Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih secara Nyata untuk Menjalin Jodoh Baik

Kita bisa melihat di Selandia Baru, para saudara se-Dharma bersama-sama melakukan kebaikan. Mereka memiliki satu arah yang sama. Inilah yang sangat kita butuhkan. Saya sangat tersentuh. Rumah insan Tzu Chi di sana juga sangat indah. Itu merupakan ladang pelatihan yang baik karena sangat bersih dan penuh dengan suasana pelatihan.

Di sana, para relawan memiliki rumah bersama karena mereka memiliki berkah dan jalinan jodoh untuk berkumpul bersama. Mengenai rumah bersama insan Tzu Chi ini, saya sangat bersyukur kepada Bapak Ye yang pergi ke Selandia Baru. Berkat adanya ladang pelatihan ini, para relawan kita dapat melatih diri serta saling berbagi pengalaman dan berdiskusi di sana. Tentu, kita sangat bersyukur atas rumah yang penuh kehangatan ini.

Saya juga teringat akan Mei-yu dan yang lainnya yang pergi ke Selandia Baru pada lebih dari 20 tahun yang lalu. Selain Mei-yu, juga ada Bapak Song Du-zhi dan Wang Duan-zheng yang pergi ke sana sehingga Tzu Chi dapat menjalin jodoh di sana. Ada sekelompok orang yang bersatu hati dan bergotong royong untuk menjalin jodoh baik dengan terjun ke tengah masyarakat guna berbagi semangat ajaran Buddha dan filosofi Tzu Chi di Selandia Baru.

Jika kalian tidak pergi ke sana, bagaimana mungkin Tzu Chi bisa ada di sana? Jadi, kita hendaknya berkata bahwa relawan yang pertama pergi ke sana telah menabur benih kebajikan di sana. Kita juga harus bersyukur kepada relawan yang saat ini bersungguh hati menjalankan Tzu Chi di Selandia Baru.


Kepada mereka yang menjalankan Tzu Chi dan menggarap ladang batin di Selandia Baru, saya sungguh sangat bersyukur. Bukankah ini demi mewujudkan harapan saya, yakni berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk? Ajaran Buddha harus disebarkan di sana.

Saya juga berharap Bodhisatwa sekalian dapat menyebarkan Dharma dengan tulus. Untuk berbagi Dharma dengan orang lain, diri sendiri harus lebih bersungguh hati. Kalian harus bersungguh hati mendengarkan ajaran saya. Ajaran Buddha sangatlah mendalam. Menyimpang sedikit saja, kita mungkin akan tersesat jauh dari kebenaran.

Kita harus bersumbangsih secara nyata. Contohnya para relawan di Selandia Baru. Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Hidup di Selandia Baru, kalian harus bersumbangsih bagi masyarakat setempat. Saya sering berkata bahwa kita harus memupuk karma baik. Karena itulah, kita menggalang Bodhisatwa dunia.

Jika orang baik di suatu wilayah bertambah, maka wilayah tersebut akan lebih tenteram, energi positif di sana akan meningkat, dan iklim setempat akan lebih bersahabat. Jadi, semakin banyak orang baik dan semakin banyak berkah yang diciptakan, berkah akan semakin besar. Saat hidup dalam kondisi aman dan tenteram, kita hendaklah berusaha untuk mempertahankannya hingga selamanya. Jadi, saat hubungan antarmanusia harmonis, iklim juga akan selaras.

 

Karena itu, saya ingin memberi tahu kalian bahwa ini merupakan tanggung jawab semua orang. Bagi relawan di Selandia Baru, yang terpenting ialah bersumbangsih bagi umat manusia. Semoga kalian dapat mempertahankan jalinan kasih sayang yang ada saat ini serta menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia karena kebaikan harus dilakukan bersama.

Setiap orang dapat menghimpun kekuatan untuk menciptakan berkah.

Buddha mengasihi semua orang dan berharap setiap orang dapat menciptakan berkah. Dengan donasi kecil, orang kurang mampu juga dapat berkontribusi untuk kebaikan besar. Dengan menyisihkan 50 sen dan membangkitkan niat baik setiap hari, berarti mereka berbuat baik. Bagaimana agar mereka dapat mengakumulasi kebajikan kecil ini dalam jangka panjang?

Jika kita menjalankan tugas kita dengan baik, selain bersumbangsih dengan 50 sen, mereka juga akan menjadi sukarelawan sehari dan mereka merasa gembira. Lalu, mereka menjadi sukarelawan dua hari dan mereka merasakan sukacita.

Kemudian, mereka menjadi sukarelawan tiga hari dan mereka dipenuhi sukacita dalam Dharma. Dengan demikian, mereka akan terus bersumbangsih dan menyerap Dharma. Demikianlah Dharma membimbing orang-orang di dunia ini.

 

Selandia Baru sangat membutuhkan Dharma. Meski hari ini hidup aman dan tenteram, tetapi kita tidak tahu bagaimana kondisi hari esok. Karena itu, saat ini, mari kita membantu orang-orang untuk bertransformasi secara perlahan dari makhluk awam menjadi Bodhisatwa. Dengan menjadi Bodhisatwa, berarti kita kembali pada sifat hakiki kita.

Jadi, para insan Tzu Chi yang berada jauh di Selandia Baru, ingatlah untuk bersungguh-sungguh menggenggam nilai kehidupan dan memanfaatkan waktu kalian. Kalian harus terus menggalang Bodhisatwa dunia. Menggalang satu Bodhisatwa dunia berarti menjalin satu jodoh baik karena kalian membimbing orang-orang. Tidak peduli berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk membimbing seseorang, begitu berinteraksi, kalian telah menjalin jodoh.

Jadi, kalian dapat berbagi tentang Tzu Chi dengan setiap orang yang ditemui agar mereka dapat memahami Tzu Chi. Kita harus berusaha semampu kita untuk menabur benih. Di dalam hati setiap orang terdapat sebuah ladang. Kita harus menabur benih kebajikan di ladang batin kita sendiri.

Sutra Bunga Teratai juga mengajari kita untuk menabur benih kebajikan. Kita harus menabur butir demi butir benih kebajikan di dalam ladang batin diri sendiri. Demikianlah kita menjalin jodoh baik. Dengan memperkenalkan Tzu Chi pada seseorang dan membimbingnya, kita dapat membangkitkan cinta kasihnya dan mengubah pola pikirnya menuju arah yang baik. Semua ini termasuk menciptakan berkah.

 

Jadi, satu orang bagaikan sebutir benih. Saya sering berkata bahwa sebutir benih dapat bertumbuh menjadi tak terhingga. Dengan membangkitkan sebersit niat baik, niat baik itu akan bertumbuh menjadi tak terhingga. Saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat mempererat jalinan kasih sayang Tzu Chi dan menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia.

Semakin banyak orang yang terinspirasi, semakin besar cinta kasih yang terhimpun. Cinta kasih ini merupakan kekuatan yang tidak terbatas. Kita harus menggarap ladang berkah dan mengakumulasi benih kebajikan di ladang batin kita. Kita harus menabur benih di ladang batin pada generasi sekarang, generasi kita. Benih di ladang batin kita inilah yang akan menyertai kita dari kehidupan ke kehidupan.

Dengan benih yang kini kita bawa ini, kita menggarap ladang batin kita dan membangkitkan sebersit niat baik. Kita harus segera menabur benih cinta kasih di ladang batin kita. Sebutir benih cinta kasih dapat menginspirasi orang yang tak terhingga untuk membangkitkan kekuatan cinta kasih. Karena itulah, disebut "satu bertumbuh menjadi tak terhingga". 

Menggarap ladang berkah di Selandia Baru dan menabur benih kebajikan
Bersumbangsih secara nyata untuk menjalin jodoh baik
Menggalang Bodhisatwa dunia untuk menghimpun cinta kasih
Jalinan kasih sayang Tzu Chi bertumbuh menjadi tak terhingga

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Desember 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 28 Desember 2020
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -