Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris, Bertobat, dan Bersumbangsih dengan Tulus
Di
seluruh dunia, ada banyak negara yang dilanda ketegangan, ketakutan, dan
penderitaan pada saat yang bersamaan. Saat ini, ada berapa banyak orang di
berapa banyak negara yang menderita? Ini sungguh tak terbayangkan. Lewat siaran
berita, kita bisa melihat dan mendengar betapa menderitanya mereka.
Kita
bisa melihat Texas yang dilanda badai, banjir, dan topan tornado. Ini sungguh
mengkhawatirkan. Kini kondisi di Houston, Texas sangat mengkhawatirkan. Buddha
terus mengingatkan kita bahwa ketidakkekalan bisa datang dalam sekejap. Bukankah
ini membuktikan bahwa ketidakkekalan datang dalam sekejap?
Entah
kapan ketidakkekalan akan terjadi. Dalam ceramah pagi, saya juga mengulas bahwa
di dunia yang penuh penderitaan ini, kita menciptakan berbagai jenis karma
buruk, baik besar maupun kecil. Lewat tutur kata dan pikiran, kita bisa menciptakan
noda batin dan karma buruk. Ketamakan kecil menciptakan karma buruk kecil. Lama-kelamaan,
ini juga akan terakumulasi menjadi kekuatan besar.
Jadi, di Dunia Saha ini, terdapat berbagai jenis karma buruk. Orang kaya ataupun miskin, semuanya hidup di dunia ini. Ada orang yang sungguh sangat kaya. Namun, saya merasa heran, meski sudah sangat kaya, banyak di antara mereka yang tidak merasa puas. Mereka menderita karena takut kehilangan. Karena khawatir akan kehilangan harta kekayaan mereka, mereka berusaha menjaganya.
Saat
bencana terjadi, mereka sangat panik. Mereka memiliki banyak kerisauan sehingga
tidak bisa bernapas lega. Mereka tidak bisa berpikiran terbuka sehingga harta
kekayaan mereka menjadi kerisauan besar bagi mereka. Mereka sangat tersiksa karena
melekat pada harta kekayaan dan membuat diri sendiri terbelenggu. Orang kaya
belum tentu bisa hidup damai dan tenang.
Singkat
kata, kita harus memahami kebenaran dan membentangkan jalan untuk kehidupan
mendatang. Jika kita hidup aman dan tenteram serta dapat bersumbangsih bagi
orang lain, maka setiap tetes sumbangsih kita akan tersimpan di dalam gudang
berkah kita. Kita akan sering merasa damai dan tenang karena teringat bahwa
kita pernah bersumbangsih bagi orang yang menderita dan turut mengerahkan
kekuatan untuk menolong orang yang membutuhkan.
Berkat
sumbangsih kita, orang-orang bisa memperoleh makanan, pakaian, dan tempat
tinggal. Setidaknya, kita bisa merasakan bahwa kita telah mencurahkan cinta
kasih kepada mereka. Berkah yang kita ciptakan tidak berwujud, tetapi akan
membuat batin kita sangat kaya. Kekayaan batin adalah kekayaan yang paling
awet. Untuk membangkitkan kekayaan batin, kita harus menjalin jodoh baik
terlebih dahulu.
Kini,
kita sungguh harus membangkitkan cinta kasih. Sesungguhnya, setelah Texas
dilanda bencana, bukan hanya warga Amerika Serikat yang harus bergerak untuk
memberikan bantuan, semua orang di seluruh dunia juga harus mendoakan korban
bencana dengan tulus. Semoga ketulusan semua orang bisa menjangkau para Buddha dan
Makhluk Pelindung Dharma. Semoga kekuatan bencana kali ini dapat melemah dan
berlalu secepat mungkin.
Selain
itu, setiap orang juga harus bersumbangsih dengan cinta kasih. Tidak peduli
besar ataupun kecil, dengan bersumbangsih, berarti kita membasahi ladang batin
kita dengan mata air cinta kasih. Kita harus bersumbangsih agar memiliki
kesempatan untuk membasahi ladang batin kita yang kering. Ini membutuhkan usaha
masing-masing. Kita sungguh harus menciptakan berkah. Meski kekuatan kita tidak
besar, kita tetap harus bersumbangsih dengan cinta kasih.
Selain
warga Amerika Serikat, orang-orang di seluruh dunia juga harus memiliki
perasaan senasib dan sepenanggungan. Jangan berpikir bahwa kita dipenuhi berkah
karena ketidakkekalan bisa datang kapan saja. Ketidakkekalan tidak memandang
kaya atau miskin. Baik kaya maupun miskin, semuanya tidak terhindar dari
bencana alam.
Setelah
menyadari ketidakkekalan, kita harus membuka hati untuk menyerap Dharma ke
dalam hati dan memahami kebenaran. Dengan demikian, kita tidak akan terlahir di
tiga alam rendah. Jangan mengira bahwa tidak ada alam neraka karena kita tidak
bisa melihatnya. Kita bisa melihat warga Sierra Leone dan berbagai negara
lainnya di Afrika Barat dan Timur yang hidup di tengah kondisi sulit selama
bertahun-tahun. Selain itu, peperangan dan kemiskinan juga mendatangkan banyak
penderitaan.
Bodhisatwa
sekalian, kita sungguh harus membangkitkan tekad dan ketulusan. Sejak
bertahun-tahun yang lalu, kita mengimbau orang-orang untuk bervegetaris dan
melakukan pertobatan besar. Kini, setiap orang harus bertobat, bermawas diri,
dan berhati tulus. Berhubung kini bencana alam terjadi di seluruh dunia, kita
harus bermawas diri dan berhati tulus.
Hal-hal
yang terjadi di seluruh dunia sangatlah banyak. Singkat kata, semua orang harus
memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan serta berdoa bagi para korban
bencana di seluruh dunia. Kita akan mulai menjalankan penyaluran bantuan
internasional.
Ketidakkekalan yang datang dalam
sekejap merusak rumah dan mendatangkan penderitaan
Manusia menciptakan berbagai jenis
karma buruk di dunia yang penuh penderitaan
Mencurahkan cinta kasih dengan
perasaan senasib dan sepenanggungan
Bervegetaris,
bertobat, dan berdoa dengan tulus
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Agustus 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina