Ceramah Master Cheng Yen: Bersyukur Selamat dari Kecelakaan
“Pada pukul 9.28, terbersit dalam pikiran saya bahwa kereta keluar dari jalurnya karena di gerbong pertama, saya merasa bahwa kereta tersendat-sendat hingga akhirnya berhenti. Saya lalu berdiri dan berkata, ‘Saya adalah seorang perawat. Apakah ada yang butuh bantuan saya?’ Saya pun memeriksa penumpang satu per satu. Berhubung aliran listrik terputus, pengondisi udara pun mati. Saya segera membuka jendela kecil di pintu darurat kereta. Setelah membuka jendela, saya berkata, ‘Tolong periksa apakah ada orang yang terluka. Jika ada yang membutuhkan, panggil saya. Sekarang mari kita bersama-sama membersihkan lorong kereta. Agar kita bisa berevakuasi nanti, lorong harus dibersihkan. Dalam kereta juga ada anak-anak. Kita harus mengurangi risiko bagi mereka." Kata Chen Mei-hui Kepala perawat RS Tzu Chi Taipei.
“Pada pukul 9.55, saya melihat tim penyelamat memasuki kereta. Pada pukul 10.08, kami yang tidak terluka perlahan-lahan dievakuasi. Melihat ambulans yang sudah bersiaga, saya pun turut berpartisipasi dalam upaya penyelamatan. Saya membantu memeriksa korban luka-luka yang digolongkan menjadi luka ringan, sedang, dan berat. Setelah dievakuasi, tidak ada orang yang menenangkan para korban luka ringan. Karena itu, saya segera menenangkan mereka. Saya mendekati dan menenangkan mereka satu per satu,” pungkasnya.
Saya mendengar orang-orang berbagi tentang kecelakaan yang bagai mimpi buruk ini. Mimpi buruk ini sudah berlalu.
Sungguh, kehidupan ini tidaklah kekal, bagai ilusi, serta penuh penderitaan dan kekosongan. Kehidupan bagaikan mimpi dan ilusi. Bagaikan gelembung udara, mimpi buruk ini sudah berlalu. Janganlah kita membiarkan mimpi buruk ini membuat kita terus ketakutan. Mimpi buruk ini sudah berlalu. Akan tetapi, saat ada jalinan jodoh, kalian bisa berbagi dengan orang-orang mengenai pengalaman kalian dalam kecelakaan ini. Kecelakaan seperti ini bisa terjadi dalam sekejap.
Saya mendengar bahwa Relawan Ding dan Po-ling duduk bersebelahan di kereta dan membahas Sutra Bunga Teratai. Tadi, kita juga melihat bahwa Mei-hui membawa buku donasi. Dari sini bisa diketahui bahwa dia sangat tekun. Kecelakaan kali ini sangat serius. Saya sangat bersyukur kalian bisa kembali dengan selamat. Ini merupakan hadiah terbaik bagi saya.
Saya selalu berkata bahwa saat terjadi bencana yang menggemparkan dunia, kita harus memetik hikmah darinya. Bukankah kecelakaan kali ini menggemparkan dunia? Meski lokasi kecelakaan tidak panjang, hanya terowongan yang pendek, tetapi di terowongan ini, dunia para penumpang berubah menjadi pemandangan yang menyedihkan.
Yang mengagumkan ialah semua penumpang sangat tenang. Ini sungguh tidak terbayangkan. Namun, berita tentang kecelakaan ini sungguh telah tersebar di dunia internasional.
Kemarin, lewat siaran berita, saya melihat insan Tzu Chi di Mozambik berdoa dengan tulus di sebuah tempat yang sederhana. Di sana, banyak orang yang berdoa bersama dengan tulus.
Selain itu, kita juga bisa melihat di Turki, ada sekelompok anak, Profesor Cuma, dan orang-orang lainnya yang berdoa dengan tulus bagi kita semua. Relawan di negara lain pun melakukan hal yang sama. Kecelakaan yang terjadi dalam sekejap ini disiarkan di seluruh dunia sehingga orang-orang di berbagai negara dapat menyaksikan dan mengetahuinya.
Saya bersyukur kepada Da Ai TV. Berkat Da Ai TV, kita dapat menyiarkan berita secara menyeluruh. Para relawan kita mengalami kecelakaan dan kembali dengan selamat. Inilah yang berharga dalam kehidupan ini. Hidup aman dan tenteram adalah sesuatu yang berharga. Kalian bagai terlahir kembali. Sungguh, banyak hal yang tidak terbayangkan.
Jadi, Bodhisatwa sekalian, kalian merupakan Bodhisatwa dunia sekaligus penyelamat dalam kehidupan kalian. Biasanya, kita menjadi penyelamat dalam kehidupan orang lain. Namun, saat kecelakaan seperti ini terjadi, kalian juga menjadi penyelamat bagi diri sendiri. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus memupuk berkah. Kita sungguh telah memupuk berkah.
Janganlah kita berpikir, "Saya sudah berbuat baik, mengapa masih mengalami kecelakaan seperti ini?" Meski mengalami kecelakaan, kalian selamat darinya. Ini sangatlah berharga. Setelah mengalami kecelakaan secara langsung, kalian masih aman dan selamat. Kini kalian bisa perlahan-lahan mengingat kejadian pada saat itu, mencatatnya, mengingat kejadian pada saat itu, mencatatnya, dan berbagi Dharma dengan orang-orang. Berbagi tentang apa? Ketidakkekalan.
Buddha datang ke dunia ini demi membabarkan kebenaran tentang ketidakkekalan, penderitaan, dan kekosongan. Mengapa ini bisa terjadi? Karena Empat Kebenaran Mulia. Dunia ini penuh dengan penderitaan.
Kemarin, sepanjang hari, kita melihat keluarga penumpang berdatangan ke Hualien. Kita bisa mendengar dan melihat kondisi di lapangan. Cuaca sungguh sangat panas kemarin. Tidak seperti hari ini, matahari sangatlah terik kemarin. Di Griya Jing Si, kita juga sangat sibuk menyiapkan makanan. Insan Tzu Chi juga sangat bersatu hati. Namun, saya merasa bahwa relawan di Hualien terlalu sedikit.
Kalian harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Saya bisa melihat bahwa kita kekurangan tenaga. Kaum muda yang membantu sebagai relawan juga sangat sedikit. Saya berharap kaum muda, seperti Mei-hui, dapat menjadi teladan untuk menginspirasi sesama. Selain membuat mereka mengenal Tzu Chi, kita juga harus mengajak mereka bergabung. Ini sangatlah penting.
Para staf dan relawan muda kita hendaknya memiliki semangat misi seperti ini. Demikianlah kita mengabadikan nilai kehidupan kita. Kita harus menggalang Bodhisatwa dunia dan mewariskan semangat Tzu Chi. Jika tidak ada relawan muda, Tzu Chi tidak akan memiliki generasi penerus.
Sesuai hukum alam, relawan pada generasi saya ini akan meninggal dunia suatu hari nanti. Karena itu, relawan yang lebih muda harus mengemban misi Tzu Chi. Inilah yang ingin saya katakan pada kalian. Kalian masih sangat muda. Kalian yang mengalami kecelakaan kali ini bagaikan terlahir kembali.
Kehidupan bagai ilusi dan mimpi serta penuh penderitaan,
kekosongan, dan ketidakkekalan
Bersyukur selamat dari kecelakaan
Memupuk berkah dan tersadarkan di Jalan Kebenaran
Bermawas diri dan berdoa dengan tulus demi ketenteraman
orang-orang
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 06 April 2021