Ceramah Master Cheng Yen: Bertekad untuk Memperhatikan Seluruh Dunia
Setiap hari, saya berdoa demi ketenteraman dunia dan mendoakan semua orang di seluruh dunia. Sejak tahun lalu, saya terus berkata bahwa saya sangat khawatir. Benar, saya sangat khawatir. Saya sering berkata bahwa kehidupan manusia tidaklah kekal. Dalam kebaktian malam, kita juga melafalkan, "Seiring berlalunya waktu, usia kehidupan juga terus berkurang; bagaikan ikan yang kekurangan air, apa kebahagiaan yang diperoleh?"
Sebagai umat Buddha, setiap hari, kita melafalkan Syair Peringatan dari Bodhisatwa Samantabhadra yang bertujuan untuk mengingatkan kita agar waspada setiap hari. Sungguh, kita hendaknya waspada karena kehidupan ini tidaklah kekal. Ketidakkekalan adalah hal yang biasa dalam ajaran Buddha dan merupakan hukum alam.
Bencana alam dapat terjadi di luar dugaan. Kita harus memperhatikan kondisi di wilayah dan negara lain. Kondisinya aman dan tenteram atau membutuhkan bantuan? Saya terus berpesan bahwa kita harus berinisiatif mencurahkan perhatian. Jangan menanti hingga ada surat permohonan bantuan. Inilah yang selalu saya katakan.
Saya sangat bersyukur kepada tim urusan internasional divisi kerohanian kita yang sangat cekatan. Kemarin, saya mendengar laporan beberapa staf muda kita. Mendengar laporan mereka, saya sungguh sangat tenang. Mereka selalu merespons dengan cepat dan menyalurkan bantuan dengan cermat. Begitu saya menunjuk suatu wilayah di peta, mereka akan berbagi tentang apa yang telah dilakukan di sana.
Setiap hari, saya berinteraksi dengan mereka untuk mendengar mereka berbagi tentang Tzu Chi di luar negeri. Mereka menjalankan tugas di posisi masing-masing dan selalu menjawab pertanyaan saya. Terlebih, dengan kemajuan teknologi saat ini, ketika saya bertanya tentang negara tertentu, para staf muda ini dapat langsung menemukan data yang berkaitan dan menjawab pertanyaan saya. Jadi, teknologi sungguh sangat maju.
Para staf kita selalu tekun, bersungguh hati, dan bertekad untuk memperhatikan seluruh dunia. Saat membutuhkan lebih banyak informasi, dengan bantuan teknologi serta pengetahuan dan potensi mereka, mereka dapat memperoleh informasi dengan cepat dan menjawab pertanyaan saya dengan mudah. Yang bisa dilakukan dengan kemajuan teknologi sungguh bagaikan kekuatan batin.
Dalam Sutra Bunga Teratai, Buddha pernah mengatakan bahwa Bodhisatwa dari sepuluh penjuru dunia berkumpul bersama. Belakangan ini, setiap hari, saya bertemu dengan insan Tzu Chi dalam jaringan dan selalu berbagi Dharma dengan mereka. Saya selalu mengimbau orang-orang untuk meningkatkan kewaspadaan pada masa pandemi. Saat cuaca sangat dingin atau suhu udara berubah drastis, jangan sampai kita terserang flu. Kita harus melakukan antisipasi.
Selain itu, makanan yang dikonsumsi sangatlah penting. Kita harus mengendalikan nafsu makan dan berhenti mengonsumsi daging hewan. Dengan beralih ke pola makan vegetaris, kesehatan kita akan terjaga. Tanaman pangan saja sudah cukup untuk kebutuhan gizi tubuh kita.
Setiap pagi, di Griya Jing Si disediakan sarapan berupa susu kacang kedelai dan mantau. Apakah kalian mengonsumsi susu kacang kedelai dan mantau pagi ini? (Ya) Saya pun demikian. Semua itu sangat lezat dan mengenyangkan. Nasi dan lauk yang sederhana juga dapat mengenyangkan perut kita.
Karena itulah, saya setiap hari berkata bahwa kita harus bertobat terhadap langit. Setiap hari, pikiran kita bergejolak dan entah berapa banyak pikiran buruk yang kita bangkitkan. Meski tidak mewujudkannya dalam perbuatan, kita tetap harus segera bertobat, baru bisa menekan nafsu keinginan kita sebagai makhluk awam. Setelah menekan nafsu keinginan, kita harus membangkitkan niat baik.
Kita bukan hanya harus melenyapkan ketamakan, juga harus bersumbangsih. Kita bisa melihat orang-orang yang menderita dan kelaparan di berbagai negara tertinggal. Bagaimana kita bersumbangsih bagi mereka? Di India, juga ada para biarawati dan pastor yang memberikan bantuan jangka panjang kepada warga setempat yang membutuhkan. Saya berkata bahwa kita harus bersyukur pada mereka.
Di wilayah yang tidak bisa kita jangkau, ada para pemuka agama yang membangkitkan niat baik untuk orang-orang yang membutuhkan. Kita hendaknya bekerja sama dengan mereka karena kita dapat bersumbangsih dengan materi dan mereka dapat bersumbangsih dengan tenaga. Kita tidak dapat menjangkau orang-orang yang menderita secara langsung, sedangkan mereka berada di sana, tetapi tidak memiliki barang bantuan.
Jadi, mereka membutuhkan kita untuk menyediakan barang bantuan dan bahan pangan, sedangkan kita membutuhkan tenaga mereka untuk bersumbangsih secara langsung. Jadi, dapat bekerja sama dengan mereka, kita hendaknya bersyukur. Sungguh, kita harus bersyukur setiap hari.
Saat bersumbangsih, kita juga harus bersyukur setiap waktu. Karena adanya orang-orang yang menderita, barulah kita bisa menjadi Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau semua makhluk yang menderita.
Bodhisatwa sekalian, janganlah kita berpola hidup boros. Dapat makan dua atau tiga kali sehari, kita hendaknya bersyukur. Jika berpola hidup boros, kita akan menciptakan karma buruk kolektif. Ini sangat mengkhawatirkan. Bodhisatwa sekalian, setelah mendengar ceramah saya, kalian hendaklah mempraktikkannya dan senantiasa mengingatnya di dalam hati dan pikiran.
Beralih ke pola makan
vegetaris dan bertobat dengan tulus
Berpola hidup hemat,
menghargai makanan, dan membangkitkan niat baik
Bertekad untuk
memperhatikan seluruh dunia
Bekerja sama untuk
melindungi semua makhluk