Ceramah Master Cheng Yen: Bertekad untuk Melatih Diri pada Kehidupan Sekarang


Lihatlah, begitu batin manusia bergejolak, membangkitkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan yang merupakan tiga racun batin, timbullah banyak penderitaan di dunia ini. Benar. Bencana akibat ulah manusia dan bencana alam terjadi tanpa henti. Seperti yang dikatakan oleh Buddha, kehidupan tidak kekal, penuh penderitaan, kosong, dan senantiasa timbul tenggelam.

Siklus kelahiran dan kematian berlangsung tanpa henti. Segala sesuatu terus berproses dan berubah. Begitu pula dengan kehidupan kita. Kita memiliki kehidupan sekarang dan mendatang. Sebelum kehidupan sekarang, ada kehidupan lampau. Kita hanya tahu kehidupan sekarang.

Buddha datang ke dunia ini untuk mengingatkan dan membimbing kita untuk memahami apa pengaruh kehidupan lampau pada masa kini dan bagaimana agar dalam kehidupan sekarang kita dapat meningkatkan kesadaran demi kehidupan mendatang. Kehidupan seperti apa yang kalian inginkan di kehidupan mendatang?

Segala sesuatu yang kita lihat pada kehidupan sekarang mengajarkan kepada kita pelajaran besar tentang apa yang kita tabur di masa lalu menentukan apa yang kita tuai sekarang. Segala benih sebab yang kita tanam di masa lalu menentukan kondisi yang akan kita temui di masa kini. Kondisi ini pun mendukung matangnya karma masa lalu. Perbuatan kita di masa kini akan berbuah di masa mendatang. Kita akan menuai buah dari benih yang kita tanam. Yang terpenting saat ini ialah kondisi atau jalinan jodoh.


Setiap orang memiliki benih karma yang berbeda dari kehidupan lampau mereka. Karena itulah, setiap orang memiliki kondisi kehidupan keluarga yang berbeda. Ada keluarga yang bahagia dan hidup tanpa kekurangan. Mereka tahu bahwa mereka telah memilih arah yang benar, yaitu menapaki Jalan Bodhisatwa. Mereka telah mengembangkan nilai kehidupan mereka di arah yang benar dengan bersumbangsih bagi orang-orang menderita di dunia. Mereka juga dipenuhi kebahagiaan.

Jika kita mempraktikkan Dharma, tidak melanggar sila, dan tidak diliputi noda batin, hati dan pikiran kita pun menjadi tenang setiap hari. Namun, jika kita berbuat hal yang keliru atau memiliki konflik dengan orang lain, kegelapan batin akan bertambah. Ketika kesulitan untuk mengatasi hal ini, kita akan risau.

Saya sudah bilang, nanti saja baru mengoper kotak-kotak karton ini. Tumpukan kotak ini harus dimuat ke dalam truk terlebih dahulu,” kata Su Yi-liang relawan Tzu Chi.

“Kakak Su, apakah Anda akan makin tidak sabar?”

Tidak, jika saya melakukannya sendiri. Jika saya harus menumpuk banyak kotak karton yang dioper banyak orang kepada saya, saya akan menjadi tidak sabar dan meninggikan suara saya. Salah satu relawan kita pernah berkata kepada saya, ‘Pelan-pelan saja dan bersabarlah. Jika kamu tidak berpikir dua kali sebelum berbicara, kata-katamu akan menyakiti hati orang. Kamu seakan-akan ingin membunuh orang yang diajak bicara.’ Kemudian, saya pun menjawab, ‘Saya sungguh harus mengubah tabiat buruk saya ini.’ pungkas Su Yi-liang relawan Tzu Chi.


Untuk meneladan Buddha, kita harus berhati lapang dan berpikiran murni serta bertoleransi terhadap sesama dan rela untuk bersumbangsih. Dengan demikian, kita tidak akan memiliki kebencian atau konflik dengan orang lain serta tidak ada dendam di hati.

Tanpa rasa dendam dan kebencian, hati kita pun akan terbuka luas dan lapang setiap hari. Kita pun akan bersukacita dan menjalin jodoh baik dengan orang-orang yang kita temui. Dengan demikian, kita terbebas dari kemelekatan dan kerisauan. Jadi, kita tidak akan memiliki ketakutan lagi. Hingga akhir hayat, kita tetap akan merasa tenang dan damai.

Kita bisa pergi tanpa khawatir serta tetap merasa damai dan bebas. Kita akan menutup kehidupan sekarang dengan anggun, lalu melanjutkan ke kehidupan berikutnya dengan damai. Kita telah melakukan apa yang hendak kita lakukan dan menuju ke arah yang benar dengan tekad yang teguh. Demikianlah kita melatih diri.

Melatih diri berarti melatih hati dan pikiran kita. Kehidupan kita hanya puluhan tahun saja. Beruntung, kita bisa memiliki jalinan jodoh dengan ajaran Buddha. Ajaran Buddha begitu mendalam, tiada habis-habisnya untuk dibagikan. Seberapa dalam kita harus menyelami Dharma?

Kita harus menyelaminya hingga kita tercerahkan. Jika tidak tercerahkan, kita akan bagaikan sebuah benih kecil yang melayang di udara dan tidak dapat menemukan sebidang lahan untuk bertumbuh. Jika demikian, benih itu tidak akan mendapatkan tanah, air, dan sinar matahari. Benih itu pun tidak dapat tumbuh menjadi pohon besar.


Prinsip kebenaran di balik ini sangatlah mendalam, tetapi mudah untuk dipahami. Ada sebuah prinsip kebenaran tentang mengapa sebutir benih bisa tumbuh menjadi pohon besar. Ketika sebuah pohon tumbuh dan berbunga, apakah ia hanya menghasilkan sebutir benih saja? Tidak. Ia akan mekar dan menghasilkan banyak benih setiap tahun.

Ketika benih-benih itu jatuh ke tanah, sebagian akan tersapu sebagai sampah dan sebagian lainnya akan bertunas ketika ada kondisi yang mendukung. Jadi, benih-benih itu bergantung pada kondisi yang mendukung. Agar sebuah sebab atau benih matang, dibutuhkan juga kondisi yang sesuai dan mendukung.

Tidaklah mudah bagi kita terlahir sebagai manusia. Buddha berkata bahwa tidak mudah terlahir sebagai manusia, tetapi kini kita sudah terlahir sebagai manusia. Kita yang telah terlahir sebagai manusia pada kehidupan sekarang, jika tidak melatih diri pada kehidupan sekarang, kapan lagi kita akan memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri sendiri? Bagaimana kita membimbing diri sendiri?

Kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa dengan mendedikasikan kehidupan kita untuk membawa manfaat bagi dunia. Bagaikan sebuah pohon besar yang berbunga dan menghasilkan banyak buah, kita juga dapat membimbing banyak orang untuk melakukan hal yang sama.  

Begitu tiga racun batin bergejolak, bencana pun tercipta
Kehidupan senantiasa berproses dalam penderitaan, kekosongan, dan ketidakkekalan
Mempraktikkan Dharma dan menjalankan sila tanpa lengah
Bertekad untuk melatih diri pada kehidupan sekarang

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Maret 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 04 Maret 2022
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -