Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih Sebagai wujud Rasa Syukur dan Cinta Kasih

Hari ini tanggal 11 Maret. Pada tahun 2011, di tanggal ini, tepatnya pada pukul 01.46 waktu setempat, Jepang tiba-tiba diguncang gempa berkekuatan 9,0 skala Richter yang disusul dengan tsunami. Kekuatan gelombang tsunami itu sangat besar sehingga membawa kerusakan bagi reaktor nuklir. Banyak orang tidak berani berada di daerah itu, tetapi insan Tzu Chi malah memasuki daerah itu untuk memberi perhatian dan bantuan. Hari demi hari, mereka terus berada di sana. Kita memberi pendampingan jangka panjang. Setelah bencana berlalu, setiap tahun insan Tzu Chi masih mengunjungi para penerima bantuan minimal dua sampai tiga kali setahun untuk memberi perhatian bagi para lansia di sana.

Para lansia ini tinggal di luar radius 20 kilometer dari pembangkit listrik tenaga nuklir itu. Kita tetap mengunjungi mereka. Namun, kali ini ada staf Da Ai TV yang mengambil cuti dan mengeluarkan biaya sendiri untuk melihat kondisi daerah itu setelah 5 tahun. Dia ingin mendokumentasikan kondisi di sana setelah lima tahun berlalu. Staf ini adalah suami istri, yaitu Deng Zhi-ming dan istrinya. Mereka memiliki misi yang sama. Meski merupakan staf, tetapi mereka juga memiliki semangat relawan. Terlebih lagi, mereka suami istri. Mereka pergi dengan mengemban misi.

Hingga saat ini, dalam radius 20 kilometer, tiada orang yang diizinkan masuk. Mereka bertemu seorang warga Jepang yang dahulu pernah menerima bantuan Tzu Chi. Dia bersedia mendampingi mereka untuk memasuki daerah itu. Namun, sebelum masuk, mereka harus mendapatkan izin. Namun, warga Jepang ini mengingatkan mereka, “Area itu tidak aman untuk dimasuki. Namun, jika kalian bersikeras, apakah kalian telah mempertimbangkan resikonya kelak saat akan memiliki anak?”

Mereka berkata bahwa mereka tidak berencana untuk punya anak. Warga Jepang itu bertanya lagi, “Kalian yakin?” Mereka menjawab, “Yakin, kami ingin masuk ke sana.” Akhirnya, mereka masuk ke area yang berada dalam radius 3,5 kilometer dari PLTN.

 Saat merekam gambar, mereka tidak melihat orang ataupun kendaraan. Warga Jepang ini bersedia mendampingi mereka untuk masuk ke area itu. Dia pun sekalian mampir ke rumah lamanya untuk mengambil beberapa barang. “Apa yang Anda cari?” / “Foto keluarga saya. Saya merasa tidak berdaya. Ini foto putra saya bersama tim bisbolnya.” / “Untuk apa Anda mengambil gambar?” / “Kelak mungkin tidak ada kesempatan untuk kembali. Hari ini mungkin terakhir kalinya saya berada di sini. Saya tidak bisa pulang ke rumah sendiri. Saya sungguh merasa tak berdaya.”

Meski di luar radius 20 kilometer pemerintah Jepang telah membangun perumahan bagi mereka, tiada orang yang berani tinggal di sana. Bahkan lebih jauh daripada itu, di luar radius 30 km pun warga tak berani masuk.

Lima tahun lalu, saat memasuki daerah itu, insan Tzu Chi membawa penghiburan dan juga dana solidaritas. Sebagai ungkapan terima kasih atas hal ini, warga Jepang juga mengumpulkan donasi bagi korban gempa di Tainan tahun ini. Kami percaya korban gempa di Taiwan kali ini pasti dapat keluar dari masa-masa sulit. Selama kita masih hidup, kampung halaman pasti dapat dibangun kembali. “Banyak orang berlalu-lalang di sini. Karena itu, saya meletakkan kotak dana di sini. Ukurannya kecil, maka bisa penuh dalam tiga hari. Dibutuhkan kotak yang sedikit lebih besar, maka saya membuatnya untuk menggantikan kotak yang semula. Pada bencana gempa 11 Maret 2011, saya menerima dana solidaritas dari Tzu  Chi. Saya sangat berterima kasih. Warga Kesennuma mendapat bantuan dari Taiwan. Semua orang sangat berterima kasih. Semoga korban gempa di Tainan tidak putus asa. Bersemangat! Taiwan, bersemangatlah!”

Para warga jepang mengungkapkan rasa terima kasih mereka dan telah menggalang 1,15 juta yen yang sama dengan 334.000 dolar NT (Rp 134 juta) Tzu Chi segera menyampaikan donasi itu kepada pemerintah Tainan. Inilah wujud rasa terima kasih mereka. Donasi 334.000 dolar NT ini mengandung cinta kasih dari warga Jepang. Kekuatan cinta kasih sungguh membuat orang terharu. Saya juga berterima kasih kepada staf kita yang bersedia mengambil risiko untuk memasuki area berbahaya.

Kita juga melihat TIMA Amerika Serikat memberi pelayanan kesehatan di salah satu daerah tertinggal di California, yaitu San Bernardino City. Mayoritas warga di sana adalah keturunan Meksiko atau Spanyol. Ada pula warga dari negara-negara lain. Insan Tzu Chi mengunjungi mereka tiga bulan sekali untuk menjalankan pelayanan kesehatan, potong rambut, pembagian bantuan, dll. bagi para buruh tani imigran di sana.

Menjadi buruh tani adalah satu-satunya pilihan bagi mereka. Tzu Chi memberi pelayanan kesehatan bagi para buruh tani ini. Kita melakukan apa yang bisa kita lakukan. Inilah kekuatan cinta kasih. Berbicara tentang cinta kasih, manusia memang seharusnya saling mengasihi. Bantuan internasional adalah wujud dari semangat kemanusiaan. Kita telah melihat begitu banyak pengungsi yang mengalami banyak rintangan untuk masuk ke suatu negara ataupun meninggalkan perbatasan. Mereka sungguh menderita.

Di Serbia, insan Tzu Chi tengah memberikan bantuan bagi pengungsi yang tidak bisa keluar dan terpaksa tinggal. Relawan menaruh perhatian besar kepada perempuan dan anak-anak. Mereka berusaha memberikan yang terbaik. Bagi pengungsi yang masuk, kita juga terus menyediakan bantuan. Bagi pengungsi yang tidak bisa keluar, kita juga sungguh-sungguh memberi perhatian.

Salah satu relawan kita adalah pengungsi Suriah yang kini sudah mendapatkan izin tinggal. Dia bergabung dalam barisan relawan dan pernah membantu para pengungsi di Turki. Kini dia datang ke Serbia untuk turut membantu. Dia berkata bahwa dia harus bersumbangsih bagi saudara sebangsanya. Karena itu, dia bersedia membantu setiap kali Tzu Chi menyalurkan bantuan. Inilah kekuatan cinta kasih. Sungguh-sungguh bersumbangsih akan membawa kebahagiaan dan membawa manfaat bagi semua makhluk.

Insan Tzu Chi memberi perhatian dalam gempa di Jepang 11 Maret 2011 silam

Warga Jepang bersumbangsih bagi Tainan sebagai wujud rasa syukur

TIMA Amerika Serikat memberi pelayanan di daerah tertinggal

Membangkitkan empati dan membantu orang yang membutuhkan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Maret 2016

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 13 Maret 2016
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -