Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris, Berdoa, dan Menghimpun Karma Baik

Setiap hari, saya merasa khawatir. Saya mengkhawatirkan empat unsur alam yang tidak selaras. Kita bisa melihat banjir di mana-mana. Di mana pun banjir terjadi, saya mengkhawatirkan kondisi di sana. Bagi orang yang rumahnya kebanjiran, bagaimana mereka menjalani hidup?

Saat banjir surut, banyak lumpur dan sampah yang tertinggal sehingga harus dibersihkan. Siapa yang akan memperhatikan lansia sebatang kara? Semua ini sangat mengkhawatirkan.

Selain itu, juga ada tanah longsor yang membawa dampak bencana serius. Ada pula lokasi bencana yang jauh dari kita, tidak terdapat relawan Tzu Chi di sana, dan tidak dapat kita jangkau. Itu membuat saya semakin khawatir. Singkat kata, kita bisa melihat ketidakselarasan unsur tanah, air, api, dan angin. Kapan bencana seperti ini akan berakhir?

Kita juga melihat bencana kebakaran. Lihatlah kebakaran hutan di California, AS. Sungguh, saya mengikuti perkembangan di sana setiap hari. Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah asap yang tebal. Pada malam hari, langit berwarna merah jingga. Pada siang hari, langit berwarna kuning karena diselimuti asap. Sungguh, semua orang harus meningkatkan kewaspadaan.

Setiap hari, saya juga mengulas tentang pandemi COVID-19 yang membuat orang tidak berdaya. Di seluruh dunia, semua orang khawatir bahwa penyebaran pandemi akan memanas dan mungkin akan ada gelombang berikutnya. Pandemi ini termasuk bencana wabah penyakit. Melihat banyaknya penderitaan di dunia ini, saya tentu merasa khawatir. Tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau membuat saya semakin khawatir. Namun, kita tetap harus berusaha.


Berhubung terdapat banyak penderitaan di dunia ini, kita harus merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia. Saya terus menyerukan untuk merekrut Bodhisatwa dunia di setiap negara. Di wilayah yang dilanda bencana sekarang, kita memberikan bantuan sekaligus menginspirasi relawan setempat. Bertambahnya satu relawan berarti bertambah sepasang tangan dan sepasang mata sehingga kita bisa memandang semakin luas dan menolong lebih banyak orang.

“Yang terkena dampak pandemi COVID-19 bukan hanya kami, melainkan orang-orang dari berbagai profesi dan bidang usaha. Namun, dampak bagi kami, penyandang disabilitas, lebih besar. Kami sebagian besar bekerja di bidang pelayanan. Tanpa wisatawan, kami tak punya penghasilan. Kami bahkan tidak punya biaya untuk pengeluaran sehari-hari,” tutur Ol Bunthoeun, penyandang disabilitas.

“Baik menuntun mereka maupun membantu mereka membawa barang bantuan ke kendaraan, semuanya membuat saya sangat gembira karena saya benar-benar membantu mereka. Melihat mereka tersenyum, saya juga merasa gembira,” ujar Long Mey, relawan Tzu Chi.

“Setelah pandemi merebak, kami semua berhenti bekerja sehingga sama sekali tidak ada penghasilan. Beras dan dana bantuan yang diberikan Tzu Chi cukup untuk 3-4 minggu bagi keluarga kami,” kata Pov Thearith, Penyandang tunanetra.

 

Saat relawan Tzu Chi berseragam biru putih muncul, orang yang membutuhkan akan tertolong. Ini merupakan kekuatan cinta kasih. Mengapa banyak bencana yang terjadi di dunia ini? Kita yang hidup di wilayah yang tenteram hendaklah bersyukur. Selain bersyukur, kita juga harus saling menghormati dan mengasihi. Saat ini, inilah yang harus dilakukan oleh semua orang, terlebih insan Tzu Chi.

“Kami mengkhawatirkan warga di sekitar Waduk Wangjiaba karena tahu bahwa sawah kalian terendam air. Hidup di area yang rawan banjir ini, kehidupan kalian penuh ketidakleluasaan. Kalian juga harus menghadapi rekonstruksi pascabanjir. Kami berharap dapat membuat semua orang di sini tidak merasa kesepian,” ujar Chu Ying, relawan Tzu Chi.

“Ada apa? Jangan menangis. Ayo, kita berpelukan,” kata seorang relawan

“Cuaca sepanas ini, kalian masih datang. Masih ada?” kata seorang warga.

“Ada. Di belakang masih ada,” jawab relawan tersebut.

“Kami membawa sekantong penuh berkah untukmu. Kami membawa berkah ke rumahmu,” kata relawan lainnya.

Kita semua adalah penghuni Bumi. Kita semua tinggal di Bumi ini dan memandang langit yang sama. Jadi, kita yang hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama hendaklah membangkitkan kepedulian. Pada saat yang sama, kita juga harus berdoa dengan tulus bagi orang-orang yang dikelilingi mara bahaya.

 

Kita berharap dapat membawa manfaat bagi orang-orang yang tidak dapat kita jangkau dengan doa yang tulus. Kita berharap gema doa semua orang dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Bagaimana kita menunjukkan ketulusan? Saya terus berkata bahwa kita harus bervegetaris. Saat terjadi bencana di dunia ini, semua orang hendaknya saling memperhatikan dan berdoa demi Negara dan orang-orang yang terkena dampak bencana.

Jika orang lain tenteram, kita juga akan tenteram karena semua orang menghirup udara yang sama serta hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama, hanya terpisah oleh jarak yang jauh. Jadi, kita harus berdoa semoga dunia tenteram.

Kebakaran hutan terus terjadi dan temperatur Bumi terus meningkat. Karena itu, bencana akibat perubahan iklim semakin kerap terjadi. Jadi, semua orang di dunia ini saling berkaitan. Kita harus sungguh-sungguh berdoa semoga dunia tenteram dan bebas dari bencana, semua orang aman dan selamat, dan masyarakat harmonis. Dengan demikian, barulah kita bisa hidup tenteram. Intinya, kita harus bersungguh hati.

Belakangan ini, Amerika Serikat dilanda bencana wabah penyakit dan bencana alam. Ini sungguh mengkhawatirkan. Bukan hanya AS, negara lain pun demikian. Baik Spanyol, Brasil, negara anggota Uni Eropa, maupun berbagai negara lainnya di lima benua, semuanya dilanda bencana.

Kita yang masih hidup tenteram hendaknya bersyukur sekaligus berdoa semoga dunia tenteram dan bebas dari bencana. Di mana pun berada, kita bisa berdoa dengan hati yang tulus.

Ketidakselarasan empat unsur alam menimbulkan penderitaan
Menyerukan untuk merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia
Tulus berdoa dan menggalakkan vegetarisme
Gema doa yang tulus dan dilandasi niat baik menjangkau para dewa

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 September 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 September 2020
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -