Ceramah Master Cheng Yen: Bertindak dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan Tanpa Rasa Jemu


Belakangan ini, saya berkata bahwa beruntung sekali dalam hidup ini, saya membangkitkan sebersit niat, yaitu niat untuk melatih diri. Oleh karena itulah, saya datang dari Hualien ke Yilan untuk bertemu dengan para Bodhisatwa. Banyak Bodhisatwa yang memiliki jalinan jodoh untuk membangkitkan niat baik, berbuat baik, dan menapaki jalan kebajikan.

Di dalam hati semua orang pasti ada Buddha. Berhubung semua orang pada dasarnya memiliki hakikat kebuddhaan, kita dapat bersumbangsih dengan cinta kasih. Dengan kembali pada hakikat kebuddhaan, kita dapat bekerja sama dengan harmonis dan saling menyemangati. Dengan hati Buddha dan Bodhisatwa, kita menyemangati dan membimbing satu sama lain. Dengan demikian, barulah orang-orang di dunia ini bisa selamanya bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Inilah yang disebut dengan tanah suci di dunia.

Memang benar, kita harus selalu bersyukur. Dunia yang penuh rasa syukur adalah dunia yang paling indah. Namun, penderitaan di dunia ini tetap ada karena ini adalah Dunia Saha. Buddha datang ke dunia dengan satu tujuan utama, yaitu membabarkan prinsip kebenaran di dunia. Prinsip ini untuk menyampaikan kepada kita bahwa penderitaan makhluk hidup sangatlah banyak. Namun, Buddha datang ke dunia untuk mengajarkan praktik Bodhisatwa. Karena adanya makhluk yang menderita, maka diperlukan adanya Bodhisatwa. Tanpa makhluk yang menderita, dunia tidak membutuhkan Bodhisatwa.

Sama halnya dengan dokter. Dokter dibutuhkan karena adanya orang yang sakit. Di dunia ini, penyakit adalah penderitaan terbesar bagi tubuh dan pikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam Empat Misi Tzu Chi, selain misi amal, misi lain juga berusaha untuk meringankan penderitaan. Bodhisatwa sekalian, ketika mendengar suara penderitaan, kalian muncul untuk memberi pertolongan. Setelah menjangkau orang yang menderita dan memahami kesulitan mereka, kalian memberikan bantuan sesuai kebutuhan mereka.


Para Bodhisatwa kita mendengar suara penderitaan dan memberi pertolongan. Bukankah kalian semua bagai Bodhisatwa Avalokitesvara yang selalu muncul di mana pun ada yang membutuhkan? Hendaknya kita meneladan Bodhisatwa Avalokitesvara yang selalu hadir di mana pun ada yang membutuhkan. Selain Bodhisatwa Avalokitesvara, ada pula Bodhisatwa Ksitigarbha yang selalu berjaga di pintu neraka dan mengingatkan semua makhluk agar tidak masuk ke neraka yang penuh penderitaan. Beliau berjaga di depan pintu ini agar tidak ada manusia yang masuk ke neraka. Dengan demikian, kita tahu bahwa ajaran Buddha dan Jalan Bodhisatwa mengajarkan tentang welas asih dan kebijaksanaan.

Dengan meneladan welas asih Bodhisatwa Avalokitesvara dan kebijaksanaan Bodhisatwa Ksitigarbha, kita dapat memahami kebenaran sejati, menyelamatkan dunia dari penderitaan, dan menciptakan berkah bagi dunia. Sesungguhnya, Buddha datang ke dunia untuk membabarkan kebenaran. Buddha mengajari kita untuk menjadi orang yang baik dengan menyadari penderitaan orang lain dan mengulurkan tangan untuk membawa bantuan dengan kesungguhan hati dan ketulusan.

Bantuan yang kita berikan bukan hanya satu kali. Jika seseorang kelaparan, kita tidak hanya memberinya satu kali makan. Bukan hanya satu kali atau satu bulan. Jika ada yang jatuh sakit, kita membantu mereka berobat; jika ada yang tidak dapat berjalan, kita membantu memapah mereka. Jika ada yang terlalu jauh untuk dijangkau langsung, kita dapat meminta bantuan tetangga sekitar dan mencari cara untuk membantu mereka. Inilah yang disebut dengan metode. Kita harus memikirkan bagaimana agar kita dapat merawat dan membantu mereka. Demikianlah kita menapaki Jalan Bodhisatwa.


Bodhisatwa sekalian, saya sangat bersyukur kepada kalian yang telah bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Rasa syukur saya tidak habis untuk diungkapkan. Namun, saya ingin memberi tahu kalian bahwa jalan yang kita ambil sudah benar. Hendaknya kalian menjaga kesehatan dengan baik dan menjaga pikiran di arah yang benar. Selain itu, bertindaklah secara nyata dengan tekun dan bersemangat. Jangan bermalas-malasan.

Waktu terus berjalan tanpa kita sadari. Oleh karena itu, hendaknya kita menggenggam waktu dengan sebaik-baiknya. Apa yang saya sampaikan, hendaknya kalian teruskan kepada yang lain. Inilah yang disebut menyebarkan Dharma. Apa yang ingin saya lakukan, hendaknya kalian lakukan. Inilah yang disebut menapaki Jalan Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa telah ditapaki dan Dharma telah disebarkan. Ini sangatlah sederhana dan kalian telah melakukannya dengan benar. Kita memiliki satu arah yang sama, yaitu menapaki jalan kebajikan dan mempelajari praktik Bodhisatwa untuk menolong semua makhluk yang menderita. Inilah yang disebut menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia.

Hati kita semua dipenuhi rasa syukur di tengah perenungan yang tenang. Ketulusan kita dapat menjangkau seluruh penjuru dunia. Bodhisatwa sekalian, dengan satu niat yang tulus, kita dapat bersumbangsih bagi dunia dengan cinta kasih. Inilah berkah dalam hidup kita. Bodhisatwa hadir untuk menciptakan berkah bagi dunia. Namun, itu harus berasal dari niat diri sendiri.


Hari ini, saya melihat ketulusan dan kesungguhan hati kalian. Kita juga dapat melihat anak kecil yang begitu agung. Mereka membentuk barisan yang sangat rapi dan indah. Bodhisatwa lansia juga melangkah dengan mantap dan sangat rapi. Terlebih lagi, kereta yang kalian buat menggambarkan bagaimana kalian menginspirasi orang-orang untuk terjun ke tengah masyarakat dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Selama lebih dari 30 tahun ini, dengan cinta kasih Tzu Chi, relawan Tzu Chi Yilan selalu tekun dan bersemangat dalam setiap langkah dan berkembang dari tahun ke tahun. Saya berharap ladang pelatihan ini dapat menginspirasi lebih banyak Bodhisatwa.

Hendaknya Bodhisatwa sekalian terus membimbing semua makhluk secara luas untuk mewujudkan kedamaian dunia dan keharmonisan masyarakat serta menciptakan berkah bagi masyarakat. Saya mendoakan semuanya dengan tulus. Semoga kita dapat menciptakan berkah bagi masyarakat serta mewariskan ladang pelatihan dan Jalan Bodhisatwa dari generasi ke generasi. 

Menyadari hakikat sejati di Jalan Bodhisatwa
Mendengar suara penderitaan dan memberi pertolongan di Dunia Saha
Menyeberangkan semua makhluk ke pantai seberang
Bertindak dengan welas asih dan kebijaksanaan tanpa rasa jemu

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 10 Desember 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 12 Desember 2024
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -