Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris demi Kelestarian Alam
Curah hujan tidak merata. Empat musim tidak lagi teratur sehingga ada daerah yang kekeringan, sementara ada daerah yang kebanjiran. Dengan bahasa masa kini, ini disebabkan oleh efek rumah kaca.
Kondisi alam sudah tidak normal. Iklim sudah berubah. Cuaca pun menjadi tidak normal. Sungguh, bencana tanah, air, api, dan angin dapat merusak Bumi, umat manusia, dan semua makhluk. Keselarasan empat unsur adalah berkah bagi umat manusia karena tanaman pangan tumbuh melimpah. Inilah yang sangat kita butuhkan.
Tanpa keselarasan unsur alam, bencana akan terjadi. Apa penyebab bencana ini? Ini tak lepas dari ketamakan. Akibat kegelapan dan noda batin kita, kita telah menciptakan rintangan karma buruk yang tak terhitung. Banyaknya karma buruk ini bersumber pada ketamakan. Banyak orang tamak akan cita rasa makanan sehingga memakan segala jenis daging hewan. Sungguh, yang kuat memakan yang lemah. Makhluk hidup manakah yang tak bernyawa?
Manusia telah memakan berbagai jenis hewan di dunia. Bayangkan, bukankah ini menciptakan karma buruk? Tentu saja. Akibat ketamakan kita terhadap cita rasa makanan, banyak hewan telah dibunuh. Kenyataannya, banyak bencana alam dan ulah manusia disebabkan oleh manusia sendiri. Jika semua makhluk di dunia dapat hidup berdampingan dan berinteraksi dengan damai, dunia ini akan menjadi indah.
Jika ada orang yang dapat mendorong semua orang untuk saling mengasihi, setiap keluarga akan dipenuhi kebahagiaan. Jadi, kita hendaknya dapat menyayangi hewan dan tidak membunuh makhluk hidup.
Sebagian orang berkata, "Hewan memang ditakdirkan untuk dimakan manusia." Siapa bilang? Pernyataan ini tidak ada dasarnya.
Begitu banyak unggas terus dikembangbiakkan oleh peternak. Bayangkan, hewan-hewan itu distimulasi untuk terus bertelur. Kini, peternakan menggunakan pengeraman buatan. Telur tidak perlu dierami oleh ayam betina. Dengan pengeraman buatan, jumlah produksi dapat ditingkatkan. Bayangkan, jangan berkata bahwa jika tidak dimakan manusia, hewan akan bertambah sangat banyak. Tidak begitu. Manusialah yang mengembangbiakkan hewan ternak sehingga hewan ternak bertambah banyak dan kita harus menyisihkan tanaman pangan untuk dijadikan pakan ternak.
Baik kambing, sapi, kuda, maupun hewan lainnya yang diternak demi memenuhi permintaan akan daging, berapa banyak pakan yang hewan-hewan ini butuhkan? Sapi, kambing, dan kuda harus dipelihara di lahan yang luas. Untuk membuka lahan yang luas ini, manusia harus menebang hutan. Banyak hutan ditebang untuk dijadikan lahan peternakan.
Jika kita memelihara ayam atau bebek, kita harus memberi pakan dari tanaman atau biji-bijian yang sedianya dapat dikonsumsi manusia. Jika kita dapat berhenti beternak atau mengembangbiakkan hewan dengan cara-cara yang tidak alami, membiarkan hewan hidup bebas di habitatnya, hewan-hewan itu juga dapat mencari makan sendiri. Kita tidak perlu mengalokasikan makanan manusia dalam jumlah besar untuk dijadikan pakan hewan ternak.
Selain itu, limbah kotoran hewan ternak juga banyak. Limbah kotoran ini dapat mencemari tanah dan sumber air. Akibatnya, manusia akan sulit mencari air bersih untuk minum karena kualitas air tanah telah tercemar oleh limbah kotoran ternak. Ini adalah sebuah siklus yang buruk. Karena ingin makan daging, manusia harus beternak dan mengalokasikan pakan. Dengan besarnya kebutuhan pakan, tanaman pangan untuk konsumsi manusia harus dialokasikan untuk peternakan.
Selain masalah pakan, limbah kotoran ternak juga mencemari tanah sehingga tak dapat lagi ditanami. Dengan demikian, produksi tanaman pangan dan ketersediaan air bersih akan terancam. Jadi, hanya dalam hal makan saja, kita dapat mempelajari prinsip kebenaran yang besar.
Saudara sekalian, jangan kalian berpikir bahwa saya setiap hari hanya membahas tentang ketamakan. Sesungguhnya, hidup di dunia ini, kita jarang memperhatikan bahwa di dalam keseharian, kita sering menanam karma buruk. Jadi, kita harus berusaha untuk mawas diri.
Mengenai makan, penyakit masuk melalui mulut. Dahulu, saat wabah SARS merebak, semua orang ketakutan. Takut juga tiada gunanya. Jadi, saya mengajak semua orang untuk mawas diri, bervegetaris, dan tidak makan daging makhluk hidup.
Pola hidup vegetaris sesungguhnya menyehatkan. Dengan bervegetaris, pikiran kita akan lebih jernih dan tubuh kita akan lebih sehat. Itulah mengapa makanan vegetaris disebut sebagai makanan pelatihan diri dan makanan sehat. Jika lebih banyak orang bervegetaris, pembunuhan hewan akan berkurang. Manusia membunuh hewan demi memakan dagingnya. Untuk itu pula, manusia beternak hewan. Ini adalah sebuah siklus yang buruk.
Para anggota Sangha menjalankan pola hidup vegetaris. Umat perumah tangga pun hendaknya mengasihi diri sendiri dan makhluk lain. Bervegetaris berarti mengembangkan welas asih dan cinta kasih. Kita tidak tega memakan daging makhluk lain. Ini berarti kita mengembangkan cinta kasih dan membuat hati kita semakin penuh kehangatan. Orang yang makan daging cenderung emosional dan mudah marah. Jadi, jika kita bervegetaris, temperamen kita akan lebih halus sedikit.
Lihatlah, sapi adalah herbivor. Lihatlah betapa lembut dan tenangnya mereka. Harimau adalah karnivor. Lihatlah, mereka begitu buas. Sapi juga sangat bertenaga. Intinya, bervegetaris pasti bermanfaat dan tidak akan merugikan kesehatan. Ini mungkin juga dapat membantu meredam perubahan iklim, membuat alam lebih bersih, menjaga kelestarian sumber air, serta membuat iklim dan cuaca kembali normal.
Bencana yang
terus terjadi bermula dari pikiran
Ketamakan akan
cita rasa membuat manusia membunuh makhluk hidup lain
Mengembangkan
welas asih demi melindungi kehidupan dan melestarikan alam
Bervegetaris dan
mengurangi nafsu keinginan demi menciptakan siklus kebajikan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 22 Maret 2020