Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih Tanpa Pamrih sebagai Bodhisatwa


Saya sungguh sangat bersyukur. Selama bertahun-tahun, relawan dari Kaohsiung, Yilan, dan wilayah tengah Taiwan selalu berhimpun di Griya Jing Si pada masa-masa ini. Selain itu, juga ada para insan Tzu Chi dari luar negeri yang berangsur-angsur kembali.

Saat kembali ke sini, para relawan kita terus membuat kue berbentuk persik. Orang-orang bersukacita memakannya, juga bersukacita membawanya pulang ke rumah. Hati mereka telah menerima Dharma. Dharma ini adalah ajaran Tzu Chi. Jadi, mereka akan lebih tekun dan bersemangat menerapkan ajaran Tzu Chi di komunitas. Ini sangatlah penting.

“Master, selama 14 tahun ini, saya belajar banyak hal. Saya menjadi sandaran bagi warga komunitas dan bekerja sama dengan sesama relawan agar bisa mengerahkan kekuatan yang lebih besar. Kita semua adalah relawan. Master mengajari kita untuk memperhatikan sesama relawan. Saya berharap semua pengusaha dapat bergabung dengan Tzu Chi. Demikianlah pemikiran saya,” kata Yan Zi-jie relawan Tzu Chi.

“Mendengar Ketua Yan membahas tentang para pengusaha berbuat baik bersama, saya merasa bahwa tim komisaris kehormatan hendaknya menyatukan para pengusaha untuk memperluas cinta kasih agung dan menghimpun kekuatan untuk melakukan lebih baik kebaikan,” kata Hong Shi-rong relawan Tzu Chi.

“Kesempatan ini sangatlah langka. Tahun ini, kita memulainya dari ET Mall di Taipei. Kita juga mengundang 22 perusahaan untuk berbuat baik bersama. Kita tidak membeda-bedakan perusahaan besar atau kecil. Kita mengajak semuanya untuk berbuat baik bersama. Dalam proses ini, para karyawan perusahaan beserta keluarga juga menyambut perbuatan baik ini. Saya yakin bahwa ini hanyalah gelombang pertama. Lewat gerakan kecil ini, kita menciptakan riak cinta kasih yang sangat besar,” kata Li Bo-xi relawan Tzu Chi.


Kita semua sungguh dipenuhi berkah. Karena itu, kita harus lebih banyak menciptakan berkah. Setiap orang memiliki sumur dalam hati masing-masing. Apakah kita akan giat menggali sumur dalam hati kita? Jika kita giat menggalinya, mata air akan terus memancar dari sumur ini.

Memiliki mata air dan tahu bagaimana memanfaatkannya, itu barulah berkah. Jika tidak, meski mata air ini terus memancar, bumi tidak akan bisa dibasahi. Jika demikian, mata air ini tidak bisa membawa manfaat bagi dunia. Ini sama saja dengan mengikis berkah sendiri.

Kita hendaknya memanfaatkan mata air ini untuk membawa manfaat bagi orang banyak. Di dalam hati kita terdapat benih kebajikan. Di dalam hati kita juga terdapat sebuah sumur. Kita hendaknya segera menabur benih kebajikan di dunia dan menyiramnya dengan mata air dalam hati kita. Dengan demikian, kita menciptakan berkah.

Berkah yang diciptakan akan kembali pada diri sendiri. Jika tidak, meski kalian menciptakan berkah dahulu dan membawa berkah ke kehidupan sekarang, tetapi seiring berlalunya waktu, berkah kalian akan habis jika kalian tidak kembali menciptakan berkah. Saya sangat bersyukur dan turut senang untuk kalian. Berkat perpaduan berbagai sebab dan kondisi, kita dapat bersumbangsih bersama. Demikianlah kita menciptakan berkah.

Saya sangat bersyukur kepada kalian semua. Saya tidak memiliki apa-apa. Saya hanya bisa memberi tahu kalian tentang apa yang saya lihat dan saya pikirkan. Jadi, saya memberi tahu kalian bahwa di suatu tempat, ada sebidang lahan yang membutuhkan orang untuk menggarap lahan, menabur benih, dan menyiramnya. Setelah itu, kalian pun berkesempatan untuk menabur berkah bagi kehidupan mendatang.


Di kehidupan sekarang, kita membawa benih berkah dari kehidupan sebelumnya. Kini, kita harus terus menabur benih berkah dan menjalin jodoh baik untuk kehidupan mendatang. Saya sangat bersyukur atas ketekunan kalian. Kalian semua bisa memotivasi satu sama lain. Kalian juga memanfaatkan jalinan jodoh dan kesempatan untuk menyebarkan kebajikan dan berbagi tentang Tzu Chi. Ini disebut menyucikan hati manusia. Jadi, sebarkan saja hal yang benar.

“Selama pandemi Covid-19, para veteran terkurung di sini. Selama hampir tiga tahun, mereka tidak bisa keluar. Karena itu, mereka sesungguhnya sangat menantikan upacara pemandian rupang Buddha kali ini. Selain tersiksa oleh pandemi, mereka juga tersentuh oleh insan Tzu Chi,” kata Chen Li-fen relawan Tzu Chi.

“Kami sangat terhibur. Mulai sekarang, kami tak akan lagi merasa sedih dan mengkhawatirkan hidup kami. Kami telah memperoleh kedamaian batin. Inilah yang paling membuat saya terharu hari ini,” kata Lin Bi-feng Warga lansia.

“Saya telah tinggal 20-an tahun di komunitas ini. Di komunitas ini, semua orang tahu bahwa saya adalah relawan Tzu Chi. Karena itu, saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menjalin jodoh baik dengan orang-orang. Saya berharap orang-orang dapat lebih mengenal Tzu Chi dan jalinan jodoh baik Tzu Chi dapat menjangkau lebih banyak orang,” kata Yang Chun-lan relawan Tzu Chi.

Kita telah mengerahkan segenap hati kita. Terinspirasi atau tidak, itu bergantung pada pendengar. Jika terinspirasi, mereka akan menciptakan berkah. Jika tidak terinspirasi, meski lahan ada di depan mata mereka, mereka pun tidak akan tahu untuk menabur benih. Singkat kata, kita yang menggarap lahan, kita pulalah yang menuai berkah.


Saudara sekalian, kita sungguh harus memancarkan mata air dari sumur batin kita dan menghubungkan ladang berkah kita. Ini adalah hal yang sangat baik. Karena itu, saya berharap kalian tidak bersikap perhitungan dan membanding-bandingkan. Jangan hanya berpikir untuk memperoleh sesuatu. Bersumbangsih tanpa pamrih akan mendatangkan berkah tak terhingga.

Kita tidak perlu menghitung banyaknya benih yang ditabur. Asalkan memiliki benih, niat, dan lahan yang subur, sebutir benih yang ditanam pasti akan bertumbuh menjadi tak terhingga. Namun, jika kita senantiasa menghitung banyaknya benih yang kita tabur, itu akan menjadi ada batasnya. Jika tidak dihitung, maka itu tidak ada batasnya.

Semua orang hendaknya berhimpun untuk menciptakan berkah. Jadi, menyucikan hati manusia dan mengajak orang-orang berbuat baik, ini sangatlah penting sekarang. Kita menyebarkan Dharma demi manfaat semua makhluk. Ini disebut menyebarkan Dharma dan kebajikan. Bertutur kata baik, berbuat baik, dan membimbing orang menapaki jalan kebajikan, ini disebut mempraktikkan Jalan Bodhisatwa.

Saya berharap kalian dapat terus memperluas perbuatan baik kalian, memperluas ladang batin kalian, dan memperluas ladang berkah Tzu Chi. Semua ini mendatangkan pahala. Namun, saya ingin memberi tahu kalian bahwa kita tidak boleh tamak akan pahala. Meski demikian, saya tetap harus berkata bahwa siapa yang menabur, dia jugalah yang akan menuai. Meski saya tidak mengatakannya, kalian tetap akan memperoleh berkah dari perbuatan baik kalian.

Saya mendoakan kalian. Terima kasih. Lebih banyaklah bertutur kata baik, menginspirasi orang baik, dan berbuat baik. Terima kasih. 

Membimbing sesama manusia dengan tekun, bersemangat, dan sukacita
Giat menabur benih berkah dan kebajikan serta menggarap ladang batin
Sumur batin memancarkan mata air yang membasahi bumi
Bersumbangsih tanpa pamrih sebagai Bodhisatwa

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 20 Mei 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 22 Mei 2023
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -