Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih Tanpa Penyesalan dan Menjalankan Ikrar Agung

Belakangan ini, dunia sungguh tidak tenteram. Dalam seminggu terakhir, ada berbagai negara yang diguncang gempa bumi. Dua hari yang lalu, Provinsi Aceh, Indonesia diguncang gempa bumi berkekuatan 6,5 SR. Korban jiwa dan luka-luka tidak sedikit, bangunan yang runtuh juga sangat banyak. Relawan kita langsung menyurvei kondisi bencana pada hari itu juga. Kemarin, sekelompok relawan Tzu Chi dan anggota TIMA yang berjumlah 30 orang telah berangkat dari Medan. Barang bantuan juga telah tiba dan bisa dibagikan hari ini.

Kita juga melihat laporan tentang Serbia. Beberapa hari belakangan ini, selama insan Tzu Chi ada di Serbia, para pengungsi di sana sangat gembira. Relawan kita menenangkan hati dan menghangatkan tubuh mereka. Jadi, kita menenteramkan fisik dan batin mereka. Berhubung tahun baru sudah hampir tiba, maka kita juga mengantarkan doa untuk mereka. Dengan mendampingi mereka dan menyiapkan makanan hangat untuk mereka, mereka sudah merasa sangat gembira.

Relawan kita juga mengajak mereka untuk menyaksikan ceramah saya. Setelah tahu bahwa kita memperhatikan lingkungan tempat tinggal dan kehidupan mereka, mereka sangat tersentuh. Di Serbia, insan Tzu Chi serbabisa. Mereka bisa memanfaatkan teknologi sehingga para pengungsi bisa mendengar, melihat, dan memahami bahwa di seluruh dunia, ada banyak orang yang memperhatikan mereka. Ini membuat batin mereka sangat terhibur. Saya sungguh bersyukur kepada insan Tzu Chi di Serbia.

Ceramah Master Cheng Yen

Kita juga melihat pemandangan yang menyentuh di Malaysia. Para relawan menggelar bazar amal. Mereka merapikan barang daur ulang agar bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dan dijual dalam bazar amal. Kekuatan cinta kasih perlu diinspirasi oleh orang lain. Orang yang menginspirasi adalah anggota Tzu Cheng dan komite.

Dengan adanya orang yang menginspirasi, kekuatan cinta kasih banyak orang akan terbangkitkan. Jadi, janganlah kita meremehkan sebuah gerakan kecil. mungkin bisa menginspirasi cinta kasih orang lain. Kupu-kupu saja bisa membawa pengaruh bagi iklim dengan mengepakkan sayapnya, apalagi manusia? Kita harus menginspirasi orang-orang untuk bersumbangsih dengan kekuatan bajik. Ini merupakan hal yang sangat penting.

Kita juga melihat tekad Relawan Zhuang. Asalkan bertekad untuk mengubah pola pikir, maka tiada hal yang mustahil. Semua orang ingin mendapat keuntungan. Namun, profesi apa yang harus dipilih? Sebelumnya, Relawan Zhuang tidak tahu harus memilih profesi apa agar tak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga ketenangan batin.

Ceramah Master Cheng Yen

Setelah mendengar Dharma, dia mulai membina welas asih. Berhubung tidak tega melihat makhluk lain dilukai, dia pun segera beralih profesi. Beralih profesi tidaklah mudah. Namun, setelah mengubah pola pikir, dia tidak mengutamakan keuntungan lagi. Baginya, kebutuhan hidup terpenuhi, itu sudah cukup.

Saat itu, dia menonton Da Ai TV dan mengetahui bahwa ada seorang anggota Tzu Cheng yang bersedia mewariskan keterampilannya dalam membuat kembang tahu. Karena itu, dia segera mencari anggota Tzu Cheng itu.  Anggota Tzu Cheng tersebut mengajarkan seluruh keterampilannya tanpa ditutup-tutupi.

Ada pula relawan yang dahulu menjual sosis, kini telah beralih profesi. Profesi barunya memang kurang menguntungkan dibandingkan profesi sebelumnya, tetapi dia akan terus bertahan. Kini dia menjual makanan vegetaris sehingga hidupnya lebih tenang dan damai. Dia tidak mementingkan besarnya pemasukan, hanya ingin hidup tenang dan damai. Itu sudah cukup.

Ceramah Master Cheng Yen

Ini semua berasal dari sebersit niat. Kekuatan cinta kasih sungguh membuat orang tersentuh. Tentu, hidup manusia tidak luput dari manusia dan hal. Contohnya Tzu Chi, bukankah kita juga menjalankan misi demi menyejahterakan masyarakat? Kita bersumbangsih demi orang-orang yang menderita di seluruh dunia dan berusaha memenuhi kebutuhan mereka.

Dahulu, wilayah timur Taiwan kekurangan fasilitas medis sehingga kita memutuskan untuk mendirikan rumah sakit. Ini tidaklah mudah, kita harus bersusah payah. Namun, yang benar-benar bersusah payah adalah orang-orang yang rela bersumbangsih dengan tenaga mereka. Mereka berkata kepada orang lain,

 “Jika Anda memberi saya 300.000 dolar NT, maka saya akan menjadi pembantu rumah tangga Anda selama 3 tahun,” ungkap Zheng Ming-wen.

Bekerja selama 3 tahun demi 300.000 dolar NT. Bukan hanya satu orang yang berbuat demikian. Demi mendukung pembangunan rumah sakit ini, mereka bersedia bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar bisa menyumbangkan gaji mereka untuk membeli batu bata, semen, dan besi beton guna membangun rumah sakit.

Setelah menyumbangkan uang kepada Tzu Chi, mereka masih harus menggunakan tenaga mereka untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama 3 tahun. selama itu mereka bersumbangsih dengan giat tanpa beristirahat. Mereka bukan orang berada, tetapi tidak harus begitu bekerja keras.

Demi menolong sesama, mereka rela bekerja keras seperti ini. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Ada banyak relawan yang berbuat demikian. Mereka sungguh mengagumkan. Sungguh, di dalam hati saya, saya masih sangat merindukan murid-murid saya ini. Tanpa sumbangsih mereka saat itu, bagaimana kita bisa membangun Empat Misi Tzu Chi? Mereka sungguh perhatian.

Intinya, inilah kekuatan cinta kasih. Berkat sumbangsih mereka saat itu, kini kita baru bias menghimpun kekuatan cinta kasih untuk bersumbangsih bagi orang-orang yang membutuhkan di seluruh dunia.

Penyaluran bantuan bencanamembawa kehangatan bagi fisik dan batin
Menggelar bazar untuk menolong para pengungsi
Mengubah pola pikir untuk memilih profesi benar
Bersumbangsih tanpa penyesalandan menjalankan ikrar agung

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Desember 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 Desember 2016

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -