Ceramah Master Cheng Yen: Bertobat dan Bertekad Membimbing Semua Makhluk
Kini, virus penyakit membuat orang-orang ketakutan. Kita tahu bahwa kita harus melakukan pencegahan. Pencegahan harus dilakukan dengan sepenuh hati. Kita harus mengerti cara melakukan pencegahan, yakni mengenakan masker dan rajin mencuci tangan. Kita juga harus menjauhi tempat-tempat keramaian dan tangan kita tidak boleh sembarang menyentuh benda, seperti pegangan tangga ataupun meja. Mungkin saja virus dapat mengontaminasi tangan kita. Jadi, kita harus rajin mencuci tangan.
Mencuci tangan bagaikan bertobat dengan air Dharma. Kita harus melakukan pencegahan dengan baik. Kita perlu untuk meningkatkan kewaspadaan. Selain mengetahui cara pencegahan, kita juga harus menjalankannya. Begitu pula terhadap virus batin. Kini kita tahu mengenai pertobatan. Kita harus bertobat.
Pertobatan yang sesungguhnya dilakukan di hadapan sesama manusia. Jika kita melakukan kesalahan, tetapi masih menutupinya agar tidak diketahui orang, ini disebut menutupi noda batin. Sikap menutupi kesalahan seperti ini disebut kesombongan inferior. Kita tahu diri sendiri telah melakukan kesalahan. Di dalam hati kita ada penyesalan. Meski menyesal, kita tidak mengutarakannya karena takut orang lain tahu dan meremehkan diri kita. Ini disebut kesombongan inferior. Kita takut diremehkan oleh orang lain. Sikap seperti ini tidaklah benar.
Jika memiliki kesalahan, kita harus mengakuinya dengan berani. Dengan berani, kita mengaku dan memberi tahu semua orang bahwa dahulu kita pernah melakukan kesalahan. Ini disebut bertobat secara terbuka. Dengan bertobat secara terbuka, karma buruk akan terkikis. Jika kita menutupi kesalahan, karma buruk akan bertumbuh. Kita harus tahu bahwa segala tindakan dan ucapan kita dalam keseharian, semuanya adalah karma.
Ketika kita menghadapi kondisi luar, mungkin saat orang lain mengatakan sesuatu yang ringan, perkataan itu langsung merasuk ke dalam hati kita. Apakah kita merasa senang atau tidak, semuanya adalah virus batin. Jika itu adalah perasaan senang, kita akan melekatinya. Akibat perasaan senang ini, kita melekat dan tidak sadar. Jika orang-orang sering memuji kita atau bertutur kata baik terhadap kita, maka saat kita berbuat baik, kita akan berpikir, "Mengapa kamu tidak memuji saya?"
Kita sering mendengar orang yang setelah berbicara sedikit, langsung berkata, "Tepuk tangan untuk saya." Dia berbicara sedikit saja orang lain harus bertepuk tangan. Ini disebut kemelekatan. Dia melekat pada pujian orang lain. Sikap seperti ini juga tidak benar. Adakalanya, saat orang lain mengatakan sesuatu, kita merasa benci atau tidak suka. Perasaan ini akan mengendap dan memupuk noda batin. Suatu hari, saat kita bertemu orang itu kembali, perasaan kita bukan hanya tidak senang, kita juga akan bersikap tidak baik terhadapnya atau malah sengaja mencari masalah dengannya. Semua ini adalah virus batin.
Terhadap berbagai kondisi luar, baik itu perkataan orang lain maupun lingkungan yang kita hadapi, perasaan yang kita rasakan hanyalah reaksi batin terhadap kondisi itu. Semuanya dipengaruhi oleh noda batin. Ini disebut virus batin. Melatih diri berarti melakukan pencegahan terhadap virus batin ini. Bagaimanapun kondisi yang kita hadapi setiap hari, sekecil apa pun, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan atau membuat marah, saat kondisi itu muncul, sebagai makhluk awam, kita masih membangkitkan berbagai perasaan terhadapnya.
Perasaan apa pun yang timbul dalam batin kita, entah itu benci, dendam, cinta, ingin, atau berbagai perasaan kompleks lainnya, hendaknya jangan selalu kita simpan di dalam hati. Kondisi apa pun yang muncul, kita harus bisa menyaringnya. Setelah menyaringnya, kita akan tahu bahwa apa yang harus kita lakukan hendaknya kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan apa yang tidak seharusnya kita lakukan hendaknya segera kita singkirkan dari batin kita. Semua ini akan menjadi benih di dalam batin kita. Benih yang baik kita kembangkan dengan sungguh-sungguh. Benih yang buruk harus segera kita singkirkan. Jadi, batin kita bagaikan sepetak sawah. Batin kita bagaikan alam semesta ini.
Di dunia kita saat ini, banyak terjadi pertikaian dan bencana alam. Sesungguhnya, semua ini adalah penyakit. Penyakit di luar batin harus kita atasi dengan praktik nyata saling mengasihi antarsesama manusia. Semua orang harus menghimpun kekuatan untuk membantu dunia ini mengatasi penyakit yang terjadi. Namun, kita harus lebih giat dan tekun dalam mengatasi virus penyakit batin semua orang. Jika virus batin ini tidak dilenyapkan, sulit bagi manusia untuk dapat bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong.
Saudara sekalian, makhluk awam dan Buddha pada dasarnya memiliki hakikat yang sama. Hanya saja, timbulnya sebersit kegelapan batin bagaikan virus dalam batin kita yang membuat kita terus menciptakan karma buruk setiap hari. Kita harus bersyukur kepada para Buddha dan Bodhisatwa yang telah menjadi tabib agung dan memberi obat sesuai penyakit.
Kita harus memiliki tekad yang teguh untuk terjun ke tengah masyarakat dan memerangi virus batin di garis depan. Kita harus menjaga dan merawat semua makhluk. Buddha telah membimbing kita dan menunjukkan obatnya kepada kita agar kita tahu obat apa yang harus digunakan pada saat seperti apa. Kita harus membimbing semua makhluk dengan sabar agar semua makhluk tahu bahwa pada saat ini, obat apa yang harus mereka gunakan. Ini adalah tanggung jawab kita.
“Berhubung tahun ini kondisi wabah sangat parah, Master terus mengatakan bahwa kita harus mendorong orang-orang untuk bervegetaris. Semua orang harus mawas diri dan tulus. Karena itu, kali ini kita sungguh harus lebih aktif mendorong orang-orang untuk bervegetaris,” kata salah seorang pedagang kuliner di Perak, Malaysia.
“Master kami berkata jangan banyak makan daging hewan. Jangan menjalin jodoh buruk dengan hewan. Karena kita ingin makan, hewan dibunuh dan menjadi mayat. Mayat ini lalu kita masukkan ke perut kita. Perut kita akan menjadi kuburan, benar,” kata salah seraong relawan Tzu Chi.
“Di daerah Gerik ini, jumlah vegetarian sangat sedikit; makanan vegetaris juga sulit dicari karena orang-orang merasa bervegetaris berarti makan daging buatan dari tepung. Ini adalah pemikiran kuno. Kami ingin mengubahnya. Sesungguhnya, makanan vegetaris juga sangat lezat,” tutup seorang pedagang kuliner di Perak, Malaysia.
Saudara sekalian, praktisi buddhis hendaknya mengasihi diri sendiri dan orang lain. Terhadap virus batin sendiri, kita harus selalu melakukan pencegahan. Jangan biarkan virus itu merasuk ke dalam batin. Dengan demikian, barulah kita akan memiliki kebijaksanaan yang sempurna dan cemerlang.
Meningkatkan
kewaspadaan terhadap virus batin
Bertobat secara
terbuka demi mengikis karma buruk
Bertekad meneladani
Buddha dan melindungi semua makhluk
Memberi obat yang
sesuai dengan welas asih dan kebijaksanaan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 24 Maret 2020