Ceramah Master Cheng Yen: Bersungguh Hati di Jalan Bodhisatwa

Perjalanan saya selama 20 hari ini berlalu dengan sangat cepat. Setiap hari, detik demi detik berlalu dengan cepat karena saya bertemu dengan banyak orang dan mendengar banyak kisah. Begitu tiba di Taipei, saya terlebih dahulu pergi ke rumah sakit kita di Xindian. Di sana, saya melihat para dokter dan perawat dari setiap departemen bekerja sama dengan harmonis serta penuh kehangatan dan kekuatan cinta kasih. Saya juga melihat relawan rumah sakit yang tertib dan para pasien yang tersenyum lebar. Saat berjalan dari pintu depan ke lobi, yang saya rasakan adalah keharmonisan.

Selanjutnya, saya mendengar para dokter dan relawan kita dengan penuh rasa syukur berbagi tentang proses evaluasi akreditasi dan berbagai kasus penyakit serius. Mereka berbagi banyak kisah yang membuat saya sangat tersentuh. Selama saya berada di Taipei, para relawan berkumpul di sana setiap pagi. Setiap Tim He Xin (Bersatu Hati), He Qi (Harmonis), Hu Ai (Saling Mengasihi), dan Xie Li (Gotong Royong) membagi waktu untuk berbagi pengalaman secara bergilir.

Kita bisa melihat bahwa kini, kebutuhan masyarakat semakin beraneka ragam. Karena itu, relawan kita bersumbangsih sesuai kebutuhan masyarakat. Semua tim bersatu hati untuk menggarap ladang berkah. Kita juga mendengar staf misi budaya humanis kita berbagi pengalaman. Kelak, mereka akan meningkatkan kualitas drama, program, siaran radio, dan lain-lain. Kelak, mereka juga akan meningkatkan kualitas opera tentang Mahabhiksu Jian Zhen. Mereka membabarkan Dharma lewat opera. Saya sangat berterima kasih atas kesungguhan hati staf misi budaya humanis kita. Baik siaran berita, program, siaran radio, maupun drama, semuanya harus kita pelajari secara mendalam agar hasilnya benar, bajik, dan indah.

Dari Taipei, saya pergi ke Taoyuan, Hsinchu, dan Taichung. Di RS Tzu Chi Taichung, saya juga menyaksikan cinta kasih tim medis kita. Jika tetes demi tetes cinta kasih terhimpun maka akan terbentuk kekuatan yang sangat besar. Kualitas pelayanan medis kita juga semakin meningkat. Kita juga bisa memberi pengobatan dengan metode bedah minimal invasif atau metode radioterapi dengan memanfaatkan endoskop, ultrasonografi, sinar gama, dan lain-lain. Ini juga membuat saya sangat tersentuh.

Saya juga pergi ke RS Tzu Chi Dalin yang berada di wilayah terpencil. Di wilayah Yunlin dan Chiayi, rumah sakit ini bertanggung jawab untuk menangani pasien yang menderita penyakit serius. Saya juga melihat Pusat Pendidikan Kompetensi Klinis yang sangat luas. Pusat pendidikan ini bukan hanya mendidik dokter dari rumah sakit kita, tetapi juga dokter dari seluruh dunia dan seluruh Taiwan. Para dokter muda dapat dilatih di sini untuk menjadi dokter yang lebih baik. Para staf misi kesehatan kita berusaha melindungi kehidupan pasien dan meningkatkan kualitas pelayanan medis. Ada banyak hal yang membuat saya sangat tersentuh melihatnya.

Saya juga pergi ke Kaohsiung. Begitu masuk ke Aula Jing Si Kaohsiung, saya melihat banyak buku catatan relawan saat mendengar ceramah pagi saya. Catatan mereka sangat rapi. Mereka tidak pernah melewatkan ceramah saya. Saya bisa mengetahuinya lewat tanggal catatan yang terus bersambung. Buku catatan di Kantor Tzu Chi Siaogang lebih rapi lagi. Hingga sekarang, bahkan ada relawan yang telah memiliki puluhan buku catatan. Setiap hari, meski turun hujan atau hari Minggu, selama saya memberikan ceramah pagi, dia akan datang untuk mengikuti ceramah saya dan membuat catatan. Insan Tzu Chi di seluruh Taiwan menyerap Dharma ke dalam hati. Kisah seperti ini sangatlah banyak.

Dalam perjalanan kali ini, saya sungguh merasakan sukacita dalam Dharma. Tentu, dalam pameran 50 tahun Tzu Chi, kita bisa melihat insan Tzu Chi di setiap wilayah memanfaatkan teknologi. Mereka juga sangat bersungguh hati untuk mengumpulkan data perjalanan Tzu Chi dari 50 tahun yang lalu hingga sekarang. Di Kaohsiung, para relawan kembali menampilkan permainan engklek yang merupakan permainan saya sewaktu kecil.

Singkat kata, murid-murid saya sungguh merupakan Bodhisatwa dunia. Hal yang harus disyukuri sangatlah banyak. Para Bodhisatwa daur ulang juga membuat saya sangat tersentuh. Sepanjang perjalanan saya dari wilayah utara hingga ke wilayah tengah dan selatan Taiwan, saya mendengar banyak kisah tentang relawan daur ulang kita. Meski kantong plastik tidak berharga, mereka tetap mengumpulkannya. Namun, para relawan daur ulang kita harus sangat berhati-hati. Terkadang di dalam kantong plastik terdapat barang dalam bentuk bubuk. Kita tidak tahu apa yang terdapat di dalam kantong plastik yang dikumpulkan. Karena itu, kita harus mengimbau orang-orang untuk menjaga kebersihan dari sumbernya. Jika ada yang bekerja di toko bahan kimia, kita berharap mereka tidak sembarangan membuang sampah bahan kimia yang beracun karena ini sangat berbahaya. Jadi, kita harus menyosialisasikan konsep bersih dari sumbernya dari rumah ke rumah.

Saya berharap kegiatan daur ulang dapat meningkatkan kesadaran lingkungan setiap orang dan membuat setiap orang bisa menempatkan diri pada posisi relawan kita yang bertekad untuk merawat Bumi. Saya berharap setiap orang tidak membuang sampah sembarangan tidak membuang sampah sembarangan dan dapat memilah barang daur ulang sebelum membuangnya. Inilah harapan terbesar saya sepanjang perjalanan ini.

Semua tim bersatu hati untuk menggarap ladang berkah
Staf Da Ai TV bersungguh hati dalam membabarkan Dharma
Para dokter Tzu Chi menggunakan keterampilan untuk melindungi kehidupan pasien
Mengimbau relawan daur ulang untuk memperhatikan keselamatan diri

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Juni 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 30 Juni 2016

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -