Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih Tanpa Pamrih untuk Menyelamatkan Semua Makhluk

“Bagus sekali. Tempat ini sangat luas. Kita semua sangat beruntung bisa memiliki tempat seluas ini di Keelung untuk mengadakan kegiatan. Bagus sekali,” kutipan wawancara Wen Song-zhen, Komisaris Kehormatan.

Lahan berdirinya Kantor Perwakilan Tzu Chi Keelung disumbangkan oleh Bapak Wen Song-zhen. Dia terinspirasi oleh anggota komite kita, Xu Ying-li. Dia sudah pensiun, tetapi dia selalu berharap dapat melakukan lebih banyak hal untuk Tzu Chi. Dia juga bertekad untuk bersumbangsih sebagai komisaris kehormatan dengan kemampuan sendiri. Karena itu, setelah pensiun, dia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah gedung. Karena itulah dia bisa bertemu dengan Bapak Wen.

Saat tahu bahwa dia adalah seorang pensiunan pegawai negeri sipil, Bapak Wen bertanya mengapa dia masih bekerja. Untuk menjawab pertanyaannya, dia pun bercerita tentang Tzu Chi sehingga Bapak Wen mulai mengenal Tzu Chi. Selain itu, pascagempa 21 September 1999, Bapak Wen juga bergabung dengan insan Tzu Chi untuk menyalurkan bantuan bencana. Karena itu, dia bisa memahami ketulusan kasih sayang para relawan kita. Melihat cinta kasih tanpa pamrih seperti ini, dia sangat terharu. Dia memiliki sebidang lahan di Keelung.

“Saat itu, kami berpikir bahwa kami sudah lanjut usia, apa yang bisa kami lakukan dengan hasil penjualan lahan itu? Anak-anak kami sudah memiliki karier masing-masing. Mengapa lahan itu tidak disumbangkan? Saat itu, kami mempertimbangkan banyak organisasi dan akhirnya memilih Tzu Chi. Kami pernah mengikuti kegiatan Tzu Chi. Tzu Chi sangat baik dan berdedikasi pada masyarakat,” kutipan wawancara Wen Huang Xi-xi, Istri Wen Song-zhen.

doc tzu chi

“Sepanjang hidup mereka, orang tua kami mengajari kami untuk membalas budi masyarakat. Ayah kami melakukan banyak perbuatan amal dan kami memberinya dukungan penuh,” kutipan wawancara Wen Ying-qun, Putra Wen Song-zhen.

“Jika lahan itu dijual, kami bisa memperoleh banyak uang. Jika kami tidak menyumbangkan lahan itu, hasil penjualan lahan itu hanya akan dinikmati oleh keluarga kami. Bukankah itu sangat disayangkan? Kami merasa bahwa seharusnya tidak seperti itu. Yang dikatakan ayah saya benar, dengan menyumbangkan lahan itu, ada banyak orang yang bisa memperoleh manfaat,” kutipan wawancara Wen Ying-xue, Putri Wen Song-zhen.

Anak-anaknya memiliki karier masing-masing. Apa pun yang ingin sang ayah lakukan, anak-anaknya selalu mendukungnya. Keluarga yang begitu harmonis sangat jarang ditemui. Karena kekuatan cinta kasih, Bapak Wen menyumbangkan lahan tersebut. Di Keelung, mencari lahan tidaklah mudah, terlebih lahan yang rata. Saat itu, kita sangat membutuhkan lahan. Kantor lama Tzu Chi di Keelung berada di Jalan Jijin I. Bapak Zhou memiliki sebuah pabrik yang sudah lama tidak digunakan.

“Saat akan meminjam pabrik pada kakak saya, saya agak khawatir dia tidak setuju. Saat saya bertanya padanya, dia berkata, “Baik, tetapi kamu bersihkan sendiri.” Saat saya memberi tahu relawan lain, semuanya sangat gembira. Begitu matahari terbit, saya langsung mengambil kunci, membuka pintu, dan membersihkannya,” petikan suara Zhou Jin-yuan, relawan Tzu Chi.

doc tzu chi

Berhubung pabrik itu akan digunakan oleh insan Tzu Chi, Bapak Zhou pun melakukan renovasi. Usai direnovasi, tempat itu memainkan peran yang sangat penting.

“Tidak lama setelah kita meminjam pabriknya, Keelung dilanda beberapa kali banjir besar akibat topan, seperti Xangsane dan Nari. Selama beberapa tahun itu, terjadi banjir yang sangat serius. Setiap kali terjadi banjir, hampir seluruh relawan di Keelung bergerak,” petikan suara Zhou Jin-yuan, relawan Tzu Chi.

“Kami mendirikan pusat koordinasi bencana di sini. Berhubung banjir mengakibatkan suplai air dan listrik terputus, maka kami mengantarkan makanan bagi korban banjir selama berhari-hari. Setiap kali, kami mengantarkan lebih dari 10.000 kotak makanan,” petikan suara Huang Xiu-yan, relawan Tzu Chi.

Itu merupakan kantor lama kita. Saya pernah pergi ke sana dua atau tiga kali. Untuk masuk ke sana, kita harus melalui jalan yang menanjak. Saat keluar, mobil meluncur dengan cepat. Saya sangat khawatir. Bapak Wen berkata, “Master, saya memiliki sedikit tabungan pribadi.” “Saya ingin menyumbangkannya agar Master bisa menggunakannya untuk membawa manfaat bagi orang banyak.”

doc tzu chi

Saya merasa heran apa yang ingin dia sumbangkan. Dia lalu mengeluarkan sebuah amplop yang di dalamnya berisi sertifikat tanah. Saat membuka sertifikat tanahnya, saya melihat bahwa itu merupakan lahan yang sangat luas, lebih dari empat hektar. Selain itu, lokasinya juga di Keelung dan berada di jalan raya. Melihat sertifikat itu, saya berkata, “Wah, untuk apa lahan seluas ini?” Dia berkata, “Master, jika Master menerimanya, Master bisa menggunakannya saat dibutuhkan.” Saya pun menerimanya.

Dalam perjalanan saya kali ini, sebelum pergi ke wilayah selatan, saya pergi ke Kantor Perwakilan Tzu Chi Keelung. Sungguh, tempat itu sangat agung. Bapak Wen juga duduk di antara hadirin dan melihat bahwa lahan yang disumbangkannya dijadikan tempat berkumpul Bodhisatwa dunia.

Pascabanjir bulan lalu, insan Tzu Chi bergerak untuk menolong warga di Keelung, Shimen, Jinshan, dan daerah lainnya. Karena itu, kepala distrik, lurah, dan ketua RT juga hadir untuk berterima kasih kepada insan Tzu Chi atas sumbangsih mereka. Saya memberi tahu mereka bahwa bukan hanya insan Tzu Chi Keelung, insan Tzu Chi Taipei juga berkumpul di Keelung untuk memberikan bantuan. Jadi, kita sangat bersyukur. Bapak Wen sangat tersentuh. Dia merasa bahwa lahan yang disumbangkan kepada Tzu Chi telah membawa manfaat besar. Ini sungguh sangat menyentuh.

“Saya sangat gembira berkesempatan untuk menghadiri acara hari ini. Tahun ini saya sudah berusia 93 tahun. Saya berasal dari wilayah pedesaan di Nanzhuang, Miaoli. Pada usia 15 tahun, saya pergi ke Taipei untuk memulai bisnis saya. Tentu saja, saya tidak memiliki modal saat itu sehingga harus sangat bekerja keras.”

“Pada tahun 1956, seorang teman memberi tahu saya bahwa ada sebidang lahan di Keelung yang akan dijual, yaitu lahan ini. Saya bukan ahli di bidang konstruksi. Ada banyak orang yang ingin membeli lahan ini dari saya dan terus menaikkan harganya. Namun, istri saya berkata, “Tidak perlu terburu-buru.” “Sekarang kita tidak membutuhkan uang.” “Lahan itu tidak perlu dijual.””

“Pascagempa 21 September 1999, saya turut menjadi relawan di Nantou. Melihat insan Tzu Chi di lokasi bencana, saya berpikir, “Saat memiliki kesempatan, saya akan bersumbangsih semampu saya.” Setelah 16 tahun, hari ini saya bisa melihat Aula Jing Si yang begitu agung dan indah didirikan di sini.”

“Saya berharap kelak, para relawan Tzu Chi bisa lebih bekerja keras, lebih kompak, dan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Bisa melihat Aula Jing Si didirikan di atas lahan ini, ini sudah cukup bagi saya,” kutipan wawancara Wen Song-zhen, Komisaris Kehormatan.

Saya tidak bisa mengungkapkan semua rasa syukur saya. Kekuatan cinta kasih sangatlah penting. Sebersit cinta kasih bisa membawa dampak besar. Dengan menjadi orang baik dan berbuat baik, kita juga bisa mengembangkan potensi kebajikan yang sangat besar.

Membangun ikrar agung meski sudah pensiun
Bersumbangsih dengan sepenuh hati setelah melihat cinta kasih insan Tzu Chi
Seluruh insan Tzu Chi bergerak untuk menyalurkan bantuan bencana
Mengembangkan potensi kebajikan untuk menyelamatkan dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Juli 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 26 Juli 2017

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -