Ceramah Master Cheng Yen: Berusaha Menyelamatkan Korban Tanpa Rasa Takut
Mereka tidak memedulikan diri
sendiri. Mereka berfokus pada setiap pergantian detik, bukan pergantian tahun.
Apakah mereka bisa merayakan Tahun Baru Imlek? Mereka hanya terus bekerja
setiap saat dan melewati setiap detik dengan susah payah. Sumbangsih mereka
sungguh berharga dan terpuji, sungguh membuat orang tersentuh. Mereka sudah
bekerja keras selama 7 hari. Ketahuilah bahwa dalam beberapa hari ini, banyak
dari mereka yang mengalami luka ringan ataupun luka berat.
Salah seorang anggota tim SAR dari Chiayi terluka akibat penggunaan alat berat. Saat berada dekat sebuah alat berat untuk mendeteksi jejak kehidupan, alat ini bergerak dan membuat sepotong baja terpental keluar dan melukai pahanya. Mulanya, dia tidak menganggap serius lukanya. Namun, tim medis segera memintanya untuk beristirahat dan duduk untuk diobati lukanya. Setelah lukanya diobati dan dibalut, dia tidak membuang-buang waktu dan segera kembali bekerja. Meski harus berjalan dengan pincang, dia tetap bekerja di tengah reruntuhan dan tidak memedulikan dirinya sendiri demi menyelamatkan orang lain.
Di dalam Sutra Makna Tanpa Batas bab
Sepuluh Pahala, pada bagian pahala ketiga terdapat sebuah penggalan yang
berbunyi, "Tidak takut terhadap kelahiran dan kematian." Keberanian
ini ada karena welas asih terhadap semua makhluk. Demi menyelamatkan orang
lain, mereka mengesampingkan keselamatan diri. Mereka tetap bekerja dengan
berani. Inilah hati Bodhisatwa. Mereka berbelas kasih terhadap semua makhluk
dan memiliki keberanian di dalam Dharma. Menyelamatkan orang lain adalah
Dharma. Mereka juga telah dilatih untuk kebutuhan darurat seperti saat ini. Mereka
terjun ke lokasi yang paling berbahaya untuk menyelamatkan orang. Untuk itu,
mereka dilatih.
Melihatnya, kita juga merasa sedih. Semua
orang bagai satu keluarga. Kita semua telah berusaha maksimal untuk menyelamatkan
korban. Namun, kita juga menyesalkan banyaknya korban yang tidak terselamatkan.
Dalam bencana ini, para anggota tim penyelamat bekerja bagai menyelamatkan keluarga
sendiri. Mereka sudah berusaha maksimal. Kita sudah melihat mereka bekerja
dengan berani, dengan semangat Bodhisattva yang tak kenal takut. Mereka sungguh
telah mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan secara bersamaan demi mencari
cara untuk meminimalisasi jumlah korban dan menyelamatkan lebih banyak orang.
Inilah kesungguhan hati mereka.
Para insan Tzu Chi beserta para sukarelawan organisasi lain juga terus memberikan pendampingan. Di berbagai rumah sakit, kita terus melakukan pendampingan. Begitu pula di rumah duka. Hingga semalam apa pun, mereka terus bergiliran untuk mendampingi keluarga korban. Mereka menganggap semua orang di dunia bagai keluarga sendiri. Inilah wujud cinta kasih tanpa pamrih yang sangat menyentuh. Saya juga sangat bersyukur atas hal ini. Selain memberi penghiburan dan mengadakan doa bersama, insan Tzu Chi dari utara, tengah, dan selatan Taiwan juga telah tiba di Tainan dan merencanakan kunjungan kasih bagi 3.446 kepala keluarga. Bagi keluarga yang rumahnya rusak akibat gempa, relawan akan menyurvei tingkat kerusakannya dan memahami kondisi keluarga itu. Inilah perhatian yang akan kita berikan. Hari ini adalah hari ketujuh pascagempa.
Asosiasi Buddhis Republik Tiongkok juga mengundang lebih dari 100 anggota Sangha untuk datang ke Tainan. Hari ini, mereka akan menggelar upacara bagi korban dan keluarganya. Semoga berkat upacara ini, para korban dan keluarga mendapat ketenangan. Di sana insan Tzu Chi bertanggung jawab untuk menyambut dan melayani para anggota Sangha yang datang dari berbagai daerah ini dapat tinggal dengan nyaman dan tercukupi segala kebutuhannya. Inilah tanggung jawab insan Tzu Chi di Tainan. Semua orang telah rela bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga. Semoga dunia ini aman dan tenteram.
Berlomba dengan waktu detik demi detik
Berusaha menyelamatkan korban tanpa peduli keselamatan diri
Bodhisatwa berbelas kasih terhadap orang yang menderita
Persamuhan Dharma digelar untuk membawa ketenangan bagi korban dan keluarga
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina