Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris dalam Keseharian dan Membina Kebajikan

Kita harus sangat bersungguh hati. Buddha mengajari kita untuk kembali pada sifat hakiki, berpikiran murni, dan membina cinta kasih yang tulus. Dengan cinta kasih yang tulus ini, kita mengasihi semua orang, hewan, dan semua kehidupan. Sudahkah kita bervegetaris dan menaati sila? Tanyakanlah pada diri sendiri. Sebagai umat Buddha, kita harus menjaga kemurnian pikiran dan ketulusan cinta kasih serta bervegetaris dalam kehidupan sehari-hari.

Bervegetaris tidaklah sulit. Itu tidak akan memengaruhi kehidupan kita. Sebaliknya, itu dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan menjaga kesehatan tubuh kita. Kita juga akan merasa damai dan tenang karena tidak berutang pada makhluk lain.

Selama beberapa waktu ini, seluruh dunia telah terkena dampak dari pandemi COVID-19. Setiap orang hendaknya tersadarkan. Pandemi ini merupakan isu global. Setiap orang bisa merasakannya dan sangat takut. Bencana telah terjadi, bisakah kita tidak tersadarkan? Kita hendaknya tersadarkan dan bertobat.

Setelah tersadarkan, kita harus bertobat. Karma buruk kolektif semua makhluk telah menimbulkan pandemic yang membawa dampak serius bagi orang-orang di seluruh dunia. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, inilah yang terjadi sekarang. Jadi, kita hendaknya mengingat pelajaran besar ini. Ini merupakan suatu kesempatan bagi kita untuk mengambil pelajaran besar.

 

Orang yang bijaksana hendaknya bersyukur dan memetik hikmah darinya untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita harus mengubah pengetahuan umum menjadi kebijaksanaan. Pandemi ini membawa pelajaran besar yang dapat membangkitkan kebijaksanaan. Jadi, kita harus ingat untuk bervegetaris dalam keseharian. Kita harus kembali pada sifat hakiki, berpikiran murni, dan membangkitkan cinta kasih universal yang tulus.

Buddha berkata, “Sungguh menakjubkan. Semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan.” Bukan hanya manusia, melainkan semua makhluk. Semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Hanya saja, sesuai hukum karma, semua makhluk di lima alam kehidupan, termasuk manusia dan hewan, mengalami kelahiran kembali. Semua makhluk hidup akan terlahir kembali di alam manusia jika mereka melakukan kebaikan di kehidupan lampau.

Orang-orang yang kurang beruntung hidup kekurangan dan menderita. Karena kekuatan karma, kehidupan setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang hidup menderita, ada pula yang hidup bahagia. Sebagian orang hidup berada dan bahagia karena dipenuhi berkah. Orang yang menanam benih karma baik akan hidup bahagia dan penuh berkah.


Sebaliknya, orang yang tidak menanam benih karma baik akan hidup menderita. Meski memiliki anggota keluarga, mereka juga akan saling menyiksa. Inilah hukum karma yang diajarkan oleh Buddha. Kita memandang dunia ini dengan hati Buddha yang penuh welas asih. Selain itu, kita juga mengasihi dan menghibur semua makhluk, termasuk orang-orang yang terkena dampak wabah kali ini.

Kita harus menyerap ajaran Buddha dan mengasihi semua makhluk, termasuk hewan. Dengan mengasihi semua kehidupan, kita juga menghormati diri sendiri. Dengan mengonsumsi tanaman pangan yang bergizi, kita bisa menjernihkan fisik dan batin kita. Kita tidak terbebani karena tidak berutang dan tubuh kita juga sehat.

Kita akan terbebani dan berutang jika mengonsumsi daging. Jika mengonsumsi daging, kita harus membayarnya dua kali lipat. Berapa hewan yang dikonsumsi di kehidupan ini, kita harus membayarnya dua kali lipat di kehidupan mendatang. Jadi, mengonsumsi daging membuat kita berutang. Jika bervegetaris, kita tidak akan berutang, kelangsungan hidup kita juga tidak terganggu. Karena itulah, Buddha mengajari kita untuk bervegetaris.


Kita harus mengambil pelajaran besar dari pandemi ini. Kita harus bervegetaris dalam keseharian. Bervegetaris, inilah yang hendaknya kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kemurnian pikiran dan ketulusan cinta kasih. Inilah yang Buddha ajarkan pada kita. Kita harus meneladani Buddha. Memandang semua orang dengan hati Buddha, semua orang adalah Buddha.

Memandang semua makhluk dengan hati Buddha, semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Jadi, kita harus tahu jelas bahwa kita harus bervegetaris dalam keseharian dengan hati yang tulus serta menjaga kemurnian pikiran dan ketulusan cinta kasih. Kita harus memperlakukan semua makhluk dengan hati Buddha. Demikianlah kita menapaki Jalan Bodhisatwa.

Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita memandang dunia ini dengan hati Buddha dan berbagi Dharma untuk menyadarkan orang-orang yang hidup di tengah delusi. Pandemi ini merupakan kesempatan bagi kita untuk menggalakkan pelatihan diri dan vegetarisme. Menghadapi pandemi kali ini, saya berharap semua orang dapat mengubah pola pikir, menuju arah yang baik, terjun ke tengah masyarakat dengan cinta kasih yang tulus, serta mengasihi sesama manusia dan semua makhluk.

Berpikiran murni, bervegetaris, dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Mengasihi semua makhluk dan menjalin jodoh baik
Sadar akan karma buruk kolektif dan bertobat
Mengambil pelajaran besar dengan hati yang tulus

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 Mei 2020            
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 3 Mei 2020
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -