Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris dalam Keseharian
“Penularan massal COVID-19 terjadi di gereja, restoran, pasar, dan sekolah, baru menyebar ke komunitas. Saat ini merupakan tahap awal lonjakan wabah COVID-19. Pemerintah sudah bersiaga untuk menanganinya dan berbagai departemen akan bekerja sama untuk mencegah penyebaran virus penyakit,” kata Park Neung-hoo, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan.
Saya terus mendengar bahwa di seluruh dunia, jumlah kasus positif COVID-19 belum menurun. Kita juga melihat di seluruh dunia, muncul pandemi COVID-19 gelombang kedua yang menyerang banyak orang dengan cepat. WHO telah memperingatkan bahwa mutasi virus penyakit gelombang kedua ini akan semakin beragam dan semakin sulit ditangani. Jadi, terhadap wabah COVID-19, kita harus meningkatkan kewaspadaan.
Saya terus mengingatkan orang-orang untuk bervegetaris dan mengendalikan nafsu keinginan, terlebih nafsu makan. Cita rasa makanan hanya bertahan beberapa detik di dalam mulut. Akan tetapi, banyak orang yang tidak dapat mengendalikan nafsu makan sehingga karma buruk membunuh semakin besar dari hari ke hari. Setiap detik, lebih dari 2.000 nyawa melayang karena nafsu makan manusia.
Dengan membuka mulut saja, manusia membuat lebih dari 2.000 ekor hewan disembelih setiap detik. Jadi, setiap hari, lebih dari 200 juta ekor hewan disembelih. Jadi, demi makan saja, manusia menciptakan karma buruk membunuh yang besar. Saat akan disembelih, hewan-hewan itu berteriak dengan rasa benci dan dendam yang kuat.
Karena itulah, saya sering berkata bahwa dengan mempraktikkan segala kebajikan, barulah kita bisa menghalau bencana. Setiap kali wabah penyakit menyerang, saya selalu mengimbau orang-orang untuk membina cinta kasih dalam jangka panjang serta mengasihi dan melindungi kehidupan dalam keseharian hingga menjadi kebiasaan. Dengan demikian, wabah penyakit tidak akan kembali memanas berselang beberapa waktu.
Wabah penyakit yang memanas selalu mendatangkan bahaya, bahkan semakin berbahaya. Jika setiap orang bisa selalu bervegetaris, mengasihi dan melindungi kehidupan, serta membina cinta kasih, berarti kita menciptakan pahala. Kita harus menciptakan pahala. Dengan berpola hidup hemat, membina cinta kasih, dan melindungi kehidupan, barulah kita bisa menghalau bencana dan menciptakan berkah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus memiliki pengetahuan, pandangan, dan pikiran benar. Kita juga harus memiliki keyakinan benar dan memupuk cinta kasih di dalam hati, baru bisa berdoa bagi dunia. Pandemi kali ini membawa pelajaran besar bagi kita. Kita harus memetik hikmah darinya, bermawas diri, serta bertekad dan berikrar untuk bervegetaris dan menaati sila. Dengan menaati sila, kita tidak akan membunuh.
Jangan membangkitkan niat membunuh. Dengan tidak membunuh, kita tidak akan mengonsumsi daging. Jika kita tidak mengonsumsi daging, tentu hewan-hewan tidak akan disembelih. Kita hendaknya menginspirasi lebih banyak orang untuk bervegetaris. Pola makan vegetaris adalah pola makan yang menyehatkan.
Vegetarisme bukan hanya digalakkan di sini. Mendengar saya menggalakkan vegetarisme, kini insan Tzu Chi di seluruh dunia juga menggalakkan vegetarisme.
“Menghadapi pandemi kali ini, kita mewujudkan cinta kasih dalam tindakan nyata dan bekerja sama dengan harmonis untuk menyiapkan nasi kotak vegetaris,” kata Wu Qiu-lin, relawan Tzu Chi.
“Kita harus melakukannya dengan cinta kasih dan sukacita. Jika merasa bahwa makanan vegetaris lezat, mereka akan terus bervegetaris,” ujar Bhiksu Da Zheng, Pengurus Vihara Guangyuan.
“Saya harap semua orang dapat mendukung penggalakan vegetarisme dengan bervegetaris sekali dalam sehari atau seminggu hingga akhirnya menjadi seorang vegetarian,” kata Yang Zhong-yi, lurah Gangwei.
“Para pedagang sangat kooperatif dan antusias. Dalam kesempatan ini, kita mengadakan acara doa di pasar sayuran dan buah-buahan dengan harapan semua orang tenteram dan dipenuhi berkah,” kata Du Wei-xian, relawan Tzu Chi.
Para anggota Sangha juga menggenggam waktu untuk menggalakkan vegetarisme. Dengan partisipasi para anggota Sangha, orang yang terinspirasi akan semakin banyak. Mereka dapat mengimbau setiap keluarga untuk bervegetaris dan berhenti membunuh hewan. Ini dapat membangkitkan kekuatan kebajikan. Jadi, untuk menghalau bencana, kita harus terlebih dahulu memperbaiki kondisi lingkungan. Kita harus bertindak secara nyata.
Kita harus berdoa dengan tulus bagi dunia semoga pandemi ini dapat mereda dan berakhir, iklim dapat bersahabat, dan bencana dapat berkurang. Agar semua orang hidup tenteram, kita harus bervegetaris dengan tulus. Kita harus bertekad untuk bervegetaris dalam keseharian. Dengan adanya kesadaran seperti ini, barulah kita memiliki kekuatan. Jika hanya segelintir orang yang berdoa, gema doa mereka tidak akan bisa menjangkau para Buddha dan dewa. Jadi, dibutuhkan partisipasi banyak orang.
Bukankah kita berdoa setiap hari dengan harapan gema doa kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa? Suara segelintir orang sangatlah kecil. Dibutuhkan banyak orang untuk berdoa bersama agar gema doa semua orang dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa serta energi kebaikan dapat menyebar ke seluruh dunia.
Intinya, kita harus senantiasa bersungguh hati, membina cinta kasih, dan menyebarkan Dharma di dunia ini untuk membangkitkan cinta kasih menyeluruh semua orang. Untuk melindungi kehidupan, kita harus menjaga mulut kita. Jangan biarkan mulut kita menciptakan karma buruk dengan mengonsumsi daging. Itu sangatlah kejam.
Kita harus bertutur kata baik dan jangan membangkitkan niat untuk mengonsumsi daging. Bertutur kata baik dan mengonsumsi daging hewan adalah dua hal yang bertentangan. Kita harus melindungi kehidupan, hati, dan cinta kasih. Kita harus bermawas diri dan tersadarkan serta menginspirasi lebih banyak orang. Mari kita lebih bersungguh hati setiap waktu.
Mengasihi dan melindungi
kehidupan hingga menjadi kebiasaan
Bervegetaris dan berhenti
membunuh hewan demi memupuk berkah
Bersungguh hati menjaga
tubuh, mulut, dan pikiran
Meredam
wabah penyakit dengan memperbaiki tabiat buruk dan berbuat baik
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Agustus 2020