga setiap orang bisa membuka pintu hati dan menjadi relawan untuk menolong sesama.
“Saya tinggal di rumah ibu saya. Saat tahu bahwa rumah ini akan dirobohkan, saya sangat terkejut. Saya telah menjadi petani selama 17 tahun. Kini sawah saya juga terkena dampak bencana. Saat naik sepeda untuk menyurvei kondisi bencana, saya bertemu dengan insan Tzu Chi. Saya berinisiatif menjadi relawan. Karena mengenal hampir semua orang di sini, saya naik sepeda untuk melakukan survei. Bukan hanya kebun apung yang terkena bencana, rumah warga di sekitar kebun apung juga terkena bencana. Kemudian, semakin banyak orang yang menjadi relawan seperti saya. Contohnya dua orang perempuan ini. Saya sangat senang karena ada semakin banyak relawan,” ujar seorang petani.
Meski rumah bapak ini roboh dan sawahnya mengalami kerusakan, tetapi dia dengan senang hati menjadi relawan. Melihat dia rela bersumbangsih meski kondisi kehidupannya juga sulit, relawan kita pun menyarankannya untuk mengikuti program bantuan lewat pemberian upah. Namun, dia menolaknya. Dia berkata bahwa bahkan insan Tzu Chi yang datang dari jauh juga bersumbangsih bagi warga dengan tulus, bagaimana dia bisa menerima upah? Namun, relawan kita terus membujuknya. Akhirnya, dia bersedia menerima upah untuk menjaga kelangsungan hidup keluarganya.
Di komunitasnya, dia terus menyebarkan kekuatan cinta kasih sehingga anak-anak muda dapat memahami semangat cinta kasih. Dia menginspirasi banyak anak muda untuk menolong sesama. Kisah tentang bapak ini adalah salah satu kisah yang menyentuh. Relawan di Taiwan juga mengemban misi dengan cinta kasih. Kita telah menjalankan misi amal selama puluhan tahun.
Di Shuangxi, ada seorang penerima bantuan yang telah dua kali terserang stroke. Dia juga menderita epilepsy sehingga kemampuannya perlahan-lahan menurun dan sulit untuk merawat diri sendiri. Setelah mendampinginya selama belasan tahun, relawan kita baru berhasil membujuknya untuk tinggal di panti wreda. Sebelum itu, dia harus menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Karena itu, insan Tzu Chi mendampinginya menjalani pemeriksaan kesehatan di RS Tzu Chi Taipei.
Saat kondisi kesehatannya memburuk, insan Tzu Chi terus mendampinginya. Saat dia buang air besar atau kecil tanpa bisa dikendalikan, relawan kita juga segera membersihkannya tanpa takut kotor. Lihatlah betapa sabarnya anggota Tzu Cheng kita.
“Apakah Anda tidak takut pada aroma tidak sedap seperti itu?”
Kalau dibutuhkan, kita harus melakukannya. Itu adalah kesempatan untuk belajar dan membina rasa syukur. Dengan begitu, saya bisa mengembangkan kebijaksanaan,” kata Xiao Ming-zhi Relawan Tzu Chi.
Meski ini terlihat seperti hal yang biasa, tetapi tidak semua orang sanggup melakukannya. Relawan kita mendampinginya dalam jangka panjang. Tanpa ketulusan kasih sayang, bagaimana kita bisa melakukannya? Lihatlah, insan Tzu Chi tidak pernah bosan mencurahkan perhatian padanya. Inilah yang saya ulas dalam ceramah pagi, jujur dalam bertindak dan lembut dalam bertutur kata. Seperti inilah para relawan kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Jadi, tiada hal yang mustahil.
Asalkan memiliki tekad, segala sesuatu bisa tercapai. Setelah mendalami ajaran Buddha, relawan kita memahami makna kehidupan yang sesungguhnya. Terlahir di alam manusia, apa yang harus kita lakukan? Saya berharap kita semua bisa menjadi penyelamat dalam hidup orang lain. Bukankah para insan Tzu Chi telah menjadi penyelamat dalam hidup orang lain? Tidak peduli di mana bencana terjadi, insan Tzu Chi yang memiliki cinta kasih tanpa mementingkan jalinan jodoh serta perasaan senasib dan sepenanggungan akan menjangkau lokasi bencana meski harus mengatasi berbagai kesulitan.
Cinta kasih dan perhatian insan Tzu Chi tidak pernah terputus selama puluhan tahun ini. Mereka sungguh merupakan Bodhisatwa dunia. Melakukan praktik Bodhisatwa tidaklah sulit. Kita harus terjun ke tengah masyarakat dan menjadi penyelamat dalam hidup orang lain dengan memberikan bantuan tepat pada waktunya. Jadi, kita harus membangun tekad untuk melatih diri.
Kita cukup membangkitkan sebersit niat baik saja. Dalam ceramah pagi, saya juga mengulas bahwa satu benih bertumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga bertumbuh dari satu. Sesungguhnya, inti sari dari Dharma yang terkandung dalam segala sesuatu di dunia ini adalah cinta kasih tanpa pamrih.
Cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin harus dipraktikkan dengan tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh. Meski ini terdengar cukup sederhana, tetapi tidak mudah untuk menjalankannya. Namun, asalkan ada tekad, maka tidak ada yang tidak bisa dicapai. Jadi, meski perjalanan ini penuh kesulitan, tetapi kita bisa mengawalinya dengan sebersit niat yang sederhana. Singkat kata, kekuatan cinta kasih bergantung pada sebersit niat.
Bergotong royong
memberikan bantuan pada korban bencana
Orang yang hidup aman
dan tenteram hendaknya menghargai berkah
Tersentuh dan
berikrar untuk menjadi relawan
Mendampingi lansia bagai orang tua sendiri dengan ketulusan kasih sayang
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 November 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 9 November 2017