Ceramah Master Cheng Yen: Bertekad Menggarap Ladang Berkah dan Membawa Manfaat bagi Dunia


Belakangan ini, kita sering melihat seorang anak di India. Kita menyadari keberadaan anak itu ketika menelusuri jejak Buddha di Rajgir. Saat kamera merekam sepanjang jalan di Rajgir untuk menunjukkan kondisi kehidupan setempat, secara kebetulan kita melihat anak tersebut. Kita segera menghubungi relawan di India dan memintanya untuk menemukan anak itu. Sulit sekali. Namun, saya mengatakan bahwa kita harus menemukannya.

Dia pergi ke tujuh desa untuk mencarinya dengan petunjuk sebatang pohon ini. Relawan kita mengunjungi satu demi satu desa hingga ke tujuh desa untuk menemukan anak dengan perut yang besar itu. Setelah mengunjungi tujuh desa, relawan kita akhirnya menemukan anak tersebut. Kondisi kehidupan keluarga anak itu sungguh menderita sehingga kita membantunya untuk menerima pengobatan. Rumah sakit yang dapat mengobatinya berjarak 1.000 km dari Rajgir, tepatnya di New Delhi, ibu kota India.

Kita sering mendengar tentang Rajgir. Di dalam Sutra sering tertulis, "Suatu ketika, Buddha berada di Rajagrha." Rajagrha kini disebut Rajgir. Anak ini tinggal di tempat yang disebut Rajgir. Untuk mengobati penyakitnya, kita perlu membawanya ke New Delhi dengan perjalanan lebih dari 1.000 km atau berkendara lebih dari 20 jam. Relawan kita sungguh bersusah payah untuk membawanya berobat. Saat ini, perutnya yang besar telah mengecil.


Kami harus memasukkan kateter ke ginjalnya dan mengalirkan semua cairan dari perutnya dengan selang. Setelah cairan di dalam perutnya keluar, perutnya menjadi rata. Setelah dia pulang ke rumah, untuk memahami apakah ginjalnya bekerja dengan baik, kami meminta mereka untuk mengukur jumlah urine yang dikeluarkan setiap harinya. Meskipun ginjal kirinya masih bisa mengeluarkan urine, tetapi hasil tes menunjukkan bahwa fungsi ginjal kirinya hanya tersisa di bawah 5 persen. Melakukan pengangkatan ginjal kiri adalah pilihan yang terbaik. Pada akhirnya, dia dan semua orang sangat senang. Semuanya telah bersatu hati dan bekerja sama untuk membantu anak ini pulih dan tumbuh. Saya berharap dia dapat menerima pendidikan yang baik dan menjadi orang yang berguna di masa depan,” kata Zhao You-cheng, Kepala RS Tzu Chi Taipei.

Dahulu, dia hidup dengan penuh penderitaan. Saat ini, setelah mendapatkan bantuan, dia dapat menerima pendidikan yang baik. Saat tumbuh dewasa, dia dapat membawa manfaat bagi masyarakat melalui pendidikan yang dia terima. Kita perlu menjaga hati dan pikirannya, membimbingnya untuk memiliki rasa syukur, dan memiliki semangat Tzu Chi. Hanya ketika dia mengerti untuk bersyukur, barulah dia bisa membawa semangat Tzu Chi ke dalam kehidupannya. Dengan demikian, dia akan membangun tekad dan ikrar untuk mendedikasikan diri di tengah masyarakat. Begitulah cara kita menabur benih dengan baik.

Benih yang kecil akan bertunas dan menjadi pohon besar yang memberikan keteduhan. Ketika cuaca terasa sangat panas, orang dapat merasakan kesejukan di bawah pohon besar. Begitu pula anak tersebut, dapat membawa manfaat bagi masyarakat di Rajgir beberapa tahun kemudian ketika benih yang baik telah matang.


Saya sungguh berterima kasih kepada dua orang relawan yang telah membantu. Saya juga mengimbau mereka untuk mendedikasikan diri dalam berbagai misi Tzu Chi. Dengan demikian, kekuatan cinta kasih akan makin besar dan banyak. Hendaklah kita mengimbau semua orang untuk terus membangkitkan cinta kasih. Intinya, untuk membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha, kita membutuhkan lebih banyak relawan Tzu Chi di sana.

Untuk mengubah kehidupan orang-orang di sana, kita harus mulai untuk meningkatkan sistem pengobatan dan pendidikan di sana agar mereka dapat mengenal kebajikan sejak dini dan membantu mereka menumbuhkan kebijaksanaan dan berkah.

Saat ini, setiap hari, saya selalu mengucap syukur. Setelah mendengar apa yang ingin saya lakukan untuk tanah kelahiran Buddha, relawan Tzu Chi Malaysia dan Singapura segera pergi ke sana untuk mempraktikkan apa yang saya katakan. Saat pergi ke sana, beberapa dari mereka terdiagnosis Covid-19. Namun, saat ini, mereka semua telah pulih kembali. Setiap hari, saya mengikuti relawan di sana. Saya berkata, "Bawalah saya bersama kalian." Ketika melihat kemiskinan dan penderitaan di sana, saya tidak sampai hati. Namun, saat ini, insan Tzu Chi di seluruh dunia sungguh memedulikan Nepal.


Setiap kali saya berbicara tentang misi di sana secara daring, semua orang memahami apa yang harus dilakukan Tzu Chi, bagaimana Tzu Chi pergi ke sana, dan bagaimana membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Hendaklah insan Tzu Chi menggenggam jalinan jodoh untuk berhimpun dan membawa bantuan bagi orang lain. Sesungguhnya, ada banyak hal yang dapat dibagikan.

Bodhisatwa sekalian, insan Tzu Chi di seluruh dunia, ketika mendengarkan kisah orang-orang yang membutuhkan, hendaklah kita semua sepenuh hati mendengarkannya dan bersyukur atas berkah yang kita peroleh. Selain bersyukur, kita juga harus bertekad untuk menciptakan berkah bagi dunia. Dengan demikian, kita juga akan dipenuhi dengan berkah. Jika kita tidak menabur benih, tidak ada hasil panen yang dapat kita terima. Jadi, hanya dengan menabur benih, barulah kita bisa mendapatkan hasilnya. Hendaklah kita semua mendengarkan Dharma dan membangkitkan cinta kasih untuk bersumbangsih.

Pencapaian Bodhisatwa ialah ketika orang yang menderita terselamatkan. Hendaklah kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Tanpa mereka yang menderita, tidak ada Bodhisatwa. Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Kita harus senantiasa bersyukur dan berterima kasih. Terima kasih atas himpunan kekuatan cinta kasih Bodhisatwa sehingga Tzu Chi memiliki kekuatan untuk membantu mereka yang menderita di seluruh dunia. Hendaklah kita bersyukur atas segala hal dan mengucapkan terima kasih satu sama lain. Saya mendoakan kalian semua. 

Menyelamatkan anak-anak yang sakit dan menderita
Menumbuhkan akar kebajikan di Kota Rajgir, India
Bersedia bekerja keras untuk mendapatkan hasil panen yang baik
Membina berkah dan kebijaksanaan serta menciptakan berkah bagi dunia 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 16 September 2022     
Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -