Ceramah Master Cheng Yen: Bertobat dan Memulai Hidup Baru

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Kita harus selalu mengintrospeksi diri. Kita harus tahu berapa banyak pikiran kita yang membawa manfaat bagi semua makhluk, berapa banyak pikiran yang menyimpang, dan berapa banyak perbuatan kita yang mendatangkan sukacita dan ketenangan. Kita harus mengintrospeksi diri. Kita harus menggenggam kesempatan untuk mengembangkan nilai hidup kita.

Waktu terus berlalu. Saya sering berkata bahwa sebersit pikiran yang menyimpang bisa mendatangkan penyesalan seumur hidup. Kita bisa melihat banyak penyesalan. Insan Tzu Chi menjangkau lembaga pemasyarakatan di Hualien, Taichung, dan Kinmen untuk membimbing para narapidana.

Ini telah dilakukan bertahun-tahun dan kita bisa melihat para narapidana sungguh-sungguh menerima bimbingan kita. Mereka menyerap kebenaran ke dalam hati dan mengintrospeksi diri. Sebersit pikiran yang menyimpang membuat mereka melakukan kesalahan. Akibatnya, mereka terpisah dari orang yang paling disayangi dalam hidup mereka. Hati keluarga mereka juga sangat terluka.

Kini mereka sudah menyadari kesalahan mereka di masa lalu. Setelah memahami kebenaran, mereka menyadari kesalahan mereka di masa lalu dan bisa memperbaiki diri. Memperbaiki diri membutuhkan keberanian, arah yang jelas, serta pendampingan dan bimbingan orang lain. Mereka juga harus sering mengintrospeksi diri. Dengan demikian, barulah mereka bisa kembali pada sifat hakiki yang murni dan membulatkan tekad untuk memperbaiki diri.

doc tzu chi indonesia

Insan Tzu Chi berkunjung secara rutin untuk berbagi Dharma dan mengadakan kegiatan bedah buku agar mereka dapat mempelajari kebenaran yang terkandung di dalam Dharma, seperti penderitaan di dunia ini dan jalan untuk mengakhiri penderitaan. Dengan memperbaiki diri, mereka bisa terbebas dari penderitaan. Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan sangatlah mudah.

Setelah memahami kebenaran, mereka dipenuhi sukacita, tersadarkan, dan turut berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak. Lihatlah para narapidana yang dahulu pernah tersesat dan melukai hati ibu mereka. Kini mereka sepenuh hati memperbaiki diri dan menyadari kesalahan mereka. Ini menyentuh hati banyak orang.

“Setiap kali menontonnya, saya meneteskan air mata. Saya merasakan bahwa para narapidana mempelajarinya dengan sepenuh hati. Mereka telah menyadari kesalahan mereka di masa lalu dan bertobat,” petikan wawancara Liu Shi-tian, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Hualien.

“Saya sudah bertahun-tahun tidak melihat ibu saya. Seiring berlalunya hari demi hari, orang tua saya juga menua. Saya ingin memberi tahu ibu saya bahwa suatu hari nanti, putranya bukan hanya akan kembali, juga akan menjadi orang yang baik,” petikan wawancara seorang narapidana.

doc tzu chi indonesia

Banyak narapidana yang bertobat dengan tulus. Melihat mereka di atas panggung, kita tahu bahwa mereka telah terinspirasi. Kita juga melihat di Lembaga Pemasyarakatan Taichung, kisah hidup narapidana juga ditampilkan lewat pementasan drama.

Mereka bisa melihat kesalahan mereka di masa lalu. Karena sebersit pikiran yang menyimpang, ada yang mengonsumsi narkoba dan tak bisa kembali ke jalan yang benar. Akhirnya, mereka kehilangan kebebasan. Semuanya adalah kisah nyata. Mereka saling menginspirasi dan saling mengingatkan. Begitu berpikiran menyimpang dan melakukan kesalahan, sangat sulit untuk kembali ke jalan yang benar.

Namun, kini mereka memiliki kesempatan. Mereka telah sepenuhnya tersadarkan dan bersedia bersumbangsih. Mereka bertobat dengan tulus. Meski kehilangan kebebasan, mereka juga bersedia berhemat untuk menolong orang yang menderita. Mereka memahami bahwa di dunia ini, ada banyak orang yang menderita dan banyak bencana yang terjadi. Karena itu, mereka juga berdonasi.

doc tzu chi indonesia

Sebagian besar berdonasi dengan prangko. Mereka berdonasi semampu mereka. Niat untuk menolong sesama sangatlah penting. Selain berhemat untuk menolong sesama, mereka juga memperhatikan isu global, seperti pencemaran dan perubahan iklim. Saya berharap semua orang sepaham, sepakat, dan bertindak bersama untuk menyucikan hati manusia.

Dengan demikian, masyarakat baru bisa harmonis dan empat unsur alam bisa selaras. Agar dunia tenteram, pikiran manusia harus selaras. Jika tidak, maka sulit untuk menciptakan dunia yang tenteram. Jika terus hidup boros, maka kita tidak akan bisa menyelaraskan unsur alam dan meredam perubahan iklim.

Kita harus memperbaiki pola hidup kita. Kita harus segera tersadarkan dan menuju arah yang benar. Dengan perubahan kecil, kita bisa mengurangi konsumsi. Jika setiap orang berpikiran benar dan tidak berjalan menyimpang, maka kita bisa meredam perubahan iklim. Kita harus lebih banyak menyucikan hati manusia agar keluarga, masyarakat, dan dunia bisa tenteram.

Sebersit pikiran yang menyimpang membuat orang kehilangan kebebasan
Membimbing para narapidana dengan ketulusan dan kelembutan
Bertobat dengan tulus dan kembali ke jalan yang benar
Berpola hidup sederhana demi melindungi alam

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Januari 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 5 Januari 2018

Editor : Khusnul Khotimah

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -